Saya menulis untuk mas yang mulai menjauh. Meski tidak lagi terpisah lautan, rasanya setiap kata justru semakin sulit untuk saling merengkuh.
Saya menulis untuk mas yang tidak lagi mendengarkan. Setiap cerita pada hari - hari biasa jadi semakin terasa menjemukan. Hal - hal sederhana yang dibagi tidak lagi terasa membahagiakan.
Saya menulis untuk mas yang tidak lagi menjawab. Monolog soal bagaimana hidup dan angan - angan berjalan, tersimpan dalam kamar kita, terus - menerus bergema. Mereka tidak lagi punya harapan, kembali menjadi sekedarnya kata, terasa hambar tanpa arti apa - apa.
Saya menulis untuk mas yang lari. Bukan kearah saya maupun rumah kita. Bukan juga kepada muara tempat digantungkannya mimpi - mimpi bersama. Arah yang sampai kini tidak saya mengerti kemana berakhirnya.
Saya menulis untuk mas yang berhenti bercerita. Tentang bagaimana hidup bisa jadi diluar ekspektasi kita. Soal hal - hal yang diusahakan tidak selalu jadi baik - baik saja, tapi pasti akan selalu ada jalannya. Soal keluarga dan mengikhlaskan. Soal jadi realistis agar kembali masuk akal setiap impian. Soal bagaimana baiknya untuk semua, bukan lagi hanya tentang diri dan keegoisan manusia. Bahwa hidup kita tidak pernah hanya jadi milik kita seorang jiwa.
Saya menulis untuk mas yang belum bisa menerima kehadiran saya. Akhirnya saya mengerti, tujuan yang sama tidak lantas membuat kita berada dalam satu jalan menujunya. Mas memilih berjalan berjauhan, sedangkan tangan saya masih sepenuhnya percaya bahwa kita akan sampai hanya ketika masing - masing sela jari terisi. Mungkin mas masih ingin berkejaran dengan diri sendiri. Atau mungkin memang bukan saya, seseorang yang terasa sepadan untuk mendampingi.
Saya menulis untuk mengingat mas seutuhnya. Meski penuh sayang tapi tetap berada pada kesadaran logika. Bahwa saya tidak lagi punya rumah dalam kehadiran mas seperti biasanya. Bahwa pada satu titik saya harus benar - benar berhenti, karna tidak semua hal dapat saya usahakan keberadaannya. Bahwa beberapa hal butuh dua pasang langkah kaki yang beriringan, bersama - sama. Sesuatu yang saya tidak lagi memilikinya.
0 comments