kamu, sisa cokelat percakapan kita, yang nodanya enggan hilang melewati masa.
kamu, guguran daun dibawah kanopi pohon, yang menjadi serpihan ketika diterbangkan angin siang
kamu, bantal yang basah, dengan ikhlas menjadi lembab di keheningan malam, untuk pelegaan rasa pesakitan. tempat cerita yang selamanya tak kan terdengar
kamu, tetesan hujan di bekunya malam, membawa kenangan
kamu, ujung kuku yang patah, terkikir gigi karna kekhawatiran
kamu, tembok kusam di kelas itu, penonton lelucon takdir akan kisah yang tak tersampaikan
kamu, bayangan yang meninggalkan pemiliknya, akhirnya bebas
kamu, pembuat senyuman gadis bermata sembab di refleksi kaca pagi ini yang berkata "aku lebih kuat sekarang"
kamu, guguran daun dibawah kanopi pohon, yang menjadi serpihan ketika diterbangkan angin siang
kamu, bantal yang basah, dengan ikhlas menjadi lembab di keheningan malam, untuk pelegaan rasa pesakitan. tempat cerita yang selamanya tak kan terdengar
kamu, tetesan hujan di bekunya malam, membawa kenangan
kamu, ujung kuku yang patah, terkikir gigi karna kekhawatiran
kamu, tembok kusam di kelas itu, penonton lelucon takdir akan kisah yang tak tersampaikan
kamu, bayangan yang meninggalkan pemiliknya, akhirnya bebas
kamu, pembuat senyuman gadis bermata sembab di refleksi kaca pagi ini yang berkata "aku lebih kuat sekarang"
0 comments