Invisible and Untouchable

assalamualaikuuuuum.........
hari ini sabtu, dan gue sangat amat senang. akhir akhir ini sepertinya setiap hari merupakan berkah terbaik, yah walaupun setelah beberapa tornado yang lewat di kehidupan gue kemarin. selalu ada pelangi bahka setelah angin ribut sekalipun :p. oke, itu gombal, abis. gue dapat dibilang tidak bertanggung jawab, karena meninggalkan beberapa tugas negara rutin setiap hari libur, yang nggak jauh jauh dari ngepel, nyuci, nyapu, dan semacamnya yang gue tau kalian lebih berpengalaman dari gue.tapi gue akan menyelesaikan ini singkat, padat dan jelas. tapi untuk singkat, gue nggak jamin.

topic yang akan gue bahas kali ini, mungkin akan terlalu norak, childish, dan semacamnya. tapi gue yakin, hampir dari kalian semua pernah merasakan hal ini, yaitu, one side love. oke, gue tau, gue terdengar seperti seorang cewek yang desperate abis karena cinta, so what? semua orang pernah ngerasa desperate gara gara hal itu, jadi masalah lo?. oke tenang tenang, gue bukan untuk menggantikan pekerjaan soimah dengan berkata "masalah lo masalah gue" gue akan tetap berada disini bersama kalian cemuaaa. gue jadi berfikir dua kali mengingat janji gue diatas tentang jelas padat dan singkat, *jedug jedug.

gue yakin hampir lu semua pasti pernah ngerasain ini, perasaan yang lu rasakan nggak sama dengan yang orang lain rasakan, walaupun lu tau, situasi ini hopeless. perasaan didalam hati nggak bis aberubah, dan perasaan di hati orang lain pun nggak bisa dipaksakan, itu sakit. ini seperti partikel kecil yang mengorbit pusat gravitasinya, tetapi dalam keadaan invisible. partikel itu hanya akan terus berputar sepenuh hati, sampai akhir jaman dan tak terlihat *nyiletnyilet. emang terkadang, cinta itu berada diluar jangkauan manusia. dan paling banyak mungkin dirasakan oleh seorang cewek.

gue termasuk dari salah satu partikel tersebut, tapi itu duluuu, sekarang bisa dibilang hati gue kosong. itu bener bener kosong, nggak ada satu cowok pun yang selalu nyangkut dalam pikiran akhir akhir ini, jadi sorry ya buat IGC,untuk saat ini gue rehat dulujadi anggota kalian. gue tau, teman teman cewek gue saat membaca ini langsung menjauhkan tempat duduknya dari monitor dan meringis membayangkan seorang andita eka putri memendam perasaan dengan mereka hanya karen gue berkata "hati gue kosong akan lelaki" anjiiir nyiletnyilet. just fyi, gue masih normal baik luar maupun dalam sebagai seorang gadis. dan menurut observasi gue dengan para gadis, mereka juga pernah merasakan sakit gara gara OSL.

gue jadi teringat kejadian konyol akibat kelelahan gue akan OSL yang gue tuangkan di facebook. suatu ketika karna lelah kebanyakan perasaan gue bertepuk sebelah kaki, akhirnya gue mengeluarkan status berisi.......

"udah kenyang deh sama yang namanya OSL"

gue singkat menjadi osl agar berharap nggak semua orang tau artinya itu apa dan tidak menganggap gue sebagai gadis yang sedang nyilet nyilet tangannya pake centong gara gara perasaannya invisible. lalu sepupu gue yang sumpah polos abis ngewall dengan kesoktauannya akan status tersebut yang membuat gue berfikir berhari hari salah apa gue sama ni anak. 

"mbak habis makan makan ya? kok nggak ngajak ngajak aku sih"

hal itu membuat gue berfikir, kenyang? makan makan? hah maksudnya apa. dan yang lebih begonya, setelah berminggu minggu gue baru sadar bahwa dia mengomentari status gue, dan hanya karena gue menyebutkan kenyang, maka dia mengartikannya sebagai makan makan, dan OSL sebagai hidangannya. pleasseeee, sejak saat itu gue berprinsip untuk membuat status yang jelas tau tidak sama sekali.

back to topic. teman gue pernah bertanya tentang suatu hal "lebih baik dicintai atau mencintai?" menurut mereka selalu ada jawaban buruk dari dua pilihan yang ada. hati gue menjawab, mencintai, tapi mulut gue berkata dicintai. itu jawaban klise, dicitai, hampir semua orang akan memilih pilihan dicintai, tapi jawaban yang sebenarnya, ada dalam hati. entah kenapa hati gue memilih pilihan yang kedua. gue berfikir dalam kondisi gue sekarang, mencintai lebih mudah daripada dicintai, at least buat orang lain. karena ketika lu memilih mencintai, berarti lu menyerahkan sepenuh hati lu untuk tersakiti, invisible dan untouchable. lebih baik, daripada ketika melihat hal itu harus terjadi pada orang lain.

0 comments