ini aku, gadis di beranda dengan genggaman erat di cangkir teh susu, pelengkap senja kita. menunggumu disetiap ujung minggu, pertemuan kita yang tak pernah ku lupa. ketika kau bercerita tentang kehidupan dan kerumitannya. celotehan yang selalu sama menggebunya, cenderung berisik, tapi aku senang. karna denganmu aku tak perlu menjadi terompet kehidupan, meramaikan suasana mereka yang abu abu. denganmu, aku nyaman menjadi si kutu buku yang gemar membaca dan pendengar setia yang sedikit bicara. seolah olah, kamu dapat menjadi tempatku pulang.
ya ampun! aku terlupa bagian terpentingnya kali ini. mundur pada 13 bulan lalu. ketika cerita akan kita yang bersama, lengkap dengan segala kata kata cinta dan dua mangkuk mi ayam yang kosong telah mencapai akhirnya. berubah dari novel roman indah menjadi frasa frasa tak lengkap dan rumpang di selembar kertas lusuh yang bekas lipatannya dimana mana. perjuanganku untuk merubah kertas itu seperti baru, dan kamu yang terdiam dan tak bergeming sekalipun tangisku memecah segala keheningan duniamu. kesunyian paling menyiksa yang pernah ku punya, dan yang tak terduga adalah kamu, manusia yang memberikannya. anak laki laki yang sama yang telah memberi kan keramaian. aku terkejut, betapa kamu bisa sekontras itu.
karna itu, sampailah kita disini. hubungan yang dibangun atas dasar pengetahuan akan masing masing. aku yang tak pernah absen untuk mendengar ceritamu. memberi penawar yang pas ketika kegamangan menyapa, karna seperti katamu, aku adalah kebun di pekarangan tempatmu pulang. kebun yang kau namakan persahabatan. selamanya aku benci kata kata itu. karna itu batasku untuk tak meluapkan perasaan seenak jidat. seperti menghambur di rentangan tanganmu dan diam diantaranya. mengucapkan selamat pagi sampai selamat malam yang tak pernah tertinggal. persis seperti dulu. memastikan bahwa kau selalu baik baik saja dan bahagia, yah setidaknya secara terang terangan. bukan seperti ini, dibelakang punggungmu, mengintip dan menengadahkan tangan ke semesta, membisikkan doa yang bercerita betapa ku ingin kau untuk bahagia, keringanan hati, dan pasangan yang mengerti. tak lupa kutambahkan tentang 3 kata yang selama ini tak kau dengar, aku rindu kita.
untuk yang itu aku tak berharap semesta akan menyampaikannya. cukup ia dan aku yang tau rasanya. dan satu lagi yang tak kau tau, aku masih sering bermain dengan kenangan tentangmu, ya, sendirian. oleh karna itu beberapa hal memang lebih indah jika tak diucapkan. walaupun kau tau, aku tau, dirimu tak lagi dapat menjadi tempatku pulang seperti dulu. itu bukan lagi tempatku, jadi diamlah disana, berikan ia tempat paling nyaman untuk melepas penat dan beban kehidupan, tempat ia pulang. like i used to.
gadis ini tak sekuat itu jika harus terkunci dalam suatu persahabatan. aku tak mau. takkan pernah mau seperti itu. biarkan cerita kita benar benar habis sampai ke akar.
0 comments