Rayu kembali datang malam ini. Seperti biasanya ia tidak sedang berani. Parasnya dipenuhi ketakutan yang berdetak seiring dengan denyut nadi. Kedua mata bulatnya dipenuhi rasa cemas dan khawatir. Di dalam dadanya, jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya. Aku dapat merasakannya, seolah kami hidup dalam tubuh yang sama. Ia mulai kesulitan untuk mengambil nafas, sehingga setiap tarikan hanya dapat dilakukan satu - satu. Kepalanya hanya bisa menunduk melihat kaki yang tidak beralaskan apapun di atas tanah. Bahunya naik turun, pertanda bahwa tangisannya yang sunyi ternyata dapat mengguncang tubuh mungil yang sendiri. Helai - helai rambut ombaknya semakin menutupi kedua pipi yang sudah basah karena air mata sejak tadi.
Aku menghampirinya perlahan. Memeluknya meski ragu - ragu, aku takut ia pergi karena menyangka pelukanku salah arti. "Aku gak akan nyakitin kamu" ujarku. Kedua lenganku merentang, dan Rayu tetap berjaga pada posisinya yang semula. "Aku peluk gapapa ya, pada lenganku kamu bisa menangis selamanya" aku kembali mendekat. Menghilangkan jarak di antara kami berdua. Ia melihatku, parasnya mungil, selayaknya anak kecil. Tatapannya seolah bercerita bahwa hidupnya hanya dipenuhi sepi. "Jangan sedih, mulai saat ini kamu gak akan sendiri" aku berusaha meyakinkannya. Aku berharap ia percaya. "Aku memang masih terlalu banyak kurang, tapi aku gak akan berhenti berusaha agar kamu gak kesepian. Kamu cukup bilang aku ketika kamu ingin main keluar atau kemanapun yang kamu inginkan" aku terus bicara, Rayu mendengarkan dengan seksama. "Ada yang bilang kepadaku bahwa kamu ingin sekali bisa terbang ya?" Rayu mengangguk, tanpa kata tapi tangisnya mulai mereda. Aku tersenyum "Aku nggak bisa janji, tapi aku akan selalu ada untuk menemani kamu belajar terbang melintasi bumi. Suatu hari kita akan bebas terbang kemanapun yang kita inginkan. Sabar - sabarlah ya sampai waktunya". Aku tau Rayu percaya.
"Kini kamu aman. Kamu hanya harus percaya bahwa kamu dapat melakukan setiap hal yang merupakan mimpi - mimpi. Kamu dapat berjalan lagi. Allah gak akan membiarkanmu sendiri. Ia selalu membersamai"
0 comments