kukis tahun 2019

Jadi, tahun lalu, hari gini, aku kemungkinan masih berada di depan meja kerja. Berusaha menyelesaikan rentetan pekerjaan yang tidak ada habisnya. Kerjaanku benar - benar gak tau bulan puasa. Pada salah satu malam pada masa - masa semacam itu, tiba - tiba salah seorang kakak datang dengan tawa yang penuh arti ke mejaku sembari bertanya.

"Cieee, jadi tadi siang akhirnya dia beli apa?"

"Kok beli sih mbaaa, orang nanyain material" ujarku. Masih keheranan karna tiba-tiba membahas kedatangan 'dia' yang akhir - akhir ini sering sekali di jodoh - jodohkan denganku, entah karna apa.

"Loh kok material, dia ngapain nanyain material"

"Ya nggak tau, aku juga heran sebenernya, tapi yaudahlah punya Mba fe juga" ujarku sambil melanjutkan pekerjaan.

"Jadi sebenernya, tadi siang tuh kubilang, kalo kamu jualan kue - kue lebaran. Dia excited dan bilang mau beli, tapi ngomongnya ke aku. Ya aku gak mau lah ya, makanya kusuruh bilang ke kamu langsung hehe hehe"

"Loh, dia calon customerku berarti, kok gak jadiiii" ujarku kaget.

"Iya, tapi malah nanyain material. Pas ngomong sama kamu jadi salting kayaknya. Cieee" ujar seorang mba yang kemudian meninggalkanku di meja itu sambil berpikir entah apa.

Selepasnya, aku jadi berpikir. Iya ya, kan bukan kerjaannya dia minta material. Tapi kan mungkin anaknya peduli banget sama kerjaan, jadi apa - apa ditanyain. Ih lagian kenapa sih gak jadi nanyain kukis aja. Kalo beli satu atau dua toples kan lumayan.

Tapi kalo dipikir - pikir, setelah aku info kalau Mba Fe udah bisa ditelfon balik, toh dia gak telfon. Berarti nanyain material tadi gak penting? Kenapa ditanyain coba.

Tiba - tiba aku jadi ingat kata - kata Mba Fe setelah aku ceritakan kedatangannya yang tiba - tiba di belakang mejaku.

"Ih aneh banget, aku seumur - umur nggak pernah ditanyain material sama bagiannya dia. Cuma pas dia ke kamu aja nih. Ciee"

Aku kembali berubah jadi kepiting rebus.

Duh. Bener - bener ya netizen itu emang paling jago bikin halu.

Lalu setiap kamu yang membaca akan bertanya - tanya bagaimana akhir dari kehaluan malam itu. Jawabannya adalah kami sempat hampir terjadi, tapi tidak sampai memenuhi seluruh ekspektasi. Cerita itu bisa dikatakan selesai tanpa patah hati, atau kesedihan yang berarti. Bahkan rasanya ringan saja untuk kembali berjalan lagi

Terus kenapa aku abadikan disini? Karna sederhana menggemaskan dan gak mau aku lupakan. Karna kejadian itu aku jadi teringat salah satu doa - doa gak penting pada masa abg di jamannya.

"Ya Allah, pengen deh sekali aja ngerasain dinotice balik sama idola" idola yang ganti - ganti, tergantung siapa makhluk Tuhan yang kurasa keren pada masanya.

Doa yang dikabulkan pada umur ke-24. Aku tau Allah Maha Mendengar, tapi kadang - kadang suka heran, kenapa doa - doa yang receh kayak gini kok ya jadi nyata, meskipun sudah beberapa tahun setelahnya, bahkan ketika aku sudah lupa. Jadi mikir, jangan - jangan ada maknanya ya.

Aku jadi teringat, masa - masa itu adalah waktu dimana aku amat mencintai diriku sendiri. Pertama kalinya selama hidup di bumi, aku merasa cukup, merasa berarti. Bahwa aku sudah terasa lengkap sebagai seorang manusia, juga seorang wanita. Meskipun tanpa siapa - siapa dan ternyata itu bagian terbaiknya. Aku jadi menemukan diriku yang lain. Diriku yang lebih menarik karna berbagai hal, karna gak terlalu khawatir dengan masa depan, karna tetap merasa cantik meskipun lagi breakout atau ketika rambutku lagi keriting - keritingnya, karna merasa kuat setelah survive dikerjaan yang nyiksa, karna semua yang ganjil rasanya jadi genap meskipun kadang aku lelah berusaha.

Seingatku, kala itu  aku dihujani oleh banyak energi positif karna cinta dari diri sendiri. Sepertinya hal itu yang kemudian memungkinkan hal - hal menyenangkan untuk terjadi. Konklusi yang aku amini sebagai makna yang harus kuingat ketika masa - masa sedih seeperti ini. Bahwa yang paling penting adalah mencintai dengan cukup kepada dirimu sendiri, lainnya akan mengikuti. Bisa jadi bahkan impian - impian yang lebih penting dari receh seperti ini.

0 comments