Hellonjo!

Soal cerita melelahkan juga banyak hal - hal yang menyenangkan.



Doa tahun ini sesederhana, semoga selalu dimampukan untuk merasa bahagia, bagaimanapun caranya, dimanapun kondisinya, sekecil apapun alasannya.

31 Oktober 2016 

Kalau kau sandekala, aku hanya sederhana berharap menjadi semburat jingga. Dengan kita berdua, langit ini bermegah megah. Burung - burung terbang rendah. Lampu - lampu pinggir kota mulai terang temaram. Beberapa manusia duduk bercengkrama dengan secangkir kopi pahit dan manisnya tawa. Anak - anak dipanggil ibunya pulang kerumah, penyelamatan jiwa dari segala kisah lama orang orang tua. Dan gadis gadis patah hati menjadikan kita pertunjukan terbaik hari itu, menyesapi segala kenang seiring kita yang terus menggelap dan hilang.

Kita memang hanya sekejap dan lalu terganti. Tak ada hal hal penting yang akan terjadi dalam hitungan menit kita bersanding. Bahkan cerita - cerita sederhana tak akan tuntas tepat waktu dalam waktu secepat itu. Namun, setidaknya, dengan setiap potongan - potongan kecil pada kejadian di rentang waktu, kita telah menyadari sesuatu. Kita pernah ada. Kita pernah sempurna bahagia menghiasi semesta.
Mengerikannya, saya sempat terpikir untuk membawamu kemanapun saya pergi, dengan siapapun saya melangkah, sejauh apapun jarak kepulangan. Sederhana karena saya hanya takut tak punya tempat berlindung dari segala kacau di masa depan. Takut jikalau sakit tak lagi ada yang menerima saya dengan segala kerumitan akibat luka yang tiba tiba ada. Yang paling mengerikan adalah fakta bahwa sakit terbesar saya masih karenamu. Trauma terbesar saya masih akanmu, dan sempat sempatnya saya berfikir akan segala hal itu. Mungkin saya gila. Mungkin hanya belum ada manusia yang tanpa main main, yang akhirnya berusaha untuk membersihkan segala bekasmu bahkan dari setiap sudut terkecil ruang kepala ini.

Mungkin memang belum giliran saya untuk berbahagia akan hal itu. Mungkin kamu memang masih yang terakhir. Membahagiakan dan menyakiti sampai sama sama sebegitunya. Tapi tak bahagia karena satu hal bukan berarti tak bisa bahagia karena hal lainnya bukan? hehe hehe.

Setidaknya Ta, sampai saat itu lindungilah dirimu sendiri. Kamu tau, kamu lebih kuat dari apa yang kamu pikirkan, dan janganlah bersedih seolah olah tak ada nikmat yang Ia berikan kala ini. Kamu punya banyak hal yang masih perlu untuk disyukuri tanpa henti. Kamu hanya perlu lebih banyak berpikir, daripada merasa. Lebih banyak berjalan, daripada diam. Lebih banyak bertemu manusia daripada sendirian. Lebih banyak tersenyum dan berdiri daripada meratapi. 
Hari ini tanggal 22 dan bulan Oktober belum genap berakhir. Walaupun begitu, sudah banyak sekali cerita yang harus dibagi sehingga akhirnya saya Getting Personal hahaha. Sudah lama rasanya saya tak bercerita disini. Bagusnya karena kali ini saya tak lagi sendiri. Saya punya beberapa pasang telinga yang siap sedia ketika saya ingin mencecar mereka dengan segala kenorakan, kerusuhan, kekhawatiran, kebahagiaan, dan kemarahan. Tapi tetap saja, rasanya bercerita di media terbuka akan selalu punya sensasi berbeda yang membuatmu ingin menulis lagi, lagi, dan lagi. Yah terlepas dari segala tulisan 'biru' saya yang akhir akhir ini muncul, ada baiknya juga saya bercerita bahwa sebenarnya kehidupan saya beberapa waktu ini jauh dari kata menyedihkan, walaupun tetap drama, tapi yang pasti seru. Ya, doakan saja.

Bulan ini dimulai dengan satu kata besar berjudul PENELITIAN. Ya, kehidupan saya sebagai mahasiswa tingkat akhir sudah sangat di depan mata. Bulan ini (dan beberapa bulan sebelumnya) selepas KKN, saya disibukkan dengan segala riuhnya keperluan penelitian. Mulai dari keperluan administratif sampai teknis dan keilmuan. Beberapa hal yang dimasing - masing poinnya saya akhirnya menyadari sesuatu, yaitu, saya belum cukup siap untuk menjadi seorang mahasiwa dewasa. Pertama, saya merasa segala urusan administratif dan prosedural ini melelahkan. Saya tau sistem bertujuan membuat segalanya tertata, sesuai dengan urut dan lebih mudah untuk dipahami, tapi bagi saya yang mendefinisikan diri sendiri sebagai 'Lukisan Abstrak', segala prosedur yang harus dijalani ini terasa menjadi pr, walaupun sebenarnya mudah dikerjakan. Yang kemudian saya tau, saya tak bisa seperti itu. Akhirnya ya, mau tak mau dengan segenap kesabaran saya urus semuanya dan ya not bad lah hahaha. 

