Komedi putar, senja, dan sendu.


Cerita ini tentang komedi putar di senja hari yang sendu. Ia menjulang di tengah pasar malam yang sedang ribut-ribut disiapkan. Beberapa lampu kelap-kelip sedang perlahan berpendar. Sinarnya pecah ditengah kabut senja hari yang mulai turun menyelimuti. Kalau kamu berjalan sedikit melewati, akan terlihat beberapa laki-laki menjelang dewasa, berjalan terburu-buru entah mengangkat besi atau kayu. Sesekali mereka bercanda, tertawa, dengan handuk lusuh disampirkan di pundak. Sore itu komedi putar belum berputar, bahkan anak-anak belum berlari mengelilingi seperti pada pasar-pasar malam yang lainnya, tapi kebahagiaan sudah tampak pada beberapa tawa.

Dan saat itu dari jauh kita mengamati dan berhenti. Di tengah pencarian kita mengambil jeda untuk menikmati komedi putar di senja hari pasca hujan. Indahnya ingin kuabadikan yang lalu kau bilang jangan. Kita sama-sana tau alasan klasik yang kau punya dan tak perlu lagi penjelasan. Kita sadar, kita sudah sama-sama mengerti.

Komedi putar itu belum berputar tapi ternyata kebahagiaan sudah ada dimana-mana. Disana. Dan dihati kita kala senja. Begitu definisi bahagia masih sangat sederhana.

0 comments