Hellonjo!

Soal cerita melelahkan juga banyak hal - hal yang menyenangkan.


taukah kau, akan selalu ada gadis yang lebih cantik darimu. lebih berwarna dari riasanmu yang paling maksimal. lebih ceria. lebih pintar berbicara. bahkan lebih hebat logikanya sehingga ia dikatakan sepintar dewa. akan selalu ada gadis diluar sana yang dengan segala kombinasi kehebatannya, membuatmu seolah tak punya apa apa.

tapi saat itu, percayalah kepadaku. walaupun hidup ini baru menginjak tahun ke 20 tapi kutau dengan pasti. tak ada gadis yang sesempurna tokoh utama dalam cerita. akan selalu ada cacat yang tak kau ketahui karna setiap gadis punya caranya sendiri dalam menyembunyikan diri. masalahnya adalah apakah kau tau atau tidak, apakah itu penting atau tidak.

dan bahkan jika suatu ketika kau menganggapku berbohong. bahwa ada seorang gadis yang amat sangat kau kenal, segala lebih dan celanya, paket lengkap dari dirinya yang masih saja begitu sempurna menyilaukan mata, percayalah, bahwa kau tetap berharga. setiap gadis adalah spesial, unik, dan rumit. jangan biarkan cahaya gadis lain membuatmu kehilangan terangmu sendiri.

karna yang terpenting adalah kamu bahagia dengan segala kerumitan diri yang kau punya. kau memaafkan segala cela. kau mempercantik diri untuk membahagiakan diri sendiri, bukan karna pujian, bukan agar seorang anak laki laki mengejarmu kemanapun kau pergi. tujuan hidupmu lebih besar daripada hanya menjadi objek perbandingan. celakanya, itu dilakukan oleh diri kita sendiri.

dan tak kan dari segala mimpimu akan tercapai jika kau terus tak percaya bahwa sebenarnya kau berharga. bahwa kau sebenarnya bisa, dan segala potensimu tak akan hilang hanya karna gadis lain lebih cantik, pintar, dan membahagiakan daripada engkau.

memang benar akan selalu ada langit yang lebih tinggi, tapi bukankah lebih baik jika kita menciptakan langit kita sendiri?. tempat dimana segala impian dan tujuan tujuan besar digantungkan oleh gadis gadis pemimpi yang mencintai dirinya sendiri?.
jadi, siang itu kita berdua ditengah teriknya siang dan debu jalanan. kau terus saja bercerita sepanjang perjalanan. beragam, mulai dari rencanamu akan masa depan, sampai masa lalu ketika kita masih ada. rasanya ringan saja membahasmu kala itu, dengan beberapa bagian yang sengaja kau lewati. bagian yang sama sama tidak ingin kita ingat dan bawa kembali. bagian dimana kita saling bergantian menyakiti karena rasa dan keegoisan sendiri.

lalu ketika motormu berhenti di persimpangan lampu merah, kau bercerita tentang mimpimu menjadi laki laki berseragam serta rencana menjadikannya nyata. "tapi eyang gue bilang nggak usah dit, nanti kalo udah masuk pasti disuruh makan telor" ia berujar. "lah emang kenapa? kan enak" aku menimpali dengan keheranan, merasa itu adalah detail yang tak penting. "ya gue kan nggak suka telor".

 "oia ya, gue lupa" dengan rasa kaget yang tidak diada adakan.

bukan karena fakta kecil yang kau katakan tentang dirimu, tetapi fakta bahwa akhirnya aku lupa bahwa aku pernah menganlmu sebegitu dalam. lupa bahwa segala detail kehidupanmu pernah kuingat sampai seperti hantu, seringkali datang dan menakutkan tanpa diundang. aku lupa pernah mengenalmu lebih baik daripada aku mengenal diriku sendiri.

dan pada pertemuan kita yang terakhir kau menyadarkanku seberapa jauh kita telah berjalan dan berjuang untuk melupakan. bahwa pada waktu yang tepat, melupakan ternyata sesederhana menemukan hal yang berhubungan dengan dia, dan tersenyum dengan ringannya, tanpa tangis ataupun sedih yang dahulu amat lekat.


