assalamualaikuuuuuum semuaa!!! heyho!!! this is a superb holidayy!! yaaaaaay!!!!!!!!, mudah mudahan tanda seru disamping bisa mewakilkan perasaan gue yang sangat amaaaaaaat bersemangat hari ini, huahahaha. salahkan bubur sum sum buatan mama yang ternyata nyam sekali sampai gue kelebihan energi. sebenarnya ya, kalo bleh jujur liburan kali ini sangat amat "belajar dirumah" karna berhubung ternyata UAN akan diadakan tanggal 28 maret, dan sekarang, disini, duduk dengan manisnya gue malah asik memposting sesuatu yang isinya, you know lah, curhat -,- *harakiri* *harakanan* *joget gangnam pake tutu*. dan kalian heran kenapa sekarang gue sebahagia ini? ya kebahagiaan kan tergantung perspektif dan harapan kita. bagi orang yang agak cuek seperti gue, cukup dengan memakai kaos gombrong, celana jogja, semangkok bubur sum sum, dan novel ditangan itu . . . surga. dia bisa menghilangan mood untuk galau seketika, so yeaaaaaah! this time isnt about that crazy silly story anymoreeeee!!! huahahaha *tawa jahat*.
tapi post kali ini masih seputar gue dan segala pandangan naifnya tentang kehidupan. menjelang umur tujuh belas ternyata kehidupan mulai menunjukkan bentuk aslinya *berasa power rangers* ya teman teman. banyak masalah yang menuntut kedewasaan kita dalam bertindak dan berkata. jujur, buat gue yang dunianya masih kejebak dalam taman kanak kanak perlu usaha ekstra keras buat menghadapi segala perubahan yang terjadi akhir akhir ini, karna ya, kebanyakan dari perubahan itu memang bukan sesuatu yang membahagiakan kalau kita melihatnya lewat kacamata kehidupan yang lama. yah namanya lama, pasti udah burem, butek, bopak dimana mana *kesalahan tata bahasa bukan berada pada otak anda sodara sodara*, karna itu harus diganti. bagian "mengganti-dengan-yang-baru" ini menurut gue lebih susah. gimana sih rasanya pake sepatu baru? kali pertama pake pasti lecet lecet dulu, kesempitan dulu, dan dari semua itu, ada ketidaknyaman disana. apalagi untuk tipe orang kayak gue, yang bak ideologi terbuka, tidak terbuka pada perubahan, dulu sih udah gue asingkan tuh sepatu ke zimbabwe sana *gatak*.
kalo di eftipi eftipi (re:FTV) mah berantem berantem dulu gituh baru jadian, walaupun itu nggak lebih dari sekedar bullshit semata (Pojok Curhat: walaupun gue bilang bullshit, gue sendiri pernah mengalaminya loh, huahahahha malooooo bos, dulu gue punya temen dan dia itu reseknya level alien, and who knows? ternyata dia membuat chapter khusus dihidup gue, walaupun akhirannya nggak seindah di ftv, life isnt like a soap opera bos, tapi gue cukup bersyukur kita pernah bertemu, at least dia telah mendewasakan gue, dengan caranya sendiri) . nah kira kira seperti itu, harus ada gesekan dulu sebelum mencapai titik "klik". tapi sekali lagi sodara sodara, melakukan hal itu tidak semudah menuliskannya di blog blog curhat seperti ini. atau bahasa simplenya mah susah gitu lah. seperti di hidup gue akhir akhir ini yang kok-makin-butek-ya, dalam menghadapinya gue sempat kehilangan pegangan. ketika kondisi dan subjek disana berubah sedangkan gue tidak, itu suatu langkah yang teramat salah. kalau kita tarik kesimpulan, berubah, atau kau tenggelam dalam perubahan orang lain.
dan ternyata life is all about changing. pernah diatas motor menuju sekolah gue memikirkan sesuatu (PC: walaupun terdengar sangat cendekiawan-abis yang kerjaannya mikir dimana mana, tapi jangan lakukan ini ya readers, karna dengan memalukannya gue mengakui bahwa ini adalah penyebab terbesar gue pernah nyusruk ke kolong pick up sampai nyium aspalnya jalanan lapangan ahmad yani tangerang) tentang hal ini. kalau gue dikasih pilihan, berubah atau stay, konstan. saat itu konstan terdengar bersahabat, hidup gue udah cukup indah kala itu, dengan keluarga yang sampai sekarang pun masih amazing, teman teman yang gokil tingkat dewa, sampai sekolah yang lagi diatas awannya banget, apalagi yang gue butuhkan, my life is full of joy. tapi setelah gue pertimbangkan lagi, konstan itu membosankan. konstan berarti tak ada perubahan, kebahagiaan lu akan stuck sampe situ aja, dan lama kelamaan pasti rasa bosan itu akan muncul. di lain pihak ada perubahan yang tough and unpredictable. tapi ketika lu memilih "change" masih tetap ada harga yang harus dibayar, kebahagiaan itu ada harganya bro, agar saat dia ada ditangan, nggak akan dengan mudahnya terlepas karna kesalahan konyol. yah no pain, no gain lah simplenya mah. jadi mana yang kalian pilih teman?. sekarang sih gue memilih pilihan kedua mungkin :) walaupun prosesnya, sesakit ini. (PC: jangan menghubungkan post ini dengan kisah cinta abg abgan yang sering gue post akhir akhir ini, masalah dihidup ini nggak cuma itu, maka lupakan cerita itu, kemarin adalah titik dimana otak gue migrasi ke dengkul, semuanya serba salah, serba sensitif, yah nasib jadi anak gadis yang otaknya dikalahin sama progesteron -,- udeh iyain aja sih)
tapi jangan juga jadi seperti telur, yang mengeras ketika direbus (kecuali kalo telurnya lu dadar *skip.ini.nggak.penting.). maksudnya jangan tenggelam dalam perubahan diri sendiri juga, get some grip, jangan samapai karena suatu kondisi, perubahan, kita jadi berubah menjadi seseorang yang nggak kita kenal. yang pernah gue alamin malah, karna suatu kondisi, gue berubah menjadi seseorang yang diri sendiri benci. the worst part of losing is you lose yourself. sampai akhirnya gue sadar dan "kok gue jadi gini banget sih", kasarnya sampai pada taraf menggelikan. dan gue nggak suka itu. kalo gue petromax mah "i lose my shine". perubahan yang melewati batas, salah satu yang harus dicatat untuk jangan dilakukan. jadilah seperti kopi yang direbus, harum, dan menenangkan, seperti itulah seharusnya perubahan, nggak over. karna perubahan ada untuk mendewasakan, bukan menghancurkan.
btw btw, gue cukup bangga dengan post satu ini, karna untuk kali pertama, gue merasa sangat sangat normal setelah apa yang terjadi akhir akhir ini, hooooraaaaaaaaaaay!!! can you feel it? my shine! huahahahaha
kalo di eftipi eftipi (re:FTV) mah berantem berantem dulu gituh baru jadian, walaupun itu nggak lebih dari sekedar bullshit semata (Pojok Curhat: walaupun gue bilang bullshit, gue sendiri pernah mengalaminya loh, huahahahha malooooo bos, dulu gue punya temen dan dia itu reseknya level alien, and who knows? ternyata dia membuat chapter khusus dihidup gue, walaupun akhirannya nggak seindah di ftv, life isnt like a soap opera bos, tapi gue cukup bersyukur kita pernah bertemu, at least dia telah mendewasakan gue, dengan caranya sendiri) . nah kira kira seperti itu, harus ada gesekan dulu sebelum mencapai titik "klik". tapi sekali lagi sodara sodara, melakukan hal itu tidak semudah menuliskannya di blog blog curhat seperti ini. atau bahasa simplenya mah susah gitu lah. seperti di hidup gue akhir akhir ini yang kok-makin-butek-ya, dalam menghadapinya gue sempat kehilangan pegangan. ketika kondisi dan subjek disana berubah sedangkan gue tidak, itu suatu langkah yang teramat salah. kalau kita tarik kesimpulan, berubah, atau kau tenggelam dalam perubahan orang lain.
dan ternyata life is all about changing. pernah diatas motor menuju sekolah gue memikirkan sesuatu (PC: walaupun terdengar sangat cendekiawan-abis yang kerjaannya mikir dimana mana, tapi jangan lakukan ini ya readers, karna dengan memalukannya gue mengakui bahwa ini adalah penyebab terbesar gue pernah nyusruk ke kolong pick up sampai nyium aspalnya jalanan lapangan ahmad yani tangerang) tentang hal ini. kalau gue dikasih pilihan, berubah atau stay, konstan. saat itu konstan terdengar bersahabat, hidup gue udah cukup indah kala itu, dengan keluarga yang sampai sekarang pun masih amazing, teman teman yang gokil tingkat dewa, sampai sekolah yang lagi diatas awannya banget, apalagi yang gue butuhkan, my life is full of joy. tapi setelah gue pertimbangkan lagi, konstan itu membosankan. konstan berarti tak ada perubahan, kebahagiaan lu akan stuck sampe situ aja, dan lama kelamaan pasti rasa bosan itu akan muncul. di lain pihak ada perubahan yang tough and unpredictable. tapi ketika lu memilih "change" masih tetap ada harga yang harus dibayar, kebahagiaan itu ada harganya bro, agar saat dia ada ditangan, nggak akan dengan mudahnya terlepas karna kesalahan konyol. yah no pain, no gain lah simplenya mah. jadi mana yang kalian pilih teman?. sekarang sih gue memilih pilihan kedua mungkin :) walaupun prosesnya, sesakit ini. (PC: jangan menghubungkan post ini dengan kisah cinta abg abgan yang sering gue post akhir akhir ini, masalah dihidup ini nggak cuma itu, maka lupakan cerita itu, kemarin adalah titik dimana otak gue migrasi ke dengkul, semuanya serba salah, serba sensitif, yah nasib jadi anak gadis yang otaknya dikalahin sama progesteron -,- udeh iyain aja sih)
tapi jangan juga jadi seperti telur, yang mengeras ketika direbus (kecuali kalo telurnya lu dadar *skip.ini.nggak.penting.). maksudnya jangan tenggelam dalam perubahan diri sendiri juga, get some grip, jangan samapai karena suatu kondisi, perubahan, kita jadi berubah menjadi seseorang yang nggak kita kenal. yang pernah gue alamin malah, karna suatu kondisi, gue berubah menjadi seseorang yang diri sendiri benci. the worst part of losing is you lose yourself. sampai akhirnya gue sadar dan "kok gue jadi gini banget sih", kasarnya sampai pada taraf menggelikan. dan gue nggak suka itu. kalo gue petromax mah "i lose my shine". perubahan yang melewati batas, salah satu yang harus dicatat untuk jangan dilakukan. jadilah seperti kopi yang direbus, harum, dan menenangkan, seperti itulah seharusnya perubahan, nggak over. karna perubahan ada untuk mendewasakan, bukan menghancurkan.
btw btw, gue cukup bangga dengan post satu ini, karna untuk kali pertama, gue merasa sangat sangat normal setelah apa yang terjadi akhir akhir ini, hooooraaaaaaaaaaay!!! can you feel it? my shine! huahahahaha
0 comments