Kedua, urusan keperluan penelitian itu sendiri. Ketika saya memilih proyek ini dari dua proyek yang ada, saya tau ini takkan mudah. Ini akan terjal, dan saya akan menjadi mahasiswa paling merepotkan karena bantuan dari teman - teman saya bersifat mutlak. Terlepas dari cakupan penelitian di daerah yang saya tak faham, juga fakta bahwa saya melakukan single proyek dimana berhasil tidaknya ada di tangan saya. Tapi mungkin memang tak akan ada proses yang mudah dalam setiap kehidupan mahasiswa tingkat akhir ya hahaha. Jadi ya, dinikmati saja. Dinikmati harus banyak belajar lagi. Dinikmati bhwa jatah satu tahun ini harus saya selesaikan dengan mempersiapkan langkah - langkah kedepan setelah segala balada perkuliahan ini selesai. Intinya, Seru! hahaha. Tapi tetap, saya tak menyesal memilih penelitian ini dibawah bimbingan seorang dosen muda yang menurut saya menginspirasi. Jadi, mari kita berdoa bersama agar segala urusan dipermudah.

Cerita soal yang 'lain' juga ada, tapi biarkan jadi punya kita, iya tidak? Ya, Tuhan memang tau bagaimana membuat saya mengenang tahun - tahun terakhir setiap jenjang pendidikan saya hahaha. Intinya? Seru!. Bahagia pernah, sakit pernah, pun soal belajar mengikhlaskan. Ikhlas akan segala sesuatu, yang saya tau Tuhan tak pernah jahat dan merencanakan sesuatu asal - asalan. hehe hehe.












Bukankah terkadang lucu, bagaimana pada akhirnya kita harus meninggalkan tempat yang dulu kita mati - matian berusaha untuk menyatu didalamnya. Bergegas ketika sudah nyaman dan melekat. Berpindah ketika akhirnya kita adalah bagian tak terpisahkan di dalamnya. Bukankah lucu ketika kita meninggalkan semua yang nampaknya kita punya karena hasil usaha sendiri, untuk mengejar sesuatu yang lain yang pada akhirnya akan sama kita tinggalkan. Bukankah lucu, bahwa akhirnya kita sadar, manusia adalah makhluk yang senang sekali berjuang, menetap sebentar, lalu berpindah entah senang atau tidak, terpaksa atau tidak. Bergegas dan mencari perjalanan baru yang belum tentu sama nyamannya, tapi sudah pasti banyak berjuangnya. Bukankah gila bahwa terkadang kita mencari pesakitan kita sendiri untuk sesuatu yang kita kira akan lebih menyenangkan dan menyejahterakan, dan mengesampingkan bahwa itu hanyalah perkiraan. Bergantung pada harapan - harapan, entah sebesar bulan, atau sekecil biji kacang. Bahwa sebenarnya perkiraan, sama seperti sifat - sifat kemungkinan, tak pernah mutlak, tak pernah kamu sangka. Tapi pada akhirnya kita tau, bahwa dari perjalanan berpindahlah akhirnya kita tumbuh dan dewasa. Pada akhirnya, entah kedewasaan yang menghasilkan pilihan, atau pilihan yang akhirnya mendewasakan kita. 



Kamu gimana Ta? sudah siap menjadi dewasa atau pasrah didewasakan?.
Sudah siap bergegas atau tidak?.
Dan bukan pertanyaan, siapkah kamu memulai lagi dari awal?
Impian saya sesederhana punya rumah dengan atap yang terbuka langsung ke langit luas. Tak perlu mewah yang penting nyaman. Tak perlu luas yang penting hangat, tempat beberapa manusia yang bercengkrama di waktu waktu malam dengan melihat pertunjukan bintang dan bulan di pertengahan bulan dengan langit yang cerah. Karena seringkali, ketika tanah tak lagi dapat menerima segala tekanan, saya lihat langir dan semuanya terasa biasa saja. Rasanya ketika melihat megahnya galaksi berhias cahaya, ini semua bukan apa apa, ada sesuatu yang lebih besar dari apapun yang dihadapi manusia. Ada sesuatu yang lebih besar yang berhasil menciptakan segala galaksi dan selalu ada disana mengawasi. 
Satu yang sejak dulu membuat saya pandai merelakan beberapa hal. Ketika kita terus saja berjalan dan melepaskan beberapa hal untuk kebahagiaan manusia lain, suatu hari, akan ada yang sama lapang dadanya untuk melepaskan hal - hal pentingnya untuk kebahagiaan kita. Itu hanya masalah waktu dan bagaimana kita mengisi rentang nanti sampai waktu itu. Percayalah, hanya masalah waktu sampai akhirnya kamu tau ada seseorang yang rela saja membahagiakanmu. Sesederhana turunnya hujan bagi tanah yang sudah bertahun gersang. Sesederhana tunggu yang bertemu dengan kedatangan. Sesederhana ketika kamu lelah, akhirnya kamu yang membuat bahagiamu sendiri, berdamai pada diri dan segala kondisi. Mencari kepastian bahagiamu walaupun beberapa hal sudah tak ladi digenggaman jemari.
Untuk bintang.

