salah berdoa

Aku salah berdoa. Kupikir tidak akan pernah ada yang salah dari suatu doa. Tapi ternyata setelah kita berjalan lebih jauh, nuranimu dapat menyadari bahwa kita benar - benar bisa salah berdoa. Berdoa akan hal - hal yang kasat mata, dan mengaburkan hal - hal yang paling penting hanya karena ia kini tak kasat mata. Berdoa menginginkan hal - hal jangka pendek sembari menggugurkan banyak kemungkinan - kemungkinan jangka panjang, yang bisa jadi memiliki kebermanfaatan yang lebih lapang.

Berdoa akan manfaat dunia, yang tanpa sadar menjauhkan kita dari manfaat akhirat pada setiap jengkalnya. Bagaimana momen yang tidak abadi ini sungguh dapat membutakan hati dan nurani. 

Seharusnya, aku berdoa agar aku diberi kesempatan untuk dapat lebih bermanfaat bagi sesama. Bukannya sekedar memenuhi kepuasan jiwa atas nama manusia disekitarku yang lainnya. 

Aku berdoa agar suatu hari aku dapat mendirikan sekolahku sendiri. Aku berdoa agar memiliki pekerjaan yang membuatku punya alasan bangun esok hari. Aku berdoa agar aku tetap memiliki jiwa dan mimpi seperti ini. Agar suatu hari, aku dapat menjadi perantara gadis kecil di liputan televisi, yang dengan mata berbinar berbicara tentang mimpinya menjadi dokter, meski di belakangnya tumpukan sampah Bantar Gebang dapat begitu mengintimidasi. Aku ingin membuktikan kepada anak - anak seperti dia, bahwa mimpi mereka tidak pernah sia - sia.

Bahwa mimpiku, tidak pernah sia - sia. 

Hey, ternyata, aku masih ingin belum menyerah kepada dunia. Meski sedikit, ternyata masih ada sedikit keberanian untuk keluar dari zona yang begitu nyamannya. Meski sedikit, tidak apa, kita coba lagi perlahan saja.

0 comments