Cerita Komedi
Beberapa orang punya selera humor yang aneh. Komedi mereka hadir dengan diselimuti getir, sarkasme, dan kontradiksi pada suatu cerita yang dibuat sendiri. Alurnya dimulai dengan mereka yang datang dan tampak berbeda dari beberapa yang mendahuluinya. Mereka berusaha ada dan membuktikan keniscayaan bahwa tidak semua yang kemudian datang adalah sama brengseknya. Tidak semuanya membawa omong kosong. Tidak semuanya hanya main-main lalu riuh kemudian pergi. Lalu ketika sulit untuk percaya, mereka menggunakan pembiasaan pada keberadaan. Cukup ada dan membersamai, cukup hidup dan mendengarkan setiap hari, minggu, bahkan bulan.
Lalu mereka mulai menciptakan plot twist dalam suatu cerita. Mereka pergi setelah akhirnya kita terbiasa dengan keberadaan. Kebiasaan yang tidak dibayar murah, melainkan dengan usaha demi usaha untuk menyembuhkan luka, menumbuhkan percaya. Kebiasaan yang akhirnya mengantarkan pada suatu konklusi, "kini kau akan percaya lagi, dan segala sakit karenanya yang mungkin ada akan kita ikhlaskan untuk terjadi, karna kebahagiaan sebelum itu mampu membayar segalanya secara impas di muka".
Lalu plot twist yang terakhir. Karna ini adalah komedi sederhana yang dibangun juga dengan ironi, tak lupa mereka menyelipkan sedikit tambahan setelah semua akhirnya selesai. Berkata bahwa rasanya adalah suatu kesalahan telah mempermainkan seorang manusia yang baik. Ini tidak seharusnya terjadi. Ada rasa tidak enak yang kemudian membebankan. Tapi hey, ini sudah terjadi, jadi aku hanya bisa berharap semoga ia bisa memaafkan. Lucu tidak? Sejak kapan menyakiti manusia yang sudah baik adalah suatu kebenaran? Ketika sudah tau akan seperti ini, memangnya pilihan memulai ada di tangan siapa? Tetanggamu?. Lalu sejak kapan memaafkan jadi sesuatu yang sederhana perkataanmu?.
Lalu aku tiba pada suatu penyadaran yang lain. Ada bahagia memang ketika kamu percaya. Ada bahagia ketika tak perlu bertanya apakah yang ada di depan mata merupakan suatu kebohongan, atau hanya bentuk lain dari kekeliruan yang tidak disadari di awal hari. Itu memang benar, dan tidak seharusnya diragukan. Lalu aku sadar, mungkin kesalahan memang bukan berada pada mereka, atau pada gagasan membahagiakan tentang percaya. Tapi mungkin memang ini sederhana tentang mahalnya percaya. Bahwa tak seharusnya ia diberikan cuma-cuma lalu jadi sia-sia. Mungkin memang percaya adalah suatu hal yang harus dimaknai dengan rumit, agar jika memang suatu hari ia membawa kesedihan bertubi-tubi, kesedihan itu adalah satu yang memang patut untuk dialami. Bukan karna akibat korban dari suatu cerita komedi.
Mau kuberi tau sesuatu tidak?. Jangan jadi fakir bahagia. Sumber kebahagiaan tak hanya dengan menjadi seseorang yang mudah percaya dan pandai menerima. Karna tak semua orang punya selera humor yang sama. Kebanyakan justru hadir dengan cerita komedi yang sepenuhnya tidak dapat dipercayai.
Mau kuberi tau sesuatu tidak?. Jangan jadi fakir bahagia. Sumber kebahagiaan tak hanya dengan menjadi seseorang yang mudah percaya dan pandai menerima. Karna tak semua orang punya selera humor yang sama. Kebanyakan justru hadir dengan cerita komedi yang sepenuhnya tidak dapat dipercayai.
Sekian.
p.s: selamat menertawakan hal-hal menyedihkan yang telah terjadi.
p.s: selamat menertawakan hal-hal menyedihkan yang telah terjadi.
0 comments