Hellonjo!

Soal cerita melelahkan juga banyak hal - hal yang menyenangkan.


Teruntuk bulan ramadhan tahun ini. Aku sudah bertemu kamu 22 kali, tapi rasanya perpisahan denganmu kini adalah yang paling menyedihkan dari setiap perpisahan yang selama ini sudah kita lakukan. Banyak hal-hal yang membuat aku menyadari bahwa meski esok adalah hari kemenangan, tapi sesungguhnya yang ada hanyalah kekalahan yang terasa sangat nyata di dalam hati. Kalah karna tidak ada yang berubah meski sudah berlelah-lelah menahan nafsu makan dan minum. Kalah karna ternyata ada nafsu yang lebih besar yang akhirnya gagal aku kalahlan. Nafsu menjadi iri, menjadi tidak bijak, menjadi jahat kepada seseorang yang seharusnya sudah aku maafkan. Rasanya bulan ini tidak ada doa yang lebih utama selain memohon ampun kepadaNya karna selama ini sudah jadi manusia yang berdosa. Manusia yang seringkali menganggap pertemuan kepadaNya hanyalah kegiatan 5 waktu yang sambil lalu. Manusia yang seringkali berlaku tidak baik kepada orang lain, dan merasa senang meski ada hati yang tidak terasa biasa saja. 

Sungguh aku merasa kalah. Merasa bahkan ramadhan satu tahun pun tak sanggup membuatku kembali menjadi utuh seperti seharusnya. Kembali fitri seperti kata mereka di waktu-waktu seperti ini. 

Teruntuk kalian yang membaca. Sungguh, kalian adalah setiap permohonan maaf yang aku panjatkan. Setiap tertawa yang kemudian menjadi dosa. Aku memohon maaf sebesar-besarnya atas segala alfa, segala cela yang aku sengaja, ataupun tidak sengaja telah aku lalukan. Semoga segala ibadah kita diterima. Segala permohonan maaf kita diaminkan semesta. 

Semoga kita dapat bertemu dengan ramadhan tahun depan dengan jiwa yang lebih baik. Semoga. Semoga. Semoga.
Untuk setiap hal-hal yang tidak bisa aku rubah. Setiap cela yang melekat tanpa bisa aku pisah. Aku kini berhenti membencimu, tapi juga tidak melupakanmu. Aku kini hanya sederhana berada pada jalan memaafkanmu menuju kelegaan bahwa setiap manusia tidak ada yang sempurna. Setiap gadis punya kerumitan dirinya sendiri yang mengakar di dalam kepala. Punya hal-hal yang hanya ingin dia simpan dengan rapat, tanpa ada orang yang melihat. 

Untuk setiap hal-hal yang dulu aku tak suka. Hal-hal yang sempat membuatku membenci diri sendiri melebihi ketidak sukaanku terhadap orang-orang jahat lainnya. Kini, aku mengerti bahwa keberadaanmu memang harus dimaknai sepenuhnya. Menerimamu dengan lapang dada memberikan aku pemahaman bahwa mungkin kamu hadir untuk menjauhkan segala hal yang mungkin menyesatkan. Mendekatkan aku kepada hal-hal yang lebih membahagiakan. Aku mengerti bahwa ada banyak hal lainnya yang bisa aku rubah. Hal-hal lain yang membuat aku lebih berarti. Membuat aku lebih mencintai diri sendiri. 

Untuk diri yang seringkali lupa. Semoga akan selalu ada ingat agar tidak bersedih akan setiap hal-hal yang tidak bisa kita rubah. Suku, bangsa, ras, warna kulit, tinggi, bentuk wajah, dan segala hal pemberian semesta lainnya. Meski akan ada hari-hari seperti hari ini. Ketika kamu semakin jauh dari segala yang diinginkan hati karna sederhana, hal-hal yang melekat bukan sesuatu yang mereka suka. Percayalah bahwa ada banyak hal yang masih bisa diusahakan. Banyak hal yang masih bisa dikejar. Lebih banyak hal baik yang bisa kita rubah. Karna seperti bencana, cela juga adalah suatu kejadian. Yang harus dimaknai sepenuh hati, meski butuh waktu, tapi suatu hari kita akan menyadari bahwa setiap hal memang punya arti.
Doa adalah tempat dari segala rasa bermuara. Dimana mereka tumbuh dengan penjagaan langsung oleh semesta. Tapi doa juga jalan menuju keikhlasan, agar ada hati yang kemudian menjadi lebih lapang untuk menerima setiap kehilangan. Lalu doa kemudian juga wujud dari segala harapan, agar setiap usaha kemudian menjadi  lebih ringan.

