Soal sakit dan disayangi
Bapak menyusuri jahitan di celana jeans biruku yang baru ia lihat.
"ini bekas jatuh kemarin ta?"
"hehe iya pak" kataku dengan santainya
"sampe kayak gini, pasti sakit banget ya kamu"
Deg. Saat itu aku menyadari sesuatu dari sinaran mata bapak yang tiba-tiba meredup. Ia berkata seperti merasakannya sendiri, seolah ia yang kala itu terjatuh dari atas motor malam-malam di jalanan banjarnegara, dan bukan anak gadisnya satu-satunya. Saat itu aku semakin percaya, bahwa ada orang-orang yang selalu lebih sakit ketika kita tersakiti. Selalu lebih sedih ketika kita kecewa. Dan selalu lebih khawatir ketika kondisi kita sedang dalam bahaya. Saat itu aku menyadari sesuatu, bahwa apapun yang terjadi, sepertinya memang aku harus selalu bahagia, atau setidaknya mencoba terlihat bahagia dan baik-baik saja. Setidaknya jika memang sulit untuk kuat demi diri sendiri, aku harus selalu ingat untuk berusaha melakukannya sekali lagi untuk mereka yang kebahagiannya tergantung bagaimana aku. Mereka yang menyayangiku sampai sebegitunya. Cinta dan sayang yang tak akan pernah masuk akal.
"nggak kok, biasa aja pak rasanya, kayak jatuh2 yang lainnya hehe"
1 comments
kok aku malah inget yang laen ya mba dits ehehehe
BalasHapus