Trust

Mau cerita sedikit boleh nggak? Sedikit cerita dari seorang introvert yang seringkali mendengarkan, tapi nggak jarang juga bawelnya setengah mati karna beberapa hal. 

Sesama intro mungkin bisa mengerti hal ini, bahwa kita seringkali dapat memahami seseorang hanya dengan mengamati lebih dalam dan diam-diam. Seringkali kita tau, mana yang tulus atau tidak, mana yang bohong, mana yang peduli atau hanya sekedar basa basi. 

Oleh karnanya, ketika bertemu orang lain. Seringkali gue bisa tau, is he being true or not, dan pada setiap kali itu juga, gue selalu merubah segala pikiran buruk menjadi sesuatu yang "nope, its just my cruel imagination about someone I didnt know very well", "no, I was just too confident, I might be wrong about them, and they might be not that evil". Gue berusaha percaya dengan mereka, dan tidak percaya dengan apa yang diri gue sendiri katakan. 

And it turns out, people are always so typical.

Mereka akhirnya membuktikan kalau ternyata memang diri lo benar. Mereka melegitimasi semua suara di dalam kepala lo yang berkata "mereka sebenernya nggak peduli", "mereka sebenernya cuma basa basi", "dia sama aja cuma main-main", "mereka akan meninggalkan lo", "semua yang mereka pedulikan adalah hidup mereka, walaupun lo sudah memberikan sebagian waktu hidup lo tulus buat mereka", "mereka cuma ada ketika ada butuhnya". 

And now, I understand what mama told me "don't be so naive, people is not always that kind". Yes, I was being naive, and I regret that. It's pathetic, but I'm done with trusting people. I'm done with getting too attached with everyone, no matter who they are. No matter how sweet ttheir words are. Tho, experience taught me, in the end they will always prove you that they are just another mess you have to clean.

Maybe I have to start giving more trust to my own self. Because well, you can't fuck up your own trust right?.

0 comments