Dihampir

Bukankah terkadang lucu, bagaimana pada akhirnya kita harus meninggalkan tempat yang dulu kita mati - matian berusaha untuk menyatu didalamnya. Bergegas ketika sudah nyaman dan melekat. Berpindah ketika akhirnya kita adalah bagian tak terpisahkan di dalamnya. Bukankah lucu ketika kita meninggalkan semua yang nampaknya kita punya karena hasil usaha sendiri, untuk mengejar sesuatu yang lain yang pada akhirnya akan sama kita tinggalkan. Bukankah lucu, bahwa akhirnya kita sadar, manusia adalah makhluk yang senang sekali berjuang, menetap sebentar, lalu berpindah entah senang atau tidak, terpaksa atau tidak. Bergegas dan mencari perjalanan baru yang belum tentu sama nyamannya, tapi sudah pasti banyak berjuangnya. Bukankah gila bahwa terkadang kita mencari pesakitan kita sendiri untuk sesuatu yang kita kira akan lebih menyenangkan dan menyejahterakan, dan mengesampingkan bahwa itu hanyalah perkiraan. Bergantung pada harapan - harapan, entah sebesar bulan, atau sekecil biji kacang. Bahwa sebenarnya perkiraan, sama seperti sifat - sifat kemungkinan, tak pernah mutlak, tak pernah kamu sangka. Tapi pada akhirnya kita tau, bahwa dari perjalanan berpindahlah akhirnya kita tumbuh dan dewasa. Pada akhirnya, entah kedewasaan yang menghasilkan pilihan, atau pilihan yang akhirnya mendewasakan kita. 



Kamu gimana Ta? sudah siap menjadi dewasa atau pasrah didewasakan?.
Sudah siap bergegas atau tidak?.
Dan bukan pertanyaan, siapkah kamu memulai lagi dari awal?

0 comments