aku kembali kesana, ke tempat kita, dimana memori tersimpan. memori panjang, dengan segala tangisan, dan candaan yang kita ingat, atau harus ku sebut aku, tak kan lagi ada kita. kulihat kau berjalan dengan lambaian jiwa penuh kemenangan. tak lagi tersisa jejak awan kelabu yang dahulu kutinggalkan. kutinggalkan karna kemenangan logika atas perasaan indah, sakit. yang saat ini sedang tertawa atas kebodohan pemiliknya seraya berkata "itu karna kau membuang aku, perasaanmu, hatimu".
ketika ku berdiri disini, hanya tersisa kata kata yang tak terucap, tersimpan dalam hati dan dicerna logika, apakah benar atau salah. walaupun ku tau, tak butuh 1000 tahun untuk sampai kepadamu, tapi apa kekuatan perasaan dibanding logika bagi gadis seperti aku, sok pintar dengan menuhankan logika dan berpura pura menghiraukanmu. walaupun dahulu masih tersisa sedikit serat benang halus kita, yang bisa ku rajut kembali, tapi ini masalah masa lalu, bukan saat ini, detik detik dihadapanku. waktu yang membentang, yang belum ku tau dimana ujungnya, paling tidak hanya untuk mengintip bagaimana akhir kisah ini.
jarak kita tak sejauh kisaran kisaran itu. benar benar tak sejauh itu. tapi kita terpisah, terpisah?. kalau munurutmu definisi terpisah adalah tak saling berbicara ataupun tersenyum walaupun hanya dibatasi oleh beberapa bangku usang , maka ya, itu adalah terpisah. kita hanya tak berbicara, walaupun aku masih dapat mendengarmu. tertawa, canda, walaupun ku tau, itu bukan untukku. ada tirai tak terlihat diantara kita, kau adalah pemain operanya dan aku diikat dibangku paling depan, memalingkan wajah, karna tak suka apa yang ada disana, such a hellish situation.
aku berlari dengan jarak paling jauh, dan teringat beberapa kata yang kuucapkan saat itu, "i cant give you anything, and i'm afraid you arent tough enough if something happen with us" aku keliru. ternyata hati ini yang tak cukup kuat, tak cukup kuat untuk menghadapi badai kehilangan sendirian.tapi apa yang bisa ku lakukan? terkadang kau hanya sanggup untuk berjalan terus, sekalipun jalan didepan dipenuhi kerikil kecil yang dengan perlahan menusuk telapak kaki, melukainya, lagi dan lagi, tak ada jalan lain, tak ada kata mundur.
maka inilah pengembalian terakhir. kembali dengan hati yang dahulu kita rawat dan kita tinggalkan, hati yang usang dan penuh robekan dimana mana, hati yang hanya mempunyai sisa sisa nafas terakhir. walaupun begitu aku tak akan meninggalkannya disini sendirian. aku akan menemaninya sampai hati ini akhirnya memilih untuk hancur dan melupakan segala yang terjadi. sampai saat itu datang permintaanku hanya satu, senyumanmu ketika kau melewati jalan ini dengan dagu tegak dan kepercayaan diri penuh, walaupun tak menjadi senyuman yang sehangat dulu.
and i vow, this is the last tears for that heart.
-L-
0 comments