Hellonjo!

Soal cerita melelahkan juga banyak hal - hal yang menyenangkan.


Seiring bertambahnya usia, ketakutan kita pun jadi berbeda.

Pada umur belasan, yang paling aku takutkan adalah menikah tapi tanpa cinta. Lalu berjalannya waktu, aku banyak menemui cerita soal pasangan yang tidak setia. Padahal, dulunya, ikrar diucap mantap penuh keyakinan dalam dada. Pikirnya kala itu, hal apa yang bisa menjadi salah jika cinta terasa begitu membuncah?. Akhirnya ikrar suci, gugur jua. Tiba - tiba, dua manusia menjadi punya seribu alasan untuk mengakhiri apa yang dimulai. Sederhana karna rasanya sudah tidak lagi sama di dalam hati.

Ini lebih mengerikan pikirku. Tepat ketika aku menyadari, berbicara soal hati, adalah berbicara soal hal - hal yang tidak pasti. Bagiku, muaranya adalah keyakinan, bagaimana memang hanya Ia yang sepenuhnya memiliki, Sang Maha pembolak - balik hati. Mengerikan pikirku, ketika menyadari bahwa kita tidak sepenuhnya punya andil pada perasaan sendiri, bahkan bisa jadi seluruhnya yang melekat dengan diri ini.

Tapi setelah aku pikir - pikir lagi, sebenarnya bisa jadi ketakutanku juga tidak bernilai apa - apa. Mungkin memang sebagai manusia, berubahnya hati tidak dapat dihindari. Mungkin aku harus menerima bahwa pada satu titik, kita akan merasakan cinta, dan kehilangan pada titik lainnya. Tapi akhirnya aku memaknai hati serupa aliran air yang tidak pernah sama. Bukan berarti, cinta akan selalu hilang dan tidak akan kembali akhirnya. Bahkan jika dimulai tanpa rasa apa - apa.

Mungkin oleh karna itu, agama tidak menjadikan cinta sebagai esensi paling utama dari suatu penyatuan jiwa yang dapat melintasi akhirat meski dimulai di dunia. Kini aku menyimpulkan, suatu pernikahan bukan hanya soal cinta, melainkan banyak hal lebih dari itu yang aku belum mengerti benar seutuhnya.

Mungkin pada waktu yang tepat, aku akan mengerti, entah bagaimana. Apapun alasannya, berkaca pada kedua orang tuaku yang tetap bersama meski banyak sekali hal berubah dalam puluhan tahun pernikahan, aku tau bahwa ada hal yang lebih berharga daripada cinta yang membuat suatu keluarga melangkah begitu jauhnya. 

Namun, satu yang kini aku semakin mengerti. Mungkin ketidakberdayaan manusia terhadap hati dan isinya, hanyalah salah satu pengingat bahwa hanyalah Dia Yang Maha cinta. Oleh karnanya kepadaNya juga seharusnya bergantung setiap rasa. Sepertinya, memang benar bahwa hanya dariNya, satu - satunya cinta yang dapat mencukupkan setiap yang dirasa alfa.
Allah mendengar, bahkan pada keinginan - keinginan hati paling dalam. Sebelumnya, aku berencana untuk ikut dalam prekrutan volunteer Covid-19 yang diadakan LIPI beberapa waktu lalu. Sederhana karna aku sangat ingin menjadi salah satu pion, yang mesti kecil, tapi dapat bermanfaat ditengah kekacauan pandemi ini. Rasanya sesuai dengan panggilan hati, karena toh teknis kegiatannya memiliki dasar yang sama dengan penelitianku dulu. Tapi berbicara realita, aku mengerti benar, hal itu tidak akan terjadi. Tidak mungkin orang tuaku mengijinkan anak gadis satu - satunya berhadapan dengan pandemi yang tengah menjadi kekhawatiran banyak orang. Sehingga, meski ingin, akhirnya kata - kata mama adalah batasan anak gadis yang lebih sering nekat daripada berpikirnya kalau sudah soal keinginan hati.

"Jangan, kamu dirumah aja, jagain keluarga" begitu katanya. Jawaban yang sudah aku duga sebelumnya, sehingga tidak terlalu kecewa. 

