Hellonjo!

Soal cerita melelahkan juga banyak hal - hal yang menyenangkan.


happy halloween dear eighteenth, waaaks gue merasa bertambah tua, yaiyalah -___-". rasanya meninggalkan 17 tahun yang wow itu berat sekali, ya tapi, semua orang pasti maju kedepan, tumbuh, dan berkembang, mature perhaps? walaupun nggak semua orang juga sih yang kepribadiannya sesuai dengan pertambahan umur. kalian mungkin lebih tau kