untuk mas

Teruntuk Mas.

Mas, akhir-akhir ini banyak sekali yang ada di pikiranku. Kebanyakan adalah kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan. Aku takut menjadi anak yang tidak membahagiakan bagi kedua orang tuanya. Menjadi murid yang tidak dapat memenuhi ekspektasi gurunya. Menjadi manusia yang tidak memenuhi tujuan hidupnya. Mas, saat ini mimpiku menjadi hal besar yang semakin jauh dari angan. Menjadi pikiran yang tidak lagi meringankan, malah membingungkan, membuat semua pilihan yang ada menjadi rancu. Membuat aku ragu terhadap diriku. 

Mas, saat ini betapa sulit untuk aku percaya kepada diri sendiri bahwa aku mampu mencapai segala mimpi. Suatu hari, ketika akhirnya kita bertemu, kamu akan tau betapa keraguan terhadap diri sendiri adalah luka lama yang harus dihindari. Betapa bayangan hidup tanpa mimpi dan tujuan, dapat membuat aku hancur setiap hari. Mas, untuk itu bolehkah aku berpesan sesuatu? 

Mas, ketika akhirnya hidup kita berjalan beriringan, aku berjanji akan jadi wanita yang menyediakan segala kebutuhanmu setiap hari. Aku akan belajar memasak walaupun tidak bisa sama sekali. Belajar mengingat semua jadwal kehidupanmu, apa yang kau suka, dan makanan apa yang jadi larangan agar kamu selalu sehat. Mas, aku akan mengiringi dengan segenap hati, jiwa, dan raga tanpa henti. Aku akan berjalan sedikit lebih lambat untuk menjadikanmu imam, menurunkan ego untuk berbagi nahkoda kapal kehidupan, menundukkan segala kesombongan agar kamu nyaman. Mas, aku akan selalu berusaha menyediakan ruang dimana-mana agar kamu dapat terus menghidupi hidup yang kau ingini. Semuanya akan aku lakukan dengan sepenuh-penuhnya keikhlasanku, aku hanya ingin berpesan sesuatu.

Mas saat itu, tolong jaga mimpiku. Rawatlah. Dekatkanlah agar jadi nyata. Kuatkanlah ketika aku sudah mulai lelah. Yakinkanlah ketika aku sudah mulai tidak percaya. Mimpiku tidak butuh macam-macam. Hanya ruang dalam langit - langit yang serupa semesta kita. Karena saat ini aku baru mengerti, bahwa menjaga mimpi ternyata bukan pekerjaan sederhana. Aku masih ingin tetap bermimpi walau sudah jadi seorang wanita yang pintu surganya bergantung pada ridho seorang laki - laki.

Kini, aku juga selalu berdoa, agar kamu semakin didekatkan dengan segala mimpi, mencapai segala hal yang kamu ingini. Karna aku tidak ingin mendikte definisi bahagiamu meski sudah merasa memiliki.

0 comments