Hellonjo!

Soal cerita melelahkan juga banyak hal - hal yang menyenangkan.


Somehow it's saddening to know that you are the only one who love that kind of thing when the others just don't give any shit. Well, i miss home . . . That kind of home.
Aku menulis pada lelahnya pundak yang segera meminta untuk direbah. Kasur hangat setelah dijemur seharian ini memanggil, langkahku gontai dan menyerah. Aku berbaring dan bersiap untuk tidur, tapi ternyata otakku tak hentinya berfikir soal beberapa hal, kebanyakan soal tugas yang tak menumpuk tapi cukup memusingkan, dan lelahku memang dari sana. Itu kebanyakan. Salah satu yang bukan dari golongan "Kebanyakan" adalah pikiran tentang kamu. Panggilah aku tak tau diri karena lelah tetapi masih mencari masalah. Masalah soal kamu, dan kehidupanmu yang jauh digapai tangan. Bukannya aku tak tau kenyataan atau buta keadaan, tetapi bagaimana aku menggambarkan keadaan yang memang belum ada, atau sebutlah "diada - adakan" karena aku memang belum pernah mengarah kesana. 

Fikiran soal kamu dilandasi pada twit sederhana seorang gadis beberapa menit lalu. Ia sedang mengecap rasa jatuh cinta, kakinya tak lagi menapak ketika berbicara soal anak lelaki yang akhir akhir ini selalu ada. Peduli apa soal definisi "ada" walaupun jarak berpuluh - puluh kilo jauhnya, tapi yang penting, malam ini, timelineku milik mereka. Bukannya lelah, sirik, atau bahkan merutuk, kebalikannya, aku hanya tertawa seadanya melihat ini. Toh ini hidup mereka, apalah aku yang hanya "ngontrak" di twiterland malam ini. Lebih dari itu, hal ini membuatku berfikir, sepertinya memang kehadiran "seseorang" itu perlu dalam hidup seorang gadis. Ah aku sudah cukup punya "banyak" orang sehingga ke alfaan "seseorang" yang statusnya lebih dari yang lain dirasa tak terlalu perlu. Itu fikiranku dahulu. Akhir - akhir ini banyak kejadian yang membuat hati berdiskusi ulang soal beberapa prinsip. Apakah sudah seharusnya mencari seorang "kamu"? atau cukuplah aku dan lingkaranku tanpa seseorang yang disebut "kamu" oleh mereka?.

Masih ada tempat untukku membagi cerita lusuh seharian di kota kecil ini. Kasih sayang pun tak putus - putusnya menghampiri ketika sepi menyelimuti. Pun rangkulan beberapa tangan terasa cukup ketika akhirnya aku memutuskan untuk berhenti karena kehabisan energi utnuk berlari. Bukankah itu terasa cukup?

Ya memang.

Tapi punya seseorang yang bisa disebut "kamu" rasanya . . . tidak buruk juga.

Tetapi ketika soal "kamu" aku tak hanya diajak bicara soal manusia, ini lebih dari itu. Ada serangkaian rencana sempurna yang jatuh dan terjadi pada saat yang tepat, dan Boom! momentumnya menghasilkan sesuatu yang bahkan tak kau nyana sebelumnya. Ada seseorang yang pantas disebut "kamu" karena ketepatan waktu rencana Tuhan dan cukup menarik untuk diajak membuat satu dua bab tentang pelengkap kehidupan manusia. Tentu saja pelengkap, bukan satu manusia yang statusnya sebagai ojek pribadi atau tempatmu mencurahkan keluh kesah tak penting alih alih waktu PMS, atau beberapa tipe yang ABG itu sebut pacar. Tentu saja lebih dari itu. Dan sesuatu hal sepenting itu dengan skenario sempurna, memang mutlak diluar kuasaku.

Aku memang belum bertemu "kamu", tapi berita baiknya, aku sudah terlebih bahagia tentang segala sesuatunya. Masih ada satu dua kalimat penutup hari yang berisi surat cinta syukurku kepada Tuhan atas satu harinya yang luar biasa. Aku menikmati masa muda dengan seharusnya. Aku tak terlatih untuk berkata hal - hal manis soal cinta kepada lawan jenis, tapi aku punya cukup banyak dari mereka yang setia sebagai saudara. Kasih sayang Tuhan sudah terlebih cukup dari kedua orang tua dan beberapa sahabat. Hal yang lagi lagi mengantarkanku pada suatu kesimpulan. 

