semoga

Teruntuk bulan ramadhan tahun ini. Aku sudah bertemu kamu 22 kali, tapi rasanya perpisahan denganmu kini adalah yang paling menyedihkan dari setiap perpisahan yang selama ini sudah kita lakukan. Banyak hal-hal yang membuat aku menyadari bahwa meski esok adalah hari kemenangan, tapi sesungguhnya yang ada hanyalah kekalahan yang terasa sangat nyata di dalam hati. Kalah karna tidak ada yang berubah meski sudah berlelah-lelah menahan nafsu makan dan minum. Kalah karna ternyata ada nafsu yang lebih besar yang akhirnya gagal aku kalahlan. Nafsu menjadi iri, menjadi tidak bijak, menjadi jahat kepada seseorang yang seharusnya sudah aku maafkan. Rasanya bulan ini tidak ada doa yang lebih utama selain memohon ampun kepadaNya karna selama ini sudah jadi manusia yang berdosa. Manusia yang seringkali menganggap pertemuan kepadaNya hanyalah kegiatan 5 waktu yang sambil lalu. Manusia yang seringkali berlaku tidak baik kepada orang lain, dan merasa senang meski ada hati yang tidak terasa biasa saja. 

Sungguh aku merasa kalah. Merasa bahkan ramadhan satu tahun pun tak sanggup membuatku kembali menjadi utuh seperti seharusnya. Kembali fitri seperti kata mereka di waktu-waktu seperti ini. 

Teruntuk kalian yang membaca. Sungguh, kalian adalah setiap permohonan maaf yang aku panjatkan. Setiap tertawa yang kemudian menjadi dosa. Aku memohon maaf sebesar-besarnya atas segala alfa, segala cela yang aku sengaja, ataupun tidak sengaja telah aku lalukan. Semoga segala ibadah kita diterima. Segala permohonan maaf kita diaminkan semesta. 

Semoga kita dapat bertemu dengan ramadhan tahun depan dengan jiwa yang lebih baik. Semoga. Semoga. Semoga.

0 comments