Karna doa adalah suatu keberdayaan untuk menolong diri sendiri. Agar setiap kecewa bertemu dengan obatnya. Agar setiap yang ganjil kemudian dapat digenapkan. Agar setiap pertanyaan berujung kepada jawaban. Karna Ia selalu mendengar dan menjelaskan, melalui setiap tanda yang halus dibisikkan. Karna Ia selalu ada dan mengawasi setiap langkah maupun suara hati. Karna Ia tak akan pernah membiarkan hambanya berdoa sendiri, Ia selalu ada dimana-mana ketika hati meyakini. Meski terkadang butuh waktu untuk menjadi faham akan alasan dari setiap yang terjadi. Menjadi yakin, bahwa tidak ada doa yang kemudian runtuh dan jatuh ke tanah tanpa jadi arti.
Ada rindu diujung hari yang kembali datang ketika aku sendiri. Ada kamu yang kemudian semakin jelas tercipta dalam imaji. Ada doa yang kemudian terpanjat untuk segala bahagiamu agar tidak ada rasa yang kemudian jadi sia-sia. Karna sampai kini aku selalu percaya, bahwa semesta selalu menyampaikan pesan tanpa alfa. Semesta selalu tau dimana segala doa bermuara.

Semoga kamu, selalu baik-baik saja.
Aku pikir, aku tidak akan pernah lelah ketika bercerita soal pasrah. Bagaimana seorang manusia memiliki kerelaan berada dalam posisi terendahnya, tanpa kekuatan. Bagaimana pasrah mengajarkan bahwa sebenarnya kita hanya manusia yang tidak akan pernah habis kata kurang. Selalu penuh cela bahkan ketika orang lain berkata kita sudah sempurna. 

Ada sesuatu soal pasrah yang ajaib. Bagaimana akhirnya kita belajar bahwa kita hanyalah entitas kecil dari suatu galaksi yang luasnya tidak terkira. Bagaimana sebenarnya pasrah mengajarkan aku sesuatu soal cara menjadi kuat yang lain. Menjadi kuat untuk menerima bahwa sebenarnya kita tidak tahu apa-apa, bahkan terhadap segala urusan dunia yang setiap detailnya kita urus, kita perhatikan. Menjadi kuat dengan menerima bahwa memang seringkali beberapa hal di luar kuasa, dan keputusan final terletak hanya pada dua kata sederhana "kun fayakun" dan jadilah atau hancurlah. 

Lalu aku mengerti, mengenai pasrah adalah soal menciptakan ruang bagi semesta untuk bekerja terhadap segala yang kita usahakan. Menentukan pilihan mana yang terbaik untuk masa depan. Menciptakan jalan menuju segala yang sudah digariskan. Menuju suatu rancangan yang lebih besar dari segala keinginan.

Aku masih belajar soal menjadi pasrah dengan penuh keikhlasan. Menjadi kuat dengan tanpa kekuatan. Berserah setelah lari dan berlelah-lelah. Aku masih belajar menjadi seseorang yang selalu ingat menyertakan Dia. Selalu ingat berdoa dengan penuh kerendahan hati kepadaNya. Aku masih bealajar, terlebih ketika seringkali berpasrah tidak berujung pada keputusan yang hati inginkan dengan sangat, pada hasil yang sederhana menjadi ujung segala kecewa. Aku masih belajar. Tapi setidaknya kini, aku akan berusaha untuk selalu ingat bahwa suatu hariakan terjawablah segala tanya karna kecewa. Akan tenanglah hati karna percayanya selama ini dijelaskan oleh semesta, bahwa pasrah memang akan selalu diarahkan untuk segala kebaikan yang terbaik untuk semua.
Kamu pernah dengar cerita soal setiap hal di bumi yang sudah diciptakan dengan  sebaik-baiknya pasangan?. Setiap fajar dan malam. Setiap bumi dan langit. Setiap laki-laki dan perempuan. Setiap kebangkitan dan kejatuhan. Itu adalah kalam yang setiap katanya aku aminkan. Kini, aku ingin bercerita soal hal yang serupa itu. Dari seorang aku, daun yang akan gugur sebelum dihidupkan hujan. 

Aku menulis ini karna aku mengerti, setiap bagian aku jika sudah jadi serpihan berserakan, tidak akan mudah untuk menceritakan beberapa hal. Yang pertama adalah soal menunggu. Untuk hujan, aku sudah menunggumu selama ini dengan sabar. Penantianku kemudian tidak sia-sia karna akhirnya setiap tetesmu kembali memeluk bumi dengan mesranya. Tapi sayangnya, tampaknya kita gagal bertemu ya di dunia?. Jangan cemas, kamu tidak terlambat, kamu datang di waktu yang paling tepat. Meski tidak ditemukan bukan berarti kita gagal jadi pasangan kan?. Karna sesungguhnya, aku sudah berjanji untuk jadi pasanganmu sejak tarikan nafasku yang pertama. Berjanji untuk selalu berdoa, dan bertasbih agar segala berkah dan keselamatan selalu membersamai langkah dan segala keputusan. Aku sudah jadi setengahmu, bahkan sebelum kamu tau.

Mungkin, kamu hanya perlu lebih merasa.

