mataku meloncat dengan lincahnya kesana kemari mencari apakah sosok berkacamata dingin itu masih disana dengan satu buku ditangan. membaca dalam diam, penuh kesunyian, dan pesona. aku tak berani mendekat, mungkin hanya lewat, seperti angin, tak berwujud, dan tak dianggap. ah itu lebih baik kan sayang, kita tak pernah mengenal, bahkan sedikit informasi tentang nama saja aku tak punya. aku hanya suka, dalam diam, dan hati hati menyimpan rasa. cukup seperti ini, melihat sekelebat, dan membekas di memori, makin dalam dari hari ke hari. begini saja sudah cukup indah, tak perlu ada kata kata diantara kita kan?.
berjalan diantara teman temanku, kau menoleh sesekali karna mendengar ocehanku dan hei! kau tersenyum! wah indahnya, bolehkah ku simpan selamanya?. walaupun pada akhirnya ku tau takkan pernah ada selamanya, terlebih untuk kita. kau disana, dipuncak gunung es tertinggi dan aku berada jauh di dasarnya, magma, panas dan meletup letup. kita akan saling menghancurkan jika bersatu menjadi cerita bukan?. maka aku bersabar, sampai esmu mencair, atau ketika magma ini tak lagi meletup dan meledak ledak.
maka ketika di kelas itu kau berada tepat disana, aku merinding, hawa dinginmu sampai kesini, masuk ke nadi dan memadamkan emosi rasa. ah nyamannya, terlebih ketika kau dan gitarmu bersandar di bangku tepat dibelakang sana, dibelakangku sayang! kau tau betapa manisnya perasaanku?. walaupun ku tau kau terpaksa, karna hanya bangku itu yang tersisa. mungkin lain kali aku harus mencuri wekermu sehingga kau terlambat dan duduk dibelakangku seperti kali ini. tapi tak mungkin kan, karna ku tau pasti, wekermu adalah dia, si gadis tinggi putih nan elok. yang kupu kupu saja merendah ketika terbang diatasnya. kalian sempurna. percayalah, lukisan picasso saja sudah tak berarti ketika kalian bersanding di jalanan kampus. dengan segala efek yang kubuat buat ada.
sampai ketika ku melintas hanya ada tatapan letih dan dingin darimu terpampang didepannya, si gadis sempurna itu, kalian berdebat panjang, aku tak menguping tenang saja, hanya mencuri dengar. dan hatiku melonjak dengan riang ketika ku dengar suaramu yang berkata "kita putus". ah akhirnya, kenapa kau tak sadar dari dulu sih? ada aku disini, yang mengamatimu dengan riang hati dari hari ke hari. tapi hanya diam berdiri dan menanti. tapi ku tau pasti, kau takkan secepat itu berlari membawa luka hati maka bolehkah aku cairkan luka itu agar hilang bersama aliran air yang tak berguna?
ku kira langitmu akan kelabu karena berakhirnya kisah kalian, ah tapi langsung sirna ketika kulihat dirimu kembali disana, duduk dalam diam dengan headphone hitam dan buku ditangan, indahnya pemandangan itu, waktu saja membeku kala itu, sehebat itukah dirimu dihadapanku. tapi mengapa buku itu kau biarkan saja? kau terlihat menunggu sesuatu. ah sudahlah pasti bukan aku, sebaiknya aku pergi, maka ku melintas didepanmu lagi seperti hari hari sebelum hari ini. dan grep! jantungku berdetak cepat ketika tangan ini merasakan genggaman tangan asing. dan aku tau itu tanganmu! duh aku menoleh atau kabur saja untuk menyelamatkan emosi rasa, tapi hei gunung es, kamu membekukanku. magma ku melemah di hadapanmu, tak lagi meletup letup seperti dulu. ah nyamannya.
"bisa temenin gue?"
maka aku duduk disampingmu dan buku hitam itu. tempat yang selama ini aku amati dan berharap ada disitu.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
assalmualaikuuuuuuum semuaaaaaaaaaaaa!!!! aaaah gue baru sadar, ternyata menulis itu senyaman ini. jujur aja, gue sedang menghadapi masa masa crucial banget di babak kisah cinta gue yang tak sampai, eaaaaaaa. dan akhirnya gue menulis, kebalikan, bukan cerita sedih lagiiii, horrraaaaaaaaaaay!!! dan rasanya ternyata lebih melegakan loooh. mungkin kalian kalian bisa coba, "membuat galau anda menjadi produktif dan bermanfaat" karna fakta membuktikan bahwa, kegalauan seseorang berhasil meningkatkan kadar ke puitisan orang tersebut sampai 100 %. dan tolong yah sodara sodara, cerita diatas bukan based on the true story, cerita gue nggak seindah itu. tapi gue berharap cerita gue seindah itu, apalgi kalo cowonya kayak pemeran utama di sinetron trans waktu itu yang diaminin sama dimas aditya, duh gue lupa lagi namanya, azzzz. meleleeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeh............... sooo enjoooy yaa :) gue menerima kritik dan saran looh ceman cemaaaan, ehehe
ku kira langitmu akan kelabu karena berakhirnya kisah kalian, ah tapi langsung sirna ketika kulihat dirimu kembali disana, duduk dalam diam dengan headphone hitam dan buku ditangan, indahnya pemandangan itu, waktu saja membeku kala itu, sehebat itukah dirimu dihadapanku. tapi mengapa buku itu kau biarkan saja? kau terlihat menunggu sesuatu. ah sudahlah pasti bukan aku, sebaiknya aku pergi, maka ku melintas didepanmu lagi seperti hari hari sebelum hari ini. dan grep! jantungku berdetak cepat ketika tangan ini merasakan genggaman tangan asing. dan aku tau itu tanganmu! duh aku menoleh atau kabur saja untuk menyelamatkan emosi rasa, tapi hei gunung es, kamu membekukanku. magma ku melemah di hadapanmu, tak lagi meletup letup seperti dulu. ah nyamannya.
"bisa temenin gue?"
maka aku duduk disampingmu dan buku hitam itu. tempat yang selama ini aku amati dan berharap ada disitu.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
assalmualaikuuuuuuum semuaaaaaaaaaaaa!!!! aaaah gue baru sadar, ternyata menulis itu senyaman ini. jujur aja, gue sedang menghadapi masa masa crucial banget di babak kisah cinta gue yang tak sampai, eaaaaaaa. dan akhirnya gue menulis, kebalikan, bukan cerita sedih lagiiii, horrraaaaaaaaaaay!!! dan rasanya ternyata lebih melegakan loooh. mungkin kalian kalian bisa coba, "membuat galau anda menjadi produktif dan bermanfaat" karna fakta membuktikan bahwa, kegalauan seseorang berhasil meningkatkan kadar ke puitisan orang tersebut sampai 100 %. dan tolong yah sodara sodara, cerita diatas bukan based on the true story, cerita gue nggak seindah itu. tapi gue berharap cerita gue seindah itu, apalgi kalo cowonya kayak pemeran utama di sinetron trans waktu itu yang diaminin sama dimas aditya, duh gue lupa lagi namanya, azzzz. meleleeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeh............... sooo enjoooy yaa :) gue menerima kritik dan saran looh ceman cemaaaan, ehehe
0 comments