moving out

aku disana. diujung jalan terdekat, tak terlalu jauh. memberi segala tanda yang dapat kugunakan untuk kembali. menata tali dengan rapi di jalanmu, berharap akan ada tegangan kecil disana yang membuatku sadar, tersenyum, bahwa kau disana dan bergerak, kesini, kearahku. aku taruh kotak kotak kesabaran disana, membentengi diri dari jalan maju kedepan, paling tidak untuk beberapa waktu, memastikan kita akan berjalan bersama kembali. melewati jalan yang dahulu kita tempuh, mungkin kali ini akan lebih baik, mungkin kali ini kita akan tau kemana arah yang dituju. tapi ternyata penantianku berada disana, kotak kotak itu mulai habis tertiup angin, terbawa debu dan tak akan kembali, mereka lelah, karna yang ditunggu tak kunjung datang dan kembali. 

sama dengan hati ini, yang mulai menipis tapi penuh dengan memori memori tak terucap kata, tak cukup tangguh menahan beban dan menghancurkan diri sendiri. sedikit demi sedikit, partikel kecil diikuti partikel lainnya. sadar kalau ia tak lagi dirawat, diperhatikan, dijaga, dan akhirnya diacuhkan sepenuhnya. kelak ketika hati ini telah melewati batas waktu, menghilang dan lenyap, apa lagi yang dapat kujaga?. dan apakah segala bait ini akan sanggup menahanku dari kejatuhan terdalam? kejatuhan yang tak kuinginkan. kejatuhan tak disengaja. kejatuhan pertama dan terakhir yang berbeda. kejatuhan yang akhirnya kusadar, terjadi karena rencana-Nya. mungkin aku akan lebih pasrah, karena setelah ini terlewati, tak akan lagi ada si gadis cengeng yang menulis dengan mata bengkak dan nafsu makan rendah, tak akan lagi ada gadis yang selalu menunggu disana, diujung jalan, menjaga hati seorang diri, tak akan lagi ada gadis yang berkali kali melihat ke layar handphone hanya untuk melihat apakah bayang semu dirimu telah kembali, dan mungkin...... tak akan ada dirimu lagi. 

0 comments