Mungkin



Mungkin, aku masih ada dalam setiap hal yang kau ingat soal bahagia.
Bisa jadi, bahkan sweater biru yang sudah koyak itu masih berbau aku.
Atau, bukannya tidak mungkin, di kepala mu masih ada senyum yang serupa lengkungan bibirku.
Mengakar, sampai kebawah dan berdiam di hati.

Barang kali, kau masih menyayangiku sampai sebegitunya.
Barang kali, kita memang tak pernah benar benar berkesudahan.
Barang kali, segala kemungkinan kita hidup masing - masing adalah apa yang hanya di ada adakan.
Dan segala kemungkinan - kemungkinan akan itu berkumpul jadi satu dan bertemu dengan realitamu.
Realitaku.
Realita mereka.
Dan kemudian muncullah kemungkinan terakhir.

Mungkin, kita memang diharuskan belajar mengeja bahagia dengan orang yang berbeda.
Karena seperti yang kita tau, segala mungkin adalah apa yang telah kita lewati. Bukan lagi yang kita ingini. Bukan lagi dalam bentuk mimpi.

3 comments