Suatu hari akankah ada yang menerima segala kurang dan cela yang tak termaafkan?. Segala keluhan yang selalu terdengar dari bibirnya ketika sedang lelahnya. Segala kata - kata putus asa yang selalu lekat ketika sedang kalut - kalutnya. Segala rentetan yang mengejar, ketika bibirnya bercerita tentang sesuatu yang tak sesuai dengan idealismenya. Segala kejatuhan. Segala ketidaksempurnaan. Segala kesenangannya yang merepotkan. Segala kebiasaan yang menurut orang lain berlebihan. Segala perubahan hati yang terjadi begitu cepat. Segala sisi dirinya yang kadang muncul, kadang tenggelam. Kadang dewasa, kadang bermanja. Segala humornya yang kadang hanya dia yang mengerti. Segala tertawa kecil karena sesuatu yang menggelikan. Segala kata - kata yang terbata karena riuh otaknya tak membuat ia pandai merangkai kata seperti biasanya. Segala mimpi yang tak masuk akal. Segala pikiran - pikiran akan hal remeh pada bahasan tengah malam. Segala kekhawatiran berlebihan ketika semuanya tak sesuai dengan rencana.

Untuk bintang, akankah suatu hari ada seseorang yang dapat menerima segala cela dengan begitu ikhlasnya, tanpa berlari, tanpa menjauh. Akankah ada seseorang yang akhirnya memeluk segala celanya dan mengajak ia menerimanya bersama, bukan kecewa karena gadis kuat yang selama ini terlihat, tak sekuat, kelihatannya.
Dan bersama gugurnya embun pagi di salah satu hari hari penting, saya ikhlaskan kamu, harapan yang pernah ada. Terimakasih karena telah begitu menyenangkan. Semoga kamu selalu dalam lindungan Tuhan, dimudahkan segala urusan yang menyulitkan, diberikan hati untuk melapangkan bukan membingungkan. Mungkin bukan kamu, mungkin memang giliranku untuk bahagia masih jauh, tapi kamu tau, kamu tak akan pernah kehilangan aku. Semoga kamu selalu baik baik saja, karena dalam doa tak ada yang bernama, dan beberapa akan tetap mendoakanmu tanpa jeda. 
Saya mengikhlaskanmu pada setiap tetes hujan yang turun di badai besar bulan agustus. Pada kelip kelip bintang di perjalanan terakhir tengah malam setelah sepiring nas goreng tandas dihabiskan. Pada pesan pesan tak tersampaikan yang selamanya tersimpan dalam folder hp usang. Pada foto foto yang dihapuskan karena mengingatmu tak lagi terasa ringan. Pada setiap catatan yang disimpan semesta. Pada setiap doa doa yang dipanjatkan sendakala. Pada setiap harapan yang jadi pahala karena selamanya tak kan pernah jadi nyata. 

Saya mengikhlaskanmu pada cerita yang disimpan rapat sahabat saya. Pada cerita kepada ibu saya yang menganggapnya satu cerita gagal cinta yang kau punya dari beberapa cerita cinta sebenarnya yang disimpan Tuhan. Mengikhlaskanmu tak akan pernah jadi sederhana, tapi bukan berarti tak dapat dijalani dengan selapangnya dada.

Saya mengikhlaskan jatuh cinta dan melepasmu begitu saja. Seperti keikhlasan bulan yang mendamba bumi, dan berputar tanpa henti tak peduli dinginnya galaksi. Karena sederhana, itu adalah sesuatu yang memang seharusnya terjadi. 
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

Introverts in disguise. Read keeps me sane, write keeps me awake. Both of them entwined makes me alive.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Panjang Umur Wanita
  • replacement
  • susu jahe hangat
  • mei

Categories

  • Reviews
  • Stories
  • Unsend Letters

Advertisement

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • ►  2025 (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (2)
  • ►  2023 (4)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
  • ►  2022 (1)
    • ►  Mei (1)
  • ►  2021 (15)
    • ►  November (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (3)
  • ►  2020 (46)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (8)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (28)
    • ►  Desember (11)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (9)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (21)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2017 (62)
    • ►  November (1)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (15)
    • ►  Januari (13)
  • ▼  2016 (55)
    • ►  Desember (8)
    • ►  November (12)
    • ▼  Oktober (10)
      • Bittersweet October
      • Seperti Sandekala
      • Mengerikannya.
      • Life Nowadays
      • Dihampir
      • Impian Gadis Langit
      • Soal Rela dan Bahagia
      • Untuk Bintang
      • Surat Terakhir
      • Ikhlas
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2015 (26)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2014 (48)
    • ►  Desember (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (6)
  • ►  2013 (52)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (11)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2012 (68)
    • ►  Desember (23)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (13)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2011 (13)
    • ►  Desember (13)

Pengikut

Oddthemes

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates