Seperti Sandekala
Kalau kau sandekala, aku hanya sederhana berharap menjadi semburat jingga. Dengan kita berdua, langit ini bermegah megah. Burung - burung terbang rendah. Lampu - lampu pinggir kota mulai terang temaram. Beberapa manusia duduk bercengkrama dengan secangkir kopi pahit dan manisnya tawa. Anak - anak dipanggil ibunya pulang kerumah, penyelamatan jiwa dari segala kisah lama orang orang tua. Dan gadis gadis patah hati menjadikan kita pertunjukan terbaik hari itu, menyesapi segala kenang seiring kita yang terus menggelap dan hilang.
Kita memang hanya sekejap dan lalu terganti. Tak ada hal hal penting yang akan terjadi dalam hitungan menit kita bersanding. Bahkan cerita - cerita sederhana tak akan tuntas tepat waktu dalam waktu secepat itu. Namun, setidaknya, dengan setiap potongan - potongan kecil pada kejadian di rentang waktu, kita telah menyadari sesuatu. Kita pernah ada. Kita pernah sempurna bahagia menghiasi semesta.
0 comments