remember. part 1

ditengah guguran daun aku menantimu, tepat disini seperti biasa. di pojok taman yang ku tau darimu kala itu. ketika air mata ini menetes karna ketidaksanggupan diri . kau menarik tanganku dan berlari sampai nafas ini menjadi sepatah demi sepatah, entah karna terlalu cepat atau karna sentuhan tangan kita disana yang membawaku melambung tinggi, sejenak lupa akan apa yang kuhadapi. maka aku nikmati saja hembusan kenyamanan yang ada. dan kau membawaku kesini, duduk dan diam. 

"teriak aja sekuat yang lo bisa, disini, jangan dirumah, bisa digebukin sekampung nanti"

ku hapus air mataku, dan berteriak sekeras kerasnya, sampai beban hati ini ikut keluar bersama setiap helaan nafas yang ada. aku bahagia.

"makasih ya ndi"

"buat apaan?"

"ya, buat ini"

"jangan makasih sama gue lah, makasih sama tuhan, yang udah menciptakan tempat sebegini indahnya"
"oh iya, dan makasih juga sama pemerintah, yang nggak jadi gusur tanah ini kemaren"

"ogah gue, pemerintah tuh masih banyak kurangnya, palingan juga sumbangan ++ dari developer kurang, makanya dia nggak jadi gusur"

"duh duh sensi amat neng, udah lupa ya sama nangisnya tadi? hahaha"

"hahahaha, iya, makasih"


maka senja kala itu ditutup dengan sangat manis, canda tawa menghiasi suasana, membuatku lupa segala masalah yang ada. kau menghisap seluruh kelabu dan menggantinya dengan segala rasa bahagia. maka sejak saat itu, kujadikan ini tempat kita mengulang rasa yang sama, aku menyebutnya cinta, kalau dirimu, entah apa. selama 5 tahun pun kau tetap setia memanggilku dengan sebutan sahabat, tak ada keinginan untuk mengubah panggilan menjadi pacar, atau teman spesial, hanya sahabat, thats it. singkat, cerdas, dan aman. ah tapi apa kuasaku, toh aku hanya seorang gadis yang dapat menunggu, pilihanku hanya meneruskan atau berlari. meneruskan apa yang kau sebut dengan sahabat, atau berlari sekencang kencangnya dari hubungan yang hanya aku sebagai individu utamanya, tak akan ada kita. karna sampai saat ini pun aku tak mengenal perasaanmu

ah memikirkannya membuatku mengantuk, ku rebahkan diri diatas guguran daun daun yang berserakan, dengan alunan lagu adelaide sky di earphone semua indraku melemah, dan tik, aku terbang ke alam mimpi. alam indah yang hanya ada diriku disana, dan mungkin sosokmu yang menari nari indah diatas langit khayal bawah sadar. dan aku pun terbangun, kutatap dua mata itu yang sedari tadi melihatku dengan seksama, mungkin aku masih bermimpi jadi kututup mata ini sekali lagi. deg deg deg......... jika ini mimpi mengapa aku dapat merasakan pipi ini memerah dan memanas. menhan aliran adrenalin yang secara tiba tiba bekerja dengan sangat cepat.

"eh kebo bangun dong, gue udah lama banget nungguin lo nih"

aku terduduk seketika, mengumpulkan nyawa, kesadaran, bahwa ya, itu kamu, hidup, nyata dan indah, berbaring disampingku dengan tatapan lucu dan heran.

"kaget banget sih, huahaha, muka lo lucu banget asli, lap dulu tuh jigong"

"sorry, jaman tidur masih jigongan, emangnya lo"

berusaha menata nada bicara senormal yang aku bisa, menutupi detakan nadi yang terlalu cepat. rasanya ingin ku bekukan beberapa menit yang telah berlalu, dimana hanya ada aku, kamu, saling menatap ditengah guguran daun. indah. tapi ku tau, sensasi itu hanya ada di alam khayalku, takkan sampai kepadamu, walaupun aku menangis dan menghembuskannya di setiap helaan doa kepada semesta.

dalam sekejap aku sadar akan realita disana, bahwa selama ini, beberapa tahun yang terlewati. hanya ada aku diujung jalan, menunggu, tanpamu. hanya aku yang merasa segala perasaan indah yang ada, dan kau........ hanya diam. aman di zona persahabatan dan tak mau berpindah. taukah kau? aku mulai lelah. maka disaat itu, tepat ketika ku sadar, aku kumpulkan segala keberanian yang tersisa untuk mengatakan yang sebenarnya.