hai kamu, ini kali kedua saya menulis untukmu. yang pertama tak bernama, kali ini tak tersampaikan. entah mana yang lebih baik, yang pasti jika itu keajaiban entah bagaimana kau akan tau. tepat pada waktu yang paling benar dari segala waktu yang kita punya selama ini sampai nanti. itu masalah semesta kapan dan bagaimana kamu membacanya.

mengingat itu, taukah kamu semesta itu lucu. dulu berbagi pikiran denganmu hanya sebatas urusan memaksa, saat ini semua urusanmu jadi urusan kita, segala keherananmu jadi keherenan kita. lucunya, walaupun kata kita belum ada, tapi segalanya tiba tiba jadi kita. kamu menyenangkan, dan sejauh yang kutau, kamu juga membahagiakan. dan yang paling menyenangkan dari semuanya adalah dapat menuliskanmu dengan sebegini ringan. menuliskanmu menjadi terapi sendiri untuk hari hari patah akhir akhir ini. kamu, telah sempurna aku abadikan. haruskah ku ucapkan selamat sebesar besarnya? hehe.

satu yang mungkin kamu belum tau, aku suka plot twist dari setiap cerita. dan untuk cerita kita, plot twistnya adalah, aku mundur. 

pertanyaanmu beberapa minggu lalu menjebak. namun, segala kerumitan ceritamu sepertinya tak butuh aku didalamnya. banyak beban tak terlihat yang berlipat ketika aku semakin tau. dekat denganmu membuatku punya pisau untuk menusuk gadis lain. beberapa diantaranya adalah teman dekatku. beberapa lainnya adalah kabar burung yang berlalu. pisau yang sama yang menusukku beberapa waktu lalu. berjalan beriringan dengan hari harimu membuatku menempatkan seseorang dalam posisi yang sama menyakitkannya. membuat luka yang aku hafal benar sakitnya. luka yang perlahan kering seiring kamu yang terus ada. 

dilema ya?

tapi akhirnya aku sadar aku bukan siapa siapa ditengah rentetan ceritamu yang panjang itu. kemunduranku tak akan sesignifikan itu. selesaikanlah segala ceritamu yang lalu. seperti aku yang masih belajar menyembuhkan luka, walaupun kali ini harus kuperban sendirian. 

semoga kamu selalu bahagia. semoga segala kemudahan dilimpahkan kepada setiap urusanmu yang memusingkan. selalu ingat, bahwa dalam doa tak ada yang bernama, dan beberapa diantaranya selalu mendoakanmu tanpa jeda. 


Kunang kunang kusayang, ada gadis kecil yang merindu terang. ia kedinginan dan ingin dihangatkan, entah oleh apa. di dalam kepalanya segala pikiran bercabang dan mengakar. tumbuh liar serupa belukar. mencari jawaban diantara kegamangan orang orang.

Kunang kunang kusayang, tahukah kau hembusan angin malam tak pernah menyurutkan segala tanya. riuhnya badai tak dapat meredam segala suara yang hanya dapat ia dengar. suara yang jauh, yang asalnya dari entah. memanggil dan meraung namanya setiap ia terjebak dalam sunyi yang ia ciptakan sendiri.

Kunang kunang kusayang, seringkali ia menangis dalam sepi. tertidur diatas basahnya bantal, dan meringis menahan sakit dari luka tak berdarah. kadang ia meringik karna tak kuat menahan apa yang ada di dalam dada. bercerita kepada langit langit kamar, dan menatapnya serupa manusia.

Kunang kunang kusayang, bisakah kau sampaikan entah kepada siapa. pertanyaan yanh selama ini ada di dalam kepalanya. yang menggerogoti ia perlahan dan membebankan. jika memang semudah itu menciptakan dunia, mengapa Ia tak mencipta rasa yang sederhana di dalam hidupnya, dimana semuanya saling berbalaskan, bukan berlarian, bukan rasa yang menyakiti lebih banyak gadis kecil lainnua?. 

