soal keinginan

Diskusi panjang telah sampai pada satu yang kita sepakati. Bagaimana kita akan berhenti berdoa untuk semua yang terbaik menurutNya, karna akhirnya kita mengerti bagaimana Ia selama ini selalu memberikannya tanpa perlu diminta. Kini, kita sepakat untuk mengganti dengan yang lebih sederhana. Agar setiap keinginan hati sesuai dengan kehendakNya. Agar selalu ada kelapangan untuk menerima setiap yang ditakdirkan. Pagi ini kita teringat, bagaimana melelahkannya berjalan dengan hati yang terbebani karna dunia tidak sesuai dengan imaji. Yang anehnya, pada masa - masa paradoks, kita justru merasakan ragu pada hal - hal yang berada dalam genggaman, meski sebelumnya kita inginkan dengan sepenuh angan. Bukankah membahagiakan bahwa akhirnya kita sepakat bahwa hanya Ia yang paling tau akan setiap yang terbaik dan hal - hal di dunia lainnya, bahkan tentang diri kita sendiri?

0 comments