"gue mau ngomong sesuatu.... agak serius, dan please banget jangan ketawa"

"kenapa emang?, jangan bilang kalo hari ini lu lupa pake kolor, huahahaha"

"stop! berhenti memperlakukan gue seakan akan gue temen cowok lo"

keadaan sunyi, air mukanya seketika berubah

"gue masih cewek, gue punya perasaan ndi. apa lo nggak ngerasa?"

"sabar kar, kok tiba tiba jadi gini sih"

"ndi, gue sayang sama lo, lebih, lebih dari sekedar temen cewek yang cuma bisa lo ajak seneng seneng"

"gue nggak tau, gue bingung"

"kenapa bingung? lo hanya butuh peka, enough. gue nggak bisa terus terusan jadi bahan candaan lo, gue nggak bisa nahan perasaan ini lebih lama lagi, tahunan ndi."

"maaf selama ini mungkin gue nggak peka"

"yap! thats the point, karna itu, gue fikir....."

air mata mulai menetes, setitik di ikuti titik titik lainnya. berhamburan membawa segala beban yang ada, luapan perasaan, amarah, emosi, dan bimbang.

"gue mulai lelah menunggu. dan gue salah, karna sudah menodai persahabatan kita sama hal yang kayak ginian"

"kar, please jangan nangis...."

"gue juga nggak mau kayak gini ndi. maaf.... seandainya gue punya kuasa pasti gue lebih milih kita jadi temen, dan ngehapus perasaan ini, perasaan buat lo"

"gue ngerti, tapi perasaan itu tuhan yang kasih kar, lo nggak bisa main apus gitu aja"

"tapi kalo nyiksa kayak gini, apa lo bisa kasih solusi?"

dan suasana hening.......

"gue tau, lo pasti nggak akan bisa jawab. karna itu, gue minta waktu untuk sendiri dulu ya, menetralkan perasaan gue, jadi ketika gue ketemu lo nanti, suatu hari, gue bisa pamer gigi lagi, nggak kayak gini, kumel, mata bengkak, ingusan, jelek banget"

"kar maaf... maaf..."

"nggak, ini bukan salah lo kok, ini sepenuhnya salah gue, maaf gara gara ini persahabatan kita jadi rusak"

"gue nggak tau, gue harus ngapain sekarang"

"lo hanya cukup bahagia, thats enough"

kutampilkan senyuman terbaik sebisanya

"im fine, i'll always fine"

maka aku membalikkan badan di senja itu, dimana langit diatas mulai berubah warna, oranye dengan semburat kemerahan dibeberapa sisi, juga dihiasi dengan pita pita biru tipis disampingnya. indah dan menyakitkan. aku berjalan ditengah kebimbangan, apakah yang kulakukan kali ini benar, menyerah pada perasaan yang selama ini kujaga dengan eratnya. ada sedikit harapan tersisa disudut hati, bahwa mungkin dia akan beranjak dan mengejarku disini, tapi....... semua itu hanya terjadi di film bukan, dan ini realitas, menyakitkan, selalu begitu.

3 bulan setelahnya

ini malam ulang tahunku, sudah 3 bulan lebih sejak kejadian di taman itu, aku tak mencoba menghubunginya sekalipun. berusaha menghindar semaksimal mungkin. sampai disini, ketika aku sendiri, perasaan itu mulai menjalari nadi dan beralih ke hati, membuka luka yang mulai menyembuh beberapa waktu lalu. aku teringat, aku rindu, sangat rindu. ketika yang ada hanya aku, kamu, dan sunyi. indah, walaupun tanpa kata kata tak berarti. tapi hari hari itu sudah berada jauh disana, takkan tergapai oleh sekali rengkuhan. bagaimana ya kabarnya sekarang? kuharap dia baik baik saja. karna perasaan ini masih belum normal seutuhnya maka ku titipkan perasaan ini ke semesta.

"aku disini masih berusaha melupakanmu, maka maafkan aku."

dan dengan memejamkan mata, kubawa sakit ini ke alam bawah sadar, dimana kuharap dia dapat bertemu penyembuhnya disana, seperti oasis ketika kau sedang kehausan. menyenangkan walaupun ku tau itu semu dan tak nyata. aku bercumbu dengan bayangmu.

0 comments