Mungkin aku memang belum perlu kehadiran seorang "kamu".

Bukankah Tuhan memberi sesuatu yang memang benar - benar diperlukan? Iya, itu adalah satu yang kupercaya.

Mungkin memang belum waktunya. Mungkin dunia masih ingin menempa kita. Mungkin akan ada waktu dimana semua pintu sudah terbuka dan hanya satu yang tersisa. Mungkin bukan kamu kuncinya, tapi "kamu" sanggup jadi teman untuk menetap dan nyaman tanpa perlu berpindah ruang. Mungkin mungkin mungkin . . . masa depan memang tak pernah kehabisan soal kata "mungkin". Satu yang pasti, rencana Tuhan memang pasti yang terbaik. 

Dan aku akan terus mengirimkan satu - satunya doa tanpa nama di dalamnya. Entah sampai kemana, aku tak terlalu peduli, bukankah doa baik akan selalu didengar dan jadi pahala? :)
Setelah melalui badai, halilintar, panas terik, hujan, demo masak, demo BBM, demo minta naik gaji, dan segala teman - temannya, dengan penuh pertimbangan akhirnya gue memutuskan untuk berhenti melakukan treatment di BC tersebut. No, BC tersebut sama sekali nggak jelek. Hanya saja gue berfikir, mau se aman apapun obat itu, pasti sedikit banyak akan menimbulkan ketergantungan. Ya . . walaupun banyak yang bilang kalo BC ini tidak akan menimbulkan ketergantungan, tapi tetep aja gue nggak bisa terima, karena kulit gue termasuk sensitif dan orangnya mudah terpengaruh gitu, jadi sukanya ikut - ikut dan ketergantungan #halah #IniApa. Ngebayangin ini bikin ngeri, ngeri efeknya, dan juga ngeri duitnya, tetep ye mahasiswa :""). 

Gue sedih

Putus asa

Patah hati

walaupun Alhamdulillahnya nggak sampe bunuh diri.

Tapi segala problematika jerawat ini bikin gue GILAAAAA!!. Akhirnya gue mencoba nge search ke google. Pasti banyak yang keluar deh tips n tricknya. Yang paling sering gue temui, seinget gue adalah dengan pakai putih telur. Which is, as dorm society, i can't afford egg everyday just for my pimple, and moreover, what will i do with the yolks because i dont have any kitchen in here :"" *poor me*. Karena itu gue gak pakai metode itu. Lalu nyasarlah gue di The Largest Indonesia Forum. Disana ada yang bahas soal mengatasi jerwaat, dan lu tau apa?? Dia pake Minyak Zaitun. Iya, minyak zaitun yang biasa dibuat salad kalo di tipi tipi. Tapi bedanya, kalau untuk muka dia pake Extra Virgin Olive Oil (EVOO). EVOO itu diolesin tiap malam sebelum tidur ke muka yang bersih a.k.a udah dicuci atau disabunin dulu gitu lah Dan itu ngefek banget kata dia, tapi dengan beberapa syarat yaitu
  1. Harus sering - sering cuci muka pake sabun bayi atau sabun apapun yang pH nya netral
  2. Jangan makan ayam sama telor
Untuk yang pertama gue masih bisa afford, lah untuk yang kedua??? sebagai anak kostan (lagi - lagi) gue terkendala soal ini. Kenapa?? ya kalian pasti tau bahwa dua makanan itu adalah makanan yang paling mudah di jangkau sama anak kostan macam gue, nah susah lah hidup gue. Memang kalau dijalanin sesuai aturan itu ngefek banget, ciiyus. Tapi untuk gue, setelah gue mencoba metode tersebut, sekalinya gue makan telor atau ayam, maka jerawat pun akan segera muncul, jerawat yang merah dan besar. Walaupun memang nggak separah saat gue pakai obat dari BC dulu sih, yaaa tapi memang membutuhkan waktu yang lebih lama. Terlebih ketika gue pakai sabun bayi itu, kulit muka ini terasa keriiiiiiiing banget. Sampai rasanya sedikit perih dan sakit saking keringnya. Tapi begitu berminyak itu berminyaknya parah banget, terutama jadi gatel dan pada akhirnya menimbulkan jerawatan. Ah pokoknya nggak enak dah.

