Jalani Saja

Pernahkah kamu memainkan suatu game, lalu terjebak di satu level sampai berhari-hari, berminggu-minggu?. Tanpa tau bagaimana cara menyelesaikannya, sehingga bisa melanjutkan ke level selanjutnya dengan raja baru yang lebih kuat?. Kira-kira, seperti itulah kondisi saya saat ini.

Sejak Oktober lalu, penelitian saya akhirnya "diistirahatkan" sejenak. Alasannya adalah karena apa yang selama ini kami lakukan belum berhasil, tanpa tau apa penyebab sebenarnya dari kegagalan yang terjadi. Belum lagi, ditambah dengan kondisi sarana dan prasarana laboratorium kecil di salah satu universitas yang jauh dari pusat kota. Tidak usah kita bahas bagaimana tantangannya. Kajiannya pun terbilang pertama. Ini komoditas baru yang diambil oleh pembimbing saya, dengan saya sebagai mahasiswa satu-satunya. Jelas butuh banyak penyesuaian yang lagi-lagi membutuhkan waktu. Kemungkinan penyebab kegagalan pun menjadi melebar, yang benar-benar membuat kami pusing karena belum tau faktor apa yang membuat ini tidak berhasil. 

Kondisi itu membuat saya harus banyak bersabar sampai berpikiran, ya sudah jalani saja. Jalani saja perlahan, walaupun takut, walaupun ragu memenuhi kepala. Katanya, asalkan kita sabar dalam titian, maka perlahan akan sampai pada tujuan. Kata-kata yang kemudian saya tau, tidak begitu tepat.

Sore ini saya teringat, yang penting ternyata bukan hanya berjalan, tapi juga apakah jalan kita benar, apakah kita masih punya energi untuk itu. Intinya ya, cuma pusing aja, tapi nggak tau harus bagaimana, akhirnya malah melakukan hal-hal lain yang menghabiskan uang atau waktu. Benar-benar tidak berguna. Seolah-olah berjalan padahal nggak, saya lupa bahwa saya tak lagi punya energi untuk berjalan. Akhirnya ya saya memaksakan saja apa yang harus saya lakukan, wlaupun terseok-seok, sampai pusing, seolah berusaha tapi sebenarnya sia-sia.

Jika memang ingin sabar di titian dan berjalan, kita juga harus mencari kebahagiaan-kebahagiaan kecil di dalamnya. Karena ada pikiran yang membebankan, saya jadi lupa bahwa kebahagiaan kita yang cari, bukan yang orang lain beri. Lalu, kesempatan untuk bahagia itu ternyata sesederhana nonton film sendirian, baca buku, ataupun ngobrol dengan orang lain termasuk yang bisa memotivasi. Sayangnya kemarin saya lupa, akhirnya yang penting jalan walaupun berat, lelah, dan tidak bahagia. Saya lupa untuk merefill segala bahagia saya lewat hal-hal kecil yang sebenarnya tersedia. Energi tersebut akan membuat kamu kemudian bisa berpikir, apa yang harus saya lakukan setelah ini dengan konsentrasi dan fokus yang penuh, hal-hal yang juga tak kalah penting ketika ingin sampai tujuan.

Seperti jogging di pagi hari. Mungkin, ada kalanya kamu harus mengambil jeda beberapa langkah untuk mengatur nafas, untuk mengistirahatkan otot-otot yang sudah lama tidak disuruh bekerja lebih dari biasanya. Mungkin saat ini, saya harus pintar-pintar mencari kebahagiaan-kebahagiaan kecil ketika sedang jenuh-jenuhnya, bukan hanya diingatkan untuk bahagia ataupun menunggu untuk dibahagiakan :)) 

0 comments