647

Mungkin aku akan melupakanmu. Mungkin. Tapi hai laki-laki yang membingkai senja, terimakasih karna telah datang dua kali, walaupun untuk sama-sama kemudian pergi. 

Hai kamu yang kali terakhir datang. Aku tak mengerti benar apakah ini sayang, tapi kamu adalah sesuatu yang kemudian aku rasa harus aku kenang. Tapi mari aku panggil kamu sayang. Panggilan yang kemarin terasa dekat dan akan menjauh, sampai kita sama-sama lupa. Bahwa ini pernah terjadi, kita pernah sedekat itu, kau pernah sangat perhatian kepadaku. 

Aku mulai mendoakanmu, dan itu adalah satu tanda keberdayaan di tengah kehilangan. Tetap menjagamu seperti yang biasanya aku lakukan. Mungkin semesta hanya ingin mengajarkan, bahwa doa adalah seutama-utamanya penjagaan yang bisa kita minta. 

Sudah, tulisanku kacau. Aku memang belum baik-baik saja. Tapi tak apa, aku akan selalu tak apa. Hai kamu, baik-baik disana ya. Sehat-sehatlah, agar terus dapat berkelana kemanapun yang kau suka. Memeluk kearifan dan kesederhanaan manusia. Kembali membingkai senja, yang sama indahnya.

P.s: akan ku usahakan ngelab sendiri walau tanpa telfonmu.
P.s.s: terimakasih karna telah menjadi pembalasan dendamku yang paling memuaskan, dua kali. Kamu daebak pokoknya hahaha

0 comments