Gue kembali putus asa

Lalu timbullah pencerahan ketika gue berada di supermall. Aha! gue melihat sabun cuci muka khusus untuk jerawat, namanya ACN*S. At first, ketika menyentuh kulit emang lebih halus, dan setelah kering alhamdulillahnya apa yang gue rasakan ketika pakai sabun bayi nggak terjadi. Muka gue terasa bersih tapi tanpa ada rasa kering yang berlebih. Setelah gue kombinasikan dengan penggunaan olive oil itu pun hasilnya enak. Nggak terlalu kering, tapi juga nggak terlalu berminyak. And you know what is the best part? Gue masih bisa makan telor dan ayam, walaupun memang tetep aja nggak bisa semena mena, tapi at least, dampak terhadap timbulnya jerawat itu nggak terlalu besar. Memang timbul jerawat, tapi itu cuma jerawat kelas teri yang masih bisa di handle.

Dan perlahan tapi pasti, gue nggak lagi menghadapi masalah jerawat yang parah sampai matang yang letusannya setara gunung Merapi dengan lahar meng"iyuh"kan. Haaaaah . . apakah ini akhir dari perjalananku? :")

Dan sampai sekarang gue tekuni pakai itu setiap malam. RUTIN!. Itu emang kunci utamanya sih kalo kata gue. Rutin dan rajin. Rajin rajin cuci muka, dan rutin ngolesin minyak zaitun tiap malem. Sekarang mungkin udah sekitar setahun gue pakai metode ini. Muka gue udah jarang jerawatan. Paling cuma jerawat kelas teri yang muncul karena guenya mau dapet, kalap makan telor atau ayam, atau begadang dan stres. Yang notabene jerawat macam itu masih nggak mengerikan dan dibawah ambang batas toleransi. Kalian jangan mengharapkan metode ini akan kasih jalan pintas. BIG NO. karena memang metode ini butuh waktu yang lebih lama dibanding kalau kalian ke BC. Tapi hasilnya lebih alami dan pasti lebih sehat, serta HEMAT!. Sebotol sekitar 300 ml minyak zaitun harganya memang 60ribuan, tapi itu bisa sampai berbulan bulan pemakaian. Lah gue sebotol aja satu tahun kagak abis abis yak. Wah pokoknya bersahabat banget dah sama kocek mahasiswa.

Untuk masalah bekas dari jerawat, nah itu masalah lain. Metode ini tuh kayak cuma mengembalikan kesehatan kulit muka lu aja, seperti jerawat dan lain lain. Nah kalau bekasnya, itu kembali lagi ke kemampuan masing - masing kulit untuk beregenerasi. Gue yakin suatu saat pasti bekas itu akan ilang, tapi memang nggak sebentar, dan kita yang memang harus rajin untuk pakai terus dan jaga makan. SABAR, itu intinya. Ya memang, beautiful things always takes time, right? :").

Oh iya, hasilnya ya . . Hari ini dua temen gue bilang "Muka kamu sekarang bersihan ya Dit, pake apa?" waaaaaaaaaah itu rasanya gue melayang layang di udara. Akhirnya perjuangan gue nggak sia - sia. Oleh karena itu, kalian juga nggak boleh menyerah untuk melawan jerawat tersebut ya! Masih banyak jalan menuju kulit muka yang bersih, wajah yang cantik, indah, dan merona. Cemungudh!!

Assalamualaikum semuaaa!!!!

Okay, here we are, here we go. It has been a year (maybe) since i am in my worst condition, mentally, physically, I mean in here, with all that red cute silly pimple on my face. Yes, it is definitely ruin my life. Cerita soal jerawat dimulai ketika akhirnya gue bertemu dengan problematika khas remaja, yaps! lo lo lo benar semua, thats love . . yeah to be exact, brokenhearted. Emang nonton FTV itu nggak sia sia juga ternyata #LongLifeFTV #ForzaCowoCowoFTVGantengTapiKemayu *ini apa -___-"*. Daaaan nggak berheti sampai situ sodara - sodara, jangan kuciwah, badai ini masih berlanjut karena ke stresan gue masih berlanjut sampai tahap segala tes tes itu yang kebanyakan berujung sama permintaan maaf *Uwis biyasa* -___-". Pokoknya semua itu mengantarkan gue kepada salah satu permasalahan klasik remaja dengan hormon menggebu - gebu, apa????? Iyah! Iyah! Iyah! itu adalah jerawat laknat dengan segala dilemanya.

Pertamanya atas saran Nyokap gue, gue pergi ke salah satu klinik kecil yang cukup nge heitz di daerah Kotabumi. Wooooh rasanya masuk sittu gue langsung di suruh facial. Sebagai gadis - gadis ABG unyu, maka manut lah gue sama saran dokter tersebut kaaaan. Lalu setelah beberapa minggu pemakaian obat yang dikasih dari dokter itu, maka secara magic hilanglahh segala jerawat gue. Kemaslahatan hidup remaja gue terjamin. Eeeee tapi nggak ternyata, gue berasa ada yang salah sama muka gue, first, itu jadi lebih putih, iya sih, tapi cepet banget! dan anehnya . .  muka gue sekitaran pipi emang lebih mulus, tapi kalo gue raba - raba ke daerah pinggir, ada jerawat kecil - kecil yang muncul, dan setelah gue amati, kok kayaknya semakin gue pakai, jerawat yang dipinggir - pinggir itu makin banyak. Iya sih emang nggak keliatan, tapi dalam hati, gue merasa dibohongi, karena semua kecanttikan itu cuma FAKE doang #halah. Ya pokoknya gitu lah.

dan akhirnya, gue berhenti memakai segala macam perawatan dari si dokter ngeheitz itu.

Timbul masalah yang memang sudah diprediksi, jerawat gue makin banyaaaaaakk!!!!! itu pasti banget sih. Tapi sebagai keturunan kartini, gue menolak menyerah hanya kepada jerawat unyu merah merah di pipi. Gue gaspol terus, beralih dari satu klinik ke klinik lain dan akhirnya gue berhenti pada satu klinik yang sudah menkota (kata lain dari mendunia #halah), karena emang banyak cabangnya di kota kota Jawa. Beauty centre itu tergolong paling murah daripada beauty centre lainnya, prosesnya memang agak lama tapi justru itu yang paling aman. Lah tertarik lah gue, dan akhirnya bikin member di BC tersebut. 

Sekali dua kali gue jabanin. Treatment paling mahal sampai paling murah untuk jerawat udah gue jajal. Obatnya yang macem - macem dengan segala tetek bengeknya sudah gue pakai dengan penuh hikmat dan kesabaran seorang gadis Jawa. Tetapi hal ini berubah setelah akhirnya gue menjadi anak kosan. Even harga segitu termasuknya murah, tapi kocek ini tetap meringis kawan ketika harus memakai uang puluhan ribu untuk kecantikan. Istilahnya walaupun gue jelek tapi punya banyak uang untuk makan, gue masih hidup. Lah kalo cantik tapi nggak bisa makan, itu fail. Uang yang segitu seharusnya bisa buat gue makan ramesan 4 hari dengan sehari 2 kali makan. Tapi di sisi lain gue tidak bisa memungkiri jeritan hati sebagai seorang gadis yang ingin tampil cantik untuk menghargai diri sendiri gitu. Maka dilemalah gue . . . .
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

Introverts in disguise. Read keeps me sane, write keeps me awake. Both of them entwined makes me alive.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Panjang Umur Wanita
  • replacement
  • susu jahe hangat
  • mei

Categories

  • Reviews
  • Stories
  • Unsend Letters

Advertisement

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • ►  2025 (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (2)
  • ►  2023 (4)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
  • ►  2022 (1)
    • ►  Mei (1)
  • ►  2021 (15)
    • ►  November (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (3)
  • ►  2020 (46)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (8)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (28)
    • ►  Desember (11)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (9)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (21)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2017 (62)
    • ►  November (1)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (15)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2016 (55)
    • ►  Desember (8)
    • ►  November (12)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2015 (26)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ▼  2014 (48)
    • ►  Desember (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (2)
    • ▼  Juni (4)
      • Somehow it's saddening to know that you are the on...
      • Kamu.
      • "Jerawat" Chronicles : 2
      • "Jerawat" Chronicles : 1
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (6)
  • ►  2013 (52)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (11)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2012 (68)
    • ►  Desember (23)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (13)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2011 (13)
    • ►  Desember (13)

Pengikut

Oddthemes

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates