cela
Untuk setiap hal-hal yang tidak bisa aku rubah. Setiap cela yang melekat tanpa bisa aku pisah. Aku kini berhenti membencimu, tapi juga tidak melupakanmu. Aku kini hanya sederhana berada pada jalan memaafkanmu menuju kelegaan bahwa setiap manusia tidak ada yang sempurna. Setiap gadis punya kerumitan dirinya sendiri yang mengakar di dalam kepala. Punya hal-hal yang hanya ingin dia simpan dengan rapat, tanpa ada orang yang melihat.
Untuk setiap hal-hal yang dulu aku tak suka. Hal-hal yang sempat membuatku membenci diri sendiri melebihi ketidak sukaanku terhadap orang-orang jahat lainnya. Kini, aku mengerti bahwa keberadaanmu memang harus dimaknai sepenuhnya. Menerimamu dengan lapang dada memberikan aku pemahaman bahwa mungkin kamu hadir untuk menjauhkan segala hal yang mungkin menyesatkan. Mendekatkan aku kepada hal-hal yang lebih membahagiakan. Aku mengerti bahwa ada banyak hal lainnya yang bisa aku rubah. Hal-hal lain yang membuat aku lebih berarti. Membuat aku lebih mencintai diri sendiri.
Untuk diri yang seringkali lupa. Semoga akan selalu ada ingat agar tidak bersedih akan setiap hal-hal yang tidak bisa kita rubah. Suku, bangsa, ras, warna kulit, tinggi, bentuk wajah, dan segala hal pemberian semesta lainnya. Meski akan ada hari-hari seperti hari ini. Ketika kamu semakin jauh dari segala yang diinginkan hati karna sederhana, hal-hal yang melekat bukan sesuatu yang mereka suka. Percayalah bahwa ada banyak hal yang masih bisa diusahakan. Banyak hal yang masih bisa dikejar. Lebih banyak hal baik yang bisa kita rubah. Karna seperti bencana, cela juga adalah suatu kejadian. Yang harus dimaknai sepenuh hati, meski butuh waktu, tapi suatu hari kita akan menyadari bahwa setiap hal memang punya arti.
0 comments