Purnama


Bukankah kita bisa sabar dari Purnama?
Puluhan hari ia menunggu untuk hari-hari singkat terlihat sempurna. Sinarnya pun tak selalu sampai di pantulan kaca-kaca. Terkadang temaram, bias, bahkan pada beberapa waktu hilang begitu saja bersembunyi dibalik pekatnya awan malam hari. Bahkan pada hari-hari sempurna, indahnya masih tak cukup bagi semua manusia. Beberapa melirik sekejap, beberapa bahkan tak peduli karena kerlap-kerlip dunia masih lebih indah dipandang mata. Walaupun begitu, ia tetap datang sesuai ketentuan. Pada hari yang sama, waktu yang sama. Tak pernah terlambat walaupun sekejap. Tak peduli walau hanya sedikit orang yang melihatnya dengan penuh kagum, penuh hikmat, penuh sesap. Ia tetap datang lagi, lagi , dan lagi, tak peduli seberapa banyak pengacuhan yang tiap kali ia dapat. Ia hanya sabar, sekali lagi, untuk sekali lagi. Tak lupa dengan kesempurnaan yang sama, setiap kali.


0 comments