Tidak lama setelahnya, datanglah puluhan ribu order APD hazmat. Supervisorku menyerahkan order tersebut kepadaku dan salah satu senior. Order ini seperti mengingatkanku akan keinginan yang tidak jadi nyata. Doa yang tidak seberapa kuatnya, dijawab meski dengan cara yang berbeda dan sepenuhnya nggak aku sangka. Kini, jadi seperti diingatkan akan hal yang sudah aku percaya sejak lama. Bahwa Allah memang benar - benar mendengarkan doa dan keinginan hambaNya. Bahkan suara hati yang paling dalam dan tanpa suara.

Oleh karna itu, aku mengucap syukur hari ini. Bahwa, meski banyak sekali dosa memenuhi catatan kiriku, ternyata Allah tidak hentinya membersamai dan mendengarkan aku. 

Dengan ini juga aku berdoa, semoga Allah berkenan untuk memberikan nikmat sehat kepada aku, keluargaku, dan teman - temanku. Termasuk kamu, dimanapun kamu berada. Sesungguhnya, jika keinginan yang menurutku kecil dan remeh (dibandingkan segala urusan semestaNya yang jauh lebih besar) saja dikabulkan, maka aku juga ingin percaya bahwa doa ini pun akan sama dijadikan nyata olehNya.
Hi Gat. Gua tiba2 kepikiran lu aja, kadang juga sih, pas masa2 mikir, sedih atau bimbang karna sesuatu, lalu tiba2 inget lu kalo lagi ngomong yaudah, terus harus ngelakuin apa biar selesai masalahnya. 

Kadang dunia bisa bikin kita pusing dan sedih, tapi rasanya jauh lebih gampang kalau ditengah suatu kebingungan ada yang ngingetin kita akan hal2 realistis kayak gitu. Walaupun, ada yang ngingetin atau ga, gua tau, akhirnya kita akan dipaksa untuk mikir apa yang harus dilakukan agar bisa survive. Gua tau, being sad won't fix the situation. 

Tapi ada lu, rasanya jadi lebih mudah aja. Kayaknya untuk pertama kalinya gua bareng sama seseorang yang cukup dewasa untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Mungkin karna itu justru gua yang jadi bergantung terlalu banyak. Mungkin sederhana, karna rasanya menyenangkan ada seseorang yang punggungnya terasa lebih kuat agar semua masalah gak harus dihadapi sendiri. Walaupun akhirnya gua tau, it's all up to me whether I will fix the problem or not. But your presence is something that feels like home.

I typed this in our chat history. Since the 1st word, I knew, I would cut all of this, pressed back button. Then here we are. Somehow, I do hope you would read this. But since I realized that we human, actually know nothing of the best for us, I leave it to the universe. But I really missed you, I really do. 
Pada perjalanan pulang ke rumah, dengan Bapak berada di kursi belakang. Aku sedang menahan kata - kata yang sudah sering kali aku katakan, tapi nampaknya sia - sia. 

"Sabar to Pak"

Kata - kata itu hanya sampai di pikiranku. Sesampainya di rumah, kata - kata itu tetap tidak sampai di telinga Bapak. Akhirnya aku bertanya - tanya, mengapa nampaknya aku terus saja mengulangi kalimat yang sama.

Mungkin kata - kata itu harusnya bukan untuk Bapak. Mungkin kata - kata itu harusnya aku resapi sendiri, untuk diriku pada saat seperti ini. Kata - kata yang seharusnya aku ulangi berkali - kali. 

Kata - kata mama dari suatu sore kembali di pikiranku "Bapak lucu Ta, sudah berubah, mungkin kamu jangan jadi terlalu keras juga".
Ini Mei ketiga. Tidak pernah ada dalam pikiranku bahwa proses ini akan jadi begitu lama. Proses yang tiga perempat bagiannya diisi oleh aku yang bermonolog di dalam kepala. Narasi - narasi yang di dasari oleh satu hal yang aku yakini, bahwa kamu adalah akhirnya. Jangan tanya berawal darimana, karna bagiku alasannya adalah sempurna suatu rahasia. Satu yang mungkin tidak akan pernah dapat aku logika. Terutama ketika kita berbicara soal biasanya. Biasanya aku jadi seseorang yang mudah saja pergi. Biasanya pikiranku akan menghalangimu dengan trauma ketika cerita semacam ini kembali. Biasanya aku akan jadi yang paling pelupa, tapi sepertinya semuanya tidak terjadi kali ini. 

Lalu sampailah kita di Mei ketiga. Setiap kamu pergi, doaku selalu sama. Semoga Allah melindungi, dan jika hatiku salah langkah, semoga Allah mengaburkan setiap rasa dan menajamkan logika. Sejauh ini Allah selalu menjawab doaku yang pertama, tapi sepertinya masih setia menangguhkan yang kedua. Bahkan setelah semua yang terjadi, setelah aku benar - benar berusaha. Kamu masih terasa senyata itu, bahkan pada masa - masa penting kejatuhanku. Terasa nyata bahkan ketika kamu benar - benar tidak ada. Bukankah kini aku sudah punya cukup alasan untuk meniadakan setiap keberadaan yang maya?. Tapi nyatanya tidak. 

Hey, tapi aku masih tidak menyerah untuk menerbangkan doa - doa yang sama ke langitNya. Semoga kali ini kita sama - sama menerima. Meskipun diantara setiap langkah perjalanannya, ada pesan - pesan yang selamanya tidak akan pernah terbaca. 


P.s: Semoga suatu hari kamu menyadari, bahwa pada setiap kejatuhanmu aku tidak pernah berusaha pergi. Kecuali memang dalam tiga kali Mei, ternyata masih tidak ada tempat untukku disampingmu agar dapat membersamai. 

Salatiga, 8 Mei 2020.
Dari aku yang menitipkan ucapan selamat ulang tahun di tanggal 17 nanti. Doa - doa baik pasti mengiringi.
Januari -2018.
Hujan di bulan Januari 2018 tidak seperti biasanya, lebih deras daripada cerita biasanya. Ia datang tiba-tiba tanpa suatu tanda. Menghanyutkan beberapa hal dengan deras airnya. Membuat kami dipaksa melupakan segala yang hilang dengan cara mengikhlaskan. Aku jadi teringat bahwa dari banyak hal yang bisa diusahakan, pilihan untuk bernafas atau tidak ternyata bisa jadi sederhana ada di kedua tangan kita. Tersimpan dalam nadi yang terlihat biru, mengalir, menggoda. Satu sayatan dan selesailah sudah segala pesakitan yang di rasa.
---------------------‐-------------------------------------------------------------
Tulisan di atas ditulis pada suatu malam di bulan Januari. Aku biarkan tidak selesai sampai hari ini. Tulisan yang terasa terlalu dalam saat itu, seolah kalau aku teruskan, bisa membuat dinding yang menjebakku menjadi semakin tinggi. Sedalam itu, tapi ternyata aku masih cukup beruntung karna mampu berdiri sampai saat ini. Alasannya adalah paragraf lanjutan, yang aku tulis lebih dari dua tahun setelahnya. Tulisan ini aku cukupkan sehingga lingkaran cerita jadi sempurna. Mungkin karna lingkaran yang sempurna tidak akan pernah jadi lupa.
---------------------‐-------------------------------------------------------------
Mei - 2020.
Tampaknya mudah, tapi, sebagai ruh yang pernah berjanji pada suatu waktu sebelum sampai di bumi, aku masih menghidupkan suatu ikrar dalam hati. Bahwa aku akan masih ada di dunia, sampai Allah menentukan sebaliknya, apapun yang terjadi.


Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

Introverts in disguise. Read keeps me sane, write keeps me awake. Both of them entwined makes me alive.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Panjang Umur Wanita
  • replacement
  • susu jahe hangat
  • mei

Categories

  • Reviews
  • Stories
  • Unsend Letters

Advertisement

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • ►  2025 (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (2)
  • ►  2023 (4)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
  • ►  2022 (1)
    • ►  Mei (1)
  • ►  2021 (15)
    • ►  November (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (3)
  • ▼  2020 (46)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (8)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (4)
    • ▼  Mei (6)
      • menikah tanpa rasa
      • Covid-19 dan keinginan remeh Dita
      • once in chat history.
      • sabar
      • Mei ketiga. semoga Mei keempat lebih menyenangkan ...
      • hujan di bulan Mei 2020
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (28)
    • ►  Desember (11)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (9)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (21)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2017 (62)
    • ►  November (1)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (15)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2016 (55)
    • ►  Desember (8)
    • ►  November (12)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2015 (26)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2014 (48)
    • ►  Desember (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (6)
  • ►  2013 (52)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (11)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2012 (68)
    • ►  Desember (23)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (13)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2011 (13)
    • ►  Desember (13)

Pengikut

Oddthemes

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates