Hellonjo!

Soal cerita melelahkan juga banyak hal - hal yang menyenangkan.



I think I will always adore how you treat another people, how you respect the elders, how you help everyone without ever demand for mutual feedbacks, how you take responsibility as serious business even theres no money in it, because it is simply trust they gave to you even you never want it, and how you love your mother and older sister endlessly. I think I wont ever find a man that pictures my dad so much like you, even to his favorite kinda song that makes me aching for home that night you sang it on our way back, to the way he gives lame joke everytime to everyone without even thinking whom he talked to. I think, I won't ever forget it, even to your flaws you always complaint that doesnt seem matter under humble personality you've got. But thats all. Whats done is done. And thats what makes you become one chapter of my life. Chapter that can not be forever loved, but sure will always be adored. 

And I think, this is the end of that chapter. Thank you for the lessons :).

"Ini badai biasa, di suatu siang yang terlewat biasa. dan seperti hal-hal yang terjadi biasanya, ini juga akan berlalu begitu saja" (Bendungan Pangsar Jenderal Soedirman, 16 Januari 2017).
Sudah lama aku tak mengeja bahagia. Ketika itu tak ada yang kusadari selain nyata dikala itu. Semua lantunan musik. Segala lampu temaram pinggir jalan. Setiap cerita, tawa, sampai hening yang berada di kala kita mengambil jeda. Sudah lama aku tak memperhatikan manusia lain sampai sebegitunya. Segala kebiasaan kecilmu. Caramu tertawa. Caramu berjalan. Caramu mengucap namaku dengan hati-hati dan aman. Caramu berdoa yang penuh harap agar tersampaikan. Cara kita akhirnya bisa sampai di titik pertengahan perjalanan. 

Aku bisa saja mengubah cerita ini dengan berkata bahwa kau tiba-tiba pergi, tapi tidak, malam ini, aku ingin menyesap bahagia lebih banyak daripada laki-laki terhadap kopinya ditengah pertemuan. 

Kamu akhirnya tinggal. Akhirnya tangan kita bertautan dan genaplah semua tanya. Kamu tak banyak berkata. Hanya satu dua tatap setelah beberapa pertemuan makan malam di kafe temaram pinggir jalan. Kita sadar, malam itu, akhirnya kita saling menemukan. 

Dan habislah sudah segala rencana pencarian yang kelelahan.
If only I can turn back time, I would be stubborn enough to become professional dancer, and diligent, also not to mention, wise enough in saving money so I can become a violinist at the same time. Just if. At least, for now, I will always keep this in mind. I'll be thoughtful towards my future children, let them follow their dreams, what they wanted, and promise to not sell them to this materialistic reality. I'll let them happy with doing something that they like, not something society told them to.
Aku ingin bicara soal suatu hari yang mungkin ada. Tapi ketika sepatah ini, rasanya tak berani berkata, tak berani bermimpi, tak berani punya harap. Rasanya aku masih tak pantas untuk itu. Rasanya aku akan terus saja jadi sesuatu yang kalah apapun posisinya.

Aku ingin bicara soal tak apa ketika hati tak bahagia. Tapi akhirnya aku tetap jadi kata yang tanpa arti dan tak bernada. Aku akan selalu jadi seperti itu.

Yang penting aku tetap jadi manusia. Tetap berjalan. Tetap berusaha untuk jadi membanggakan. 
Mari kita mulai lagi.

Kamu pernah menjadi rumah untuk segala kepulangan. Menjadi lengan untuk segala keresahan. Menjadi pundak untuk segala kelelahan, pun kaki yang memantapkan pijakan. Kamu pernah sepenting itu dan tidak terlepaskan. 

Lalu kau berubah. Menjadi belati yang menusuk tajam. Menjadi luka yang tidak dapat disembunyikan. Menjadi serupa malam yang kedinginan. Menjadi bait yang rancu dan patah-patah. Kita pernah serusak itu. 

Lalu kini, kita tetap bergerak di jalan yang berbeda. Menghirup udara berbeda. Bercengkrama dengan orang yang berbeda. Menjadi seseorang yang sama sekali berbeda dengan dulu, ketika kali terakhir tangan kita bertautan dan mata kita bertatapan. 

Kini, kau serupa luka parut yang membekas. Yang tak mulus ketika berada dibawah telapak tangan. Tak terlalu indah dan menyenangkan tapi tetap tak terpisahkan. Luka yang ketika gugup kadang kucari lagi, hanya untuk merasakan, bahwa kamu masih disana. Tepat ketika akhirnya aku sadar, kamu akan selalu ada. Dan aku pasrah dengan akhirnya kita. Karna aku tau, sejauh ini hanya kamu yang memeluk segala kekuranganku dengan sabar. Dengan suka cita, asalkan, aku ada. 

Aku ingin mengerti bahwa beberapa hal pasti terjadi begitu saja, seperti rintik hujan yang selalu merindu bumi. Walaupun terkadang harus bercumbu dengan atap berkarat, dengan helai daun, atau dengan telapak tangan seorang gadis kecil yang jadi pencinta hujan. Rintik akan terus turun tanpa ampun. Ia tak pernah mundur sekali dijatuhkan dari langit berawan.

Aku ingin mengerti perihal semua yang pasti terjadi, dengan tanpa tanda tanya. Seperti rintik hujan yang menerima segala kejatuhannya. Aku iri dengan dia. Walaupun tau akan jatuh dan lebur, tapi tetap tanpa takut, tanpa ragu. Aku ingin pengertiannya yang tau, bahwa walaupun hilang, kehilangan dirinya adalah untuk kebaikan yang lebih besar. Aku ingin semengerti dia, aku ingin seikhlas dia.

Aku ingin mengerti dan ikhlas saja terus berjalan sekali lagi dengan membawa beberapa luka yang akhirnya lupa. Aku ingin seperti rintik hujan yang menyambut riang pertemuannya dengan bumi walau harus lebur lagi.
Teruntuk hal-hal yang pernah aku suka.

Aku selalu berjalan dengan menyukai beberapa hal. Awalnya aku bertemu dengan mereka tanpa disengaja. Beberapa suka bisa jatuh pada kali pertama. Beberapa lainnya butuh waktu dan pembiasaan yang dijalani dengan sabar. Beberapa bahkan berawal dari benci yang tak dapat diatur kadarnya lalu tiba-tiba aku sadar bahwa aku ingin memiliki mereka sekali lagi dan lagi. Berbagai macam suka kemudian aku temukan semakin diri beranjak tua. Beberapa suka kemudian terganti, jadi kesukaan pada hal lain yang sama, ataupun berbeda. Beberapa mungkin diakhiri dengan bosan atau bahkan benci karena hal-hal yang tidak dikira-kira sebelumnya. Beberapa hal itu kemudian menjadi sesuatu yang pernah aku suka, yang kemudian terganti atau sederhana hilang saja entah kemana.

Teruntuk hal-hal yang pernah aku suka. Izinkan aku mengingatmu ketika aku sedang suka-sukanya.

Aku pernah senang setiap kali bertemu atau memilikimu. Bahagia selalu ada ketika akhirnya tak ada lagi jarak, dan kesukaanku padamu semakin menggebu. Ingin sekali menyimpanmu dalam buku-buku jari ketika tanganku terkatup hati-hati. Ingin rasanya jadi satu-satunya orang yang tau kau ada di muka bumi ini. Tapi ingin juga memamerkanmu kepada mereka bahwa aku punya kamu sebagai sesuatu yang kusebut milikku. Milikku yang aku suka.

Teruntuk hal-hal yang pernah aku suka. Kalimat itu mungkin serupa kata yang telah berlalu. Kini mungkin aku tak lagi suka kamu. Entah karena alasan yang mana dari ketiga alasan yang telah aku jelaskan sebelumnya, atau sederhana karena Tuhan membalikkan hatiku sampai kesukaanku akhirnya menghilang begitu saja. Apapun alasannya, menyukaimu pernah begitu menghiasi segala langit-langit impian, segala asa, segala rencana di masa depan. Menyukaimu pernah membuat aku merasa sebahagia itu. Suka pada hal-hal seperti kamu yang kemudian membuat aku tau, terkadang karena terlalu dalamnya luka, aku lupa bahwa menyukai sesuatu ternyata menyenangkan. Bahkan yang terpenting bukan lagi apa yang aku suka, tapi yang penting ya aku suka. Karena sebagian orang, hatinya begitu rusaknya sampai bahkan untuk akhirnya dapat merasakan kesukaan terhadap sesuatu, ia butuh berjalan dengan jarak yang teramat jauh hanya untuk lupa. Lupa, bahwa suka berarti hilang sudah segala keikhlasan kehilangan. Hilang sudah segala ambisi untuk mengejar hal-hal lain selain seperti kalian. Seperti hal-hal yang pernah aku suka.

Teruntuk hal-hal yang mungkin sekarang tak lagi aku suka, berbahagialah. Karena aku selalu suka dengan segala ketulusan yang aku punya, tanpa ada keluh, tanpa perlu jawaban, tanpa perlu balasan. Aku selalu suka tanpa kata main-main, tanpa mundur, dan tanpa ragu. Tak peduli akhirnya, aku hanya suka, dan itu cukup tanpa harus ada tanya. Dan kalian pernah memiliki itu, walaupun hanya sekejap mata, walaupun akhirnya kalian terlambat menyadari seberapa bahagianya disukai seperti itu. Tepat saat kalian kehilangan aku, sebagai salah seorang peyukamu.
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

Introverts in disguise. Read keeps me sane, write keeps me awake. Both of them entwined makes me alive.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Panjang Umur Wanita
  • replacement
  • susu jahe hangat
  • mei

Categories

  • Reviews
  • Stories
  • Unsend Letters

Advertisement

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • ▼  2025 (4)
    • ▼  Juni (2)
      • hari jumat
      • nekattt
    • ►  April (2)
  • ►  2023 (4)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
  • ►  2022 (1)
    • ►  Mei (1)
  • ►  2021 (15)
    • ►  November (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (3)
  • ►  2020 (46)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (8)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (28)
    • ►  Desember (11)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (9)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (21)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2017 (62)
    • ►  November (1)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (15)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2016 (55)
    • ►  Desember (8)
    • ►  November (12)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2015 (26)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2014 (48)
    • ►  Desember (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (6)
  • ►  2013 (52)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (11)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2012 (68)
    • ►  Desember (23)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (13)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2011 (13)
    • ►  Desember (13)

Pengikut

Oddthemes

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates