semoga, kamu juga
Di ruang imajiku, kamu yang sempurna, mati-matian aku leburkan, agar kembali menjadi manusia yang berhias cela. Aku pikir suatu temu yang nyata akan mempermudah semuanya, bahwa kamu tidak seindah dalam bayangannya. Tapi ternyata, aku justru semakin cinta karna kenyataan bahwa kamu juga sama manusianya. Sama-sama lemah, dan butuh disempurnakan. Sama-sama punya sela jari yang harus dilengkapi. Sama-sama punya hati yang harus diisi, dengan segala kurang yang menunggu untuk diperbaiki.
Lalu kalau sudah seperti ini, jelaskan bagaimana caranya punya kehidupan yang tanpa keinginan untuk memiliki kamu, yang rasanya sedekat nadi, tapi nyatanya hanya ironi.
Bagaimana rasanya mengikhlaskan kamu, seseorang yang bahkan segala kurangnya semakin membuatku ingin menjadi rumah untuk setiap luka, lelah, dan kecewa. Menjadi lengan yang mendiamkan kericuhan dalam kepala. Menjadi hangat yang dalam dingin memeluk setiap kehancuran dengan erat.
Lalu kalau sudah seperti ini, jelaskan bagaimana caranya punya kehidupan yang tanpa keinginan untuk memiliki kamu, yang rasanya sedekat nadi, tapi nyatanya hanya ironi.
Bagaimana rasanya mengikhlaskan kamu, seseorang yang bahkan segala kurangnya semakin membuatku ingin menjadi rumah untuk setiap luka, lelah, dan kecewa. Menjadi lengan yang mendiamkan kericuhan dalam kepala. Menjadi hangat yang dalam dingin memeluk setiap kehancuran dengan erat.
Kepada kamu, yang kini setiap kurangnya belum aku ketahui, setiap ceritanya belum aku mengerti, setiap risaunya belum menyisip ke dalam memori. Iya, suatu hari nanti ketika semuanya masuk akal, seorang aku akan menerima segala kurangmu dengan lapang dada. Semoga, kamu juga.
0 comments