Merah, Hitam.
hai kamu, ini kali kedua saya menulis untukmu. yang pertama tak bernama, kali ini tak tersampaikan. entah mana yang lebih baik, yang pasti jika itu keajaiban entah bagaimana kau akan tau. tepat pada waktu yang paling benar dari segala waktu yang kita punya selama ini sampai nanti. itu masalah semesta kapan dan bagaimana kamu membacanya.
mengingat itu, taukah kamu semesta itu lucu. dulu berbagi pikiran denganmu hanya sebatas urusan memaksa, saat ini semua urusanmu jadi urusan kita, segala keherananmu jadi keherenan kita. lucunya, walaupun kata kita belum ada, tapi segalanya tiba tiba jadi kita. kamu menyenangkan, dan sejauh yang kutau, kamu juga membahagiakan. dan yang paling menyenangkan dari semuanya adalah dapat menuliskanmu dengan sebegini ringan. menuliskanmu menjadi terapi sendiri untuk hari hari patah akhir akhir ini. kamu, telah sempurna aku abadikan. haruskah ku ucapkan selamat sebesar besarnya? hehe.
satu yang mungkin kamu belum tau, aku suka plot twist dari setiap cerita. dan untuk cerita kita, plot twistnya adalah, aku mundur.
pertanyaanmu beberapa minggu lalu menjebak. namun, segala kerumitan ceritamu sepertinya tak butuh aku didalamnya. banyak beban tak terlihat yang berlipat ketika aku semakin tau. dekat denganmu membuatku punya pisau untuk menusuk gadis lain. beberapa diantaranya adalah teman dekatku. beberapa lainnya adalah kabar burung yang berlalu. pisau yang sama yang menusukku beberapa waktu lalu. berjalan beriringan dengan hari harimu membuatku menempatkan seseorang dalam posisi yang sama menyakitkannya. membuat luka yang aku hafal benar sakitnya. luka yang perlahan kering seiring kamu yang terus ada.
dilema ya?
tapi akhirnya aku sadar aku bukan siapa siapa ditengah rentetan ceritamu yang panjang itu. kemunduranku tak akan sesignifikan itu. selesaikanlah segala ceritamu yang lalu. seperti aku yang masih belajar menyembuhkan luka, walaupun kali ini harus kuperban sendirian.
semoga kamu selalu bahagia. semoga segala kemudahan dilimpahkan kepada setiap urusanmu yang memusingkan. selalu ingat, bahwa dalam doa tak ada yang bernama, dan beberapa diantaranya selalu mendoakanmu tanpa jeda.
0 comments