Untuk hujan. Jangan sedih. Mungkin segala kesedihan ketika melihat ranting kering dengan guguran aku, tidak dapat masuk di akalmu. Mungkin itu berakar dari segala rasa kehilangan yang tidak kamu mengerti bagaimana. Hanya sederhana kekosongan yang tercipta karna apa yang belum hadir ternyata bisa jadi berarti. Tapi karna itu aku semakin percaya, bahwa doaku tidak pernah salah tujuan. Bahwa doaku selama ini mengisi segala sela, segala sisi. Lalu kini wajar saja ketika tidak ada yang menggenapkan segala yang ganjil, karna sumber doa sudah tidak ada lagi.

Tentu kamu juga pernah dengar kan cerita itu. Tentang semesta yang selalu bertasbih untukNya, memujaNya, berdoa dan meminta kepadaNya. Iya, selama ini aku jadi salah satunya. Dan seluruh doaku beralamat kepadamu. Pasanganku.

Untuk hujan, dari daun yang sebentar lagi gugur. Matahari jadi saksi bagaimana aku berusaha untuk tetap hidup setiap hari. Tidak lain agar kita bisa bertemu, entah di penantian yang keberapa. Tapi nyatanya kini, bumi punya cerita yang lain. Cerita yang aku belum fahami kenapa harus terjadi. Bukankah semuanya diciptakan berpasangan? Lalu kenapa beberapa pasangan yang tidak beruntung kemudian tidak dapat dipertemukan saat ini. Aku masih belum punya jawabannya, tanyaku masih menggantung di langit-langit semesta. Tapi hujan, aku selalu percaya bahwa selalu ada yang lebih besar dari segala yang kita inginkan. Selalu ada alasan dari setiap kepulangan, perpisahan, pertemuan. Mungkin kita kini hanya harus menanti untuk menjadi mengerti.

Tapi hujan, sampai saat itu, saat kita akhirnya mengerti, saat kita akhirnya (mungkin dapat) bertemu lagi, aku masih pasanganmu. Terimakasih atas belajar mencintai seseorang dengan tulus dan penuh keikhlasan. Tanpa meminta balasan, tanpa meminta pengakuan. Maaf tak bisa menyambutmu untuk pertama kalinya, tapi meski leburku sudah bercampur tanah, setiap ide soal aku akan selalu di sisi dirimu.

Hujan, semoga segala doaku yang sudah kutabung setiap hari, meski tidak sempurna, tapi akan selalu memeluk kecewamu seutuhnya. Menumbuhkan bahagia, selamanya. Jangan merasa kesepian, kamu tidak pernah sendiri, meski tiada, aku masih pasanganmu sampai Tuhan berkata aku harus berhenti. Tetaplah berusaha untuk segala yang berarti. Aku percaya, kamu bisa bahagia.
Di ruang imajiku, kamu yang sempurna, mati-matian aku leburkan, agar kembali menjadi manusia yang berhias cela. Aku pikir suatu temu yang nyata akan mempermudah semuanya, bahwa kamu tidak seindah dalam bayangannya. Tapi ternyata, aku justru semakin cinta karna kenyataan bahwa kamu juga sama manusianya. Sama-sama lemah, dan butuh disempurnakan. Sama-sama punya sela jari yang harus dilengkapi. Sama-sama punya hati yang harus diisi, dengan segala kurang yang menunggu untuk diperbaiki.

Lalu kalau sudah seperti ini, jelaskan bagaimana caranya punya kehidupan yang tanpa keinginan untuk memiliki kamu, yang rasanya sedekat nadi, tapi nyatanya hanya ironi.

Bagaimana rasanya mengikhlaskan kamu, seseorang yang bahkan segala kurangnya semakin membuatku ingin menjadi rumah untuk setiap luka, lelah, dan kecewa. Menjadi lengan yang mendiamkan kericuhan dalam kepala. Menjadi hangat yang dalam dingin memeluk setiap kehancuran dengan erat. 

Kepada kamu, yang kini setiap kurangnya belum aku ketahui, setiap ceritanya belum aku mengerti, setiap risaunya belum menyisip ke dalam memori. Iya, suatu hari nanti ketika semuanya masuk akal, seorang aku akan menerima segala kurangmu dengan lapang dada. Semoga, kamu juga.
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

Introverts in disguise. Read keeps me sane, write keeps me awake. Both of them entwined makes me alive.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Panjang Umur Wanita
  • replacement
  • susu jahe hangat
  • mei

Categories

  • Reviews
  • Stories
  • Unsend Letters

Advertisement

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • ▼  2025 (4)
    • ▼  Juni (2)
      • hari jumat
      • nekattt
    • ►  April (2)
  • ►  2023 (4)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
  • ►  2022 (1)
    • ►  Mei (1)
  • ►  2021 (15)
    • ►  November (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (3)
  • ►  2020 (46)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (8)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (28)
    • ►  Desember (11)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (9)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (21)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2017 (62)
    • ►  November (1)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (15)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2016 (55)
    • ►  Desember (8)
    • ►  November (12)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2015 (26)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2014 (48)
    • ►  Desember (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (6)
  • ►  2013 (52)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (11)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2012 (68)
    • ►  Desember (23)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (13)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2011 (13)
    • ►  Desember (13)

Pengikut

Oddthemes

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates