Adik laki-laki.

Malam ini, tepat jam 12.30 dini hari. Ketika baru pulang dari perjalanan seharian, ketika baru sampai di depan gerbang kosan, tiba-tiba cucu laki2 bapak kosku dan seorang sepupunya sedang berjalan dengan muka yang cemas. Aku bertanya saja, apa tujuan mereka sudah semalam ini masih diluar dengan membawa kunci. Dan jawaban mereka ternyata sesederhana "mau beli es teh". Iya, aku tau, sebenarnya mereka todak sebegitu hausnya. Mereka hanya dimakan rasa adrenalin yang baru mereka kenal karna berbuat sesuatu yang diluar aturan. Nagih ya dek? Hehe. Lalu kutemani saja mereka berdua, dan kemudian mereka dengan santainya berkata "tadinya mau keluar lewat jendela mba". Buset dah, kriminal. Tapi tetap, aku temani kenakalan mereka. Aku fasilitasi karna kamu tau bagaimana bahayanya. 

Dan kenapa aku seperhatian itu?. 
Pertama, realistis, bahaya untuk mereka kalau sendirian ditengah malam, kemana mana hanya untuk "beli" es teh. Kedua, ya mana tega ya ngebiarin sendirian, walaupun aku hafal betul bagaimana nakalnua mereka setiap hari, dengan segala teriakan, tangisan, dan hal2 caper lainnya. Ketiga, aku teringat, aku masih punya adik kecil laki2 yang belum sempat aku timang dan jaga, sehingga, menjaga mereka setdaknya dapat membuatku dekat dengannya. Seperti memeluk tapi dengan perantara berbeda. Biasanya dengan doa, saat ini, dengan kebaikan2 yang sama. Dek, semoga kamu disana dijaga dengan benar, dan selalu ada yang menemani dengan sabar. 

Aku akan senang membersamai kenakalanmu yang belum sempat terjadi. Aku akan jadi kakak paling besar dan pengertian, walaupun sering kali melarang. Aku rindu, jangan bosan ya mendengar kata-kata itu :).

0 comments