Bukan membangkang, ia hanya sederhana percaya, bahwa semua hal ada alasannya, begitu juga kesalahan dalam cerita miliknya. ia hanya perlu tahu apa dan semua selesai
ni untuk buku yang selama ini selalu ada tanpa diminta.

sore ini, saya mengunjungi salah satu rumah kecil berwarna biru langit dipinggir jalan yang menurun. mungkin rumah itu adalah salah satu rumah favorit saya di desa terpencil disudut kota purbalingga. kunjungan saya dipenghujung sore bersama seorang teman terkait urusan KKN yang sudah hampir sebulan ini kami jalani. tak ada yang spesial dari bangunannya yang sederhana, tapi kalau saja kamu lihat kedalam, berjejerlah beberapa rak berisi buku beraneka rupa. mulai dari ensiklopedia, kisah nabi - nabi, sampai novel teenlit khas remaja. iya, rumah itu adalah pustaka kecil ditengah dusun yang kesadaran membacanya masih dibawah rendah. dan bagi saya, menemukannya ditengah sunyinya desa ini merupakan suatu oase tersendiri yang membuat saya ingat, saya rindu akan buku yang bertumpuk, aroma kertas - kertasnya, dan segala petualangan ke dunia berbeda, yang hanya butuh modal niat membaca dan kamu bisa ada disana dan merasa segalanya. 

and like every books does to me, it ease me in no one and nothing else can do. jika diingat lagi, sebenarnya, sore itu saya beranjak dengan malas dan bersiap tanpa tenaga. tak ingin rasanya bergerak ketika hati sedang tak lengkap, dan pikiran yang tak tuntas. namun saya paksakan karna seperti ibu saya pernah berkata, jika sakit, janganlah kamu bermanja. ini memang bukan sakit fisik tapi rasanya beda tipis, dan kadang merusak lebih parah dengan caranya sendiri. ragu pun selalu lekat dikepala saya sesorean itu, ragu akan segala sesuatu, dengan orang baru, setiap kesempatan yang akan saya tolak walaupun belum tentu ada kali kedua dia datang lagi. 

tetapi, sampainya disana saya lupa semuanya. saya tenggelam pada perasaan senang yang meluap ketika melihat beberapa buku keinginan saya berbaris di beberapa rak. seketika saya lupa bahwa saya tak pernah mendapatkan rasa tapi harus kehilangan teman, lupa bahwa logika dan perasaan ini seperti sedang dipermainkan, dan lupa bahwa selamanya saya hanyalah seorang teman yang pandai berbohong dan selalu berdoa. karna buku saya bisa lupa kalau hari ini sebenarnya saya sedang mengecap pahitnya mengikhlaskan dan berjalan ditengah segala ketidakpastian. buku punya keajaiban tersendiri yang tak pernah saya lupakan.

dan sepulangnya dari sana saya bertekad untuk memiliki rumah biru pustaka saya sendiri. yanh akan jadi oase untuk semua pencandu buku yang sedang mencari tempat bersembunyi untuk segala sakit yanh iingin ia lupakan walaupun barang sejenak, bahkan jika itu hanya untuk satu paragraf pembuka pertama.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

Introverts in disguise. Read keeps me sane, write keeps me awake. Both of them entwined makes me alive.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Panjang Umur Wanita
  • replacement
  • susu jahe hangat
  • mei

Categories

  • Reviews
  • Stories
  • Unsend Letters

Advertisement

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • ►  2025 (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (2)
  • ►  2023 (4)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
  • ►  2022 (1)
    • ►  Mei (1)
  • ►  2021 (15)
    • ►  November (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (3)
  • ►  2020 (46)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (8)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (28)
    • ►  Desember (11)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (9)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (21)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2017 (62)
    • ►  November (1)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (15)
    • ►  Januari (13)
  • ▼  2016 (55)
    • ►  Desember (8)
    • ►  November (12)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (7)
    • ▼  Agustus (5)
      • Untuk Yang Selalu Meragu
      • Tiga Tahun Setelahnya
      • Merah, Hitam.
      • Kunang - kunang
      • Kuda Pustaka
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2015 (26)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2014 (48)
    • ►  Desember (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (6)
  • ►  2013 (52)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (11)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2012 (68)
    • ►  Desember (23)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (13)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2011 (13)
    • ►  Desember (13)

Pengikut

Oddthemes

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates