Dear Trep
Ini untuk kamu yang melihat post blogku sampai yang paling awal. Terimakasih karna telah datang berkunjung ke rumah yang baru saja dibenahi dari segala kacau, dan terimakasih karna telah datang lagi, teman.
Kemarin kau mencari namamu disetiap tulisan sederhanaku soal hidup, dan kau tau, hasilnya nihil. Ya, pertemuan pertama kita memang belum sempat menghasilkan apa apa. Entah kamu yang terlalu cepat, atau memang aku saja yang dulu masih pengecut untuk menerima tawaran gila yang datang mendadak. Tapi ya, aku tak pernah menyesal menjadikanmu sebagai teman.
Lalu kau singgah sebentar. bercerita banyak hal soal kehidupan. kau bercerita tentang getir, sedangkan aku berbagi manis. Pintaku tak banyak sebagai teman, hanya saja kufikir akan menyenangkan jika bisa mengajakmu melihat bahwa hidup tak segelap itu. hidupmu lebih indah dari dunia game, jika kau mau melihat bahwa matahari masih disana, jika kau masih mau mendengar bahwa ada manusia sepertiku yang berteriak semangat dihadapmu. Aku terkesan sok dewasa ya? haha, kau salah. Aku adalah manusia teregois yang mungkin kau temui. Kau fikir aku melakukan ini untuk perbaikan SDM? tidak! ini untuk diriku sendiri, lebih jauh lagi, untuk aku yang mencari tempat untuk berbagi, bahwa sebenarnya aku tak sekuat itu, aku tak sedewasa itu. Bedanya, kau mudah menunjukkan sakitmu, aku? mati matian menguburnya dalam diam sampai busuk. kita sama kan? dan kufikir ketika kamu datang lagi dengan sejuta cerita mengejutkan, kufikir akhirnya aku menemukan teman untuk tumbuh bersama.
Saat ini, ketika kau memutuskan pergi tak kalah mendadaknya dengan kedatanganmu, aku agak terkejut. Bukan karna kau yang mengucapkan selamat tinggal di kala pagi, tapi karna aku yang menyadari, nyaman itu mulai ada, tidak lebih, tapi aku berharap banyak untuk jadi sahabat. Kufikir sebagai seseorang yang pernah disakiti, masing masing kita bisa mengerti kalau masa lalu bukan untuk dimusuhi. Tapi memang, setiap orang punya perspektif berbeda soal tumbuh dan membenahi luka. Ketika soal kau, ya, kau memang punya cara yang tak lazim untuk bersahabat dengan hidup. Aku sebagai teman, menghormati itu. Jika pada akhirnya kita sama sama bisa tersenyum, toh cara manapun akan sepakat dilegalkan saja bukan?.
Lalu sebenarnya apa sih tujuanku menulis ini? haha aku hanya ingin memenuhi rasa penasaranmu, karna akhirnya ada namamu disalah satu postku. Tak perlu mencari jauh sampai diujung bukan? haha.
Dan satu lagi, apapun pahit yang kau rasa, jika saja kau mau melihat sebentar dan beranjak, kau akan tau, kau tak pernah sendiri.
Jaa
Gadis yang tetap tak suka kau panggil "Oyong"
0 comments