Dua hari yang lupa dan tanpa luka

Ini untuk dua hari yang lupa dan tanpa luka. Untuk seorang pencinta hujan yang tak bertemu dengan derasnya di tanah purwokerto. Untuk dia yang tiba-tiba datang memusingkan, dan pergi lalu menimbulkan kehampaan. 

Saat itu aku tau, kedatanganmu bukan satu yang diharapkan, bahkan kebalikannya, ia dipenuhi kegusaran di akhir bulan. Oleh karnanya aku merancang rencana agar tak terlalu merasa dirugikan. Aku juga akan ikut liburan! pergi ketempat yang belum sempat aku datangi, makan di restoran yang aku sukai. Dan jadilah akhirnya dua hari kita dipenuhi perjalanan yang di luar perkiraan.

Kemudian, kau seringkali bercanda, bagaimana aku telah menjadi manusia paling semena-mena. Mengajak seseorang yang sudah berlelah-lelah di atas kereta berjam-jam, pergi ke dataran tinggi yang dinginnya bukan main di hampir tengah malam, naik motor, hanya untuk makan tempe. Padahal itu mendoan kriyuk legendaris di kota ini :'. 

Tapi itu baru awal. Perjalanan kita selanjutnya adalah mencari air terjun yang baru-baru ini menjadi spot paling oke. Sebenarnya sederhana, aku hanya ingin punya foto yang instagramable maka aku ajak kau kesana. Air terjun yang belum pernah sekalipun aku kunjungi tapi sudah menarik hati. Lalu dengan bermodalkan gps, kita disuguhkan dengan pemandangan pedesaan, lengkap dengan jalanan serupa sungai yang telah mengering. Hasilnya, sejujurnya, aku tak terlalu suka karna ternyata air terjunnya kelewat biasa. Tapi perjalanan kita 20 menit berjalan kaki di antara hutan ala ala adalah satu yang selalu menyenangkan kalau diingat kembali. Biarpun jauh dan melelahkan aku akan kembali memilih untuk berjalan kaki lagi hehe.

Lalu obrolan hampir tengah malam kita di kafe pinggir jalan. Yang kemudian diikuti kesunyian pada perjalanan pulang kita dari bukit berbintang yang mendung dan tak biasanya menjadi mengecewakan. Tak terlalu seru tapi aku merasa bodoh karna telah mengajakmu senekat itu :')).

Besokannya, kita mencoba mall baru, makan es krim keinginanku sejak dulu. Sebelum akhirnya kau pulang.

Ini yang aneh. Aku merasakan kesedihan ketika harus berkendara sendirian di kota ini setelah dua hari ada kamu yang selalu menyertai. Merasa sesak karna harus kembali berbincang sendiri dengan kepalaku. Merasa harus melogikan perasaan, bahwa ini hanya perjalanan biasa bersama seorang teman lama. Masih belum ingin menyimpan nomormu, karna aku tau, ini tak lebih dari perjalanan singkat yang biasa. Aku, berusaha baik-baik saja walaupun tiba-tiba dipeluk oleh rasa kesepian yang sementara. 

Tapi hey, ternyata kamu melanjutkan segalanya, dan darisanalah akhirnya segala cerita aneh dimulai. 

Dan sampai sinilah akhir ceritaku soal dua hari kita. Hal-hal membahagiakan yang takut aku lupakan sehingga merasa perlu untuk dituliskan. Semoga kamu disana, baik-baik dan sehat-sehat saja. Sampai ketemu entah dipersimpangan kehidupan yang mana.

P.s: ada banyak yang ingin aku pesankan, tapi semoga kamu bahagia. Selalu bahagia. Semoga kamu dihadiahi petulangan yang lebih membahagiakan daripada dua hari kita yang aku abadikan :))

2 comments