Hal yang pagi ini aku sadari. Meski kamu sering kali berada di garis hadir dan hilang, ternyata aku selalu membawamu kemanapun aku pergi. Ke tempat - tempat yang aku kunjungi. Pantai dengan pasir putih, dan laut yang sebiru langit. Beberapa kali semilir angin menghembuskan ingatanku tentangmu. Kalau saja kamu disini. Bahkan di tengah senyapnya kafe kopi, senja hari, bersama segelas latte dan seorang laki - laki. Kamu hadir dalam bentuk sekumpulan rasa bersalah dalam hati. Serupa rasa yang aku tidak mengerti asalnya. Selamanya tidak dapat aku logika.
Pagi ini, ketika akhirnya beranjak dari malam - malam tanpa penjelasan. Melihat ke belakang rasanya membuatku menyadari sesuatu. Aku butuh untuk melepaskanmu. Sepenuhnya. Tidak lagi jadi seseorang yang selalu aku bawa. Tidak lagi jadi rumah tempat aku mencari perlindungan. Berhenti menjadikanmu tempat istirahat untuk setiap lelah akan pelarian karna ketakutan.
Sekian jauh perjalananku dengan membawa bayanganmu membuatku mengerti. Aku tidak dapat memaksa jiwa - jiwa berkelana untuk tinggal, selamanya sekedar menyinggahi. Kamu mungkin saja bukan jawaban dari setiap pertanyaan yang bergantungan. Jawaban - jawaban yang hanya akan aku dapatkan ketika aku berjalan sendirian, dengan pundak yang lebih ringan.
Mas, aku masih mencarimu beberapa kali akhir - akhir ini. Belum terbiasa berjalan sendiri, dengan tidak membawamu di sisi. Tapi aku usahakan agar tetap seperti ini. Semoga kita dapat bertemu lagi suatu hari. Dengan hati yang lebih tertata, dan pikiran yang dewasa. Kala itu, semoga kamu sudah menemukan rumah tempatmu dapat bercerita.
Pagi ini, ketika akhirnya beranjak dari malam - malam tanpa penjelasan. Melihat ke belakang rasanya membuatku menyadari sesuatu. Aku butuh untuk melepaskanmu. Sepenuhnya. Tidak lagi jadi seseorang yang selalu aku bawa. Tidak lagi jadi rumah tempat aku mencari perlindungan. Berhenti menjadikanmu tempat istirahat untuk setiap lelah akan pelarian karna ketakutan.
Sekian jauh perjalananku dengan membawa bayanganmu membuatku mengerti. Aku tidak dapat memaksa jiwa - jiwa berkelana untuk tinggal, selamanya sekedar menyinggahi. Kamu mungkin saja bukan jawaban dari setiap pertanyaan yang bergantungan. Jawaban - jawaban yang hanya akan aku dapatkan ketika aku berjalan sendirian, dengan pundak yang lebih ringan.
Mas, aku masih mencarimu beberapa kali akhir - akhir ini. Belum terbiasa berjalan sendiri, dengan tidak membawamu di sisi. Tapi aku usahakan agar tetap seperti ini. Semoga kita dapat bertemu lagi suatu hari. Dengan hati yang lebih tertata, dan pikiran yang dewasa. Kala itu, semoga kamu sudah menemukan rumah tempatmu dapat bercerita.
0 comments