hari jumat
Pada hari jumat di siang bolong, aku menghitung sudah berapa banyak hari jumat yang aku lewati tanpa aku rebahan di depan televisi. Masih dengan baju seragamku. Menonton FTV yang sudah tinggal babak - babak akhir cerita dimana si tukang gorengan akhirnya bisa bersama dengan mbak - mbak kaya raya yang kebetulan jatuh cinta kepadanya. Di antara iklan aku akan menyalakan kipas angin dan kembali merentangkan tangan di bawahnya agar setiap hawa - hawa angkutan ibukota ini segera lepas dari setiap pori. Sambil menikmati masa - masa pulang sekolah ini, aku akan menunggu bapak dan mama pulang kerja. Menghabiskan waktu istirahatnya yang agak panjang di hari jumat. Bapak yang setelah menginjakkan kaki di rumah akan lekas bersiap untuk berangkat ke mesjid. Mama, di lain sisi, akan makan siang bersamaku, dan kami melanjutkan sesiangan jumat itu dengan kembali menonton FTV, sampai akhirnya bapak pulang dari masjid dan mereka bergegas kembali bekerja.
Pada hari jumat siang bolong, aku mengingat masa - masa itu dengan begitu jelas setiap detiknya. Aku berpikir, bagaimana bisa aku tidak dapat mengingat kapan kali terakhir aku memiliki jumat siang yang panas tapi terasa hangat. Bagaimana bisa aku melepaskan salah satu momen - momen membahagiakan begitu saja tanpa perayaan, tanpa catatan. Mereka begitu saja hilang seperti pasir dalam genggaman dari sela - sela jari tangan. Butir yang satu mengikuti butir yang lain. Aku biarkan mereka perlahan hilang sampai tinggal telapak tanganku yang begitu kecil. Bagaimana bisa aku hanya menganggap hari jumat itu tidak lebih dari sekedar rutinitas biasa. Bagaimana bisa aku tidak mengira, bahwa pada suatu ketika aku akan merindukan hari - hari seperti ini ketika hidup begitu beratnya. Bagaimana bisa aku tidak mengira, padahal menjadi dewasa adalah suatu niscaya?
Pada hari jumat siang bolong, aku benar - benar menyesal tidak menjadi dewasa lebih cepat. Bukan karena aku dapat memiliki uang dan suaraku sendiri. Aku hanya berpikir, mungkin kalau aku dapat dewasa lebih cepat, aku dapat memahami bahwa banyak hari di masa kecilku tidak akan terjadi untuk kedua kali, sehingga setiap detiknya dapat dengan benar aku resapi. Sehingga pada setiap kehilangannya, aku dapat berpuas karena detailnya sudah aku hargai.
0 comments