Dini Hari yang Tak Sebaik Itu

Ini bukan dini hari yang baik. Dimana segala patah hati melebur kedalam doa. Luruh bersama tangisnya sepasang mata gadis remaja. Ini bukan dini hari yang seperti itu. Jam 3 pagi ini merupakan dini hari yang serupa relung dari segala lupa. Lupa akan Tuhan, lupa bahwa hati pernah lupa bahwa tak semuanya baik-baik saja, lupa akan nikmat yang disediakan semesta. Segala lupa kemudian bersatu menjadi ragu akan kelopak mata yang membuka di beberapa jam setelah ini. Tak ada yang pasti diatas bumi yang berputar mengitari matahari. Hatiku, hatinya, nafasku, nafasnya, nafas mereka, dan segala harap akan bahagia. Ragu kemudian tumbuh mengakar dan berkembang pada setiap tanah yang dipijak. Bersemayam dalam pilihan-pilihan yang tergesa. Terasa di dalam nadi pada tangan yang menyerah lalu menenangadah, selama ini untuk apa semuanya? Mengapa ia masih saja dipusingkan oleh hal-hal remeh duniawi?. Dini hari ini akhirnya tak terlalu buruk. Setidaknya ia tak lagi lupa dan kembali ingat berdoa. Kemudian ia ragu akankah doanya dini hari setulus itu. Doanya tak lagi hanya miliknya, atau untuk kedua orang tuanya. Dini hari itu, doanya berselingkuh dengan rindu-rindu yang tak tersampaikan, peluk yang kedinginan, dan ingin yang selamanya hanya jadi ingin. Pada akhirnya ia kembali bersujud dengan alasan berbeda. Dan tetap saja, pada akhirnya ia tersadar, ini tetap bukan dini hari yang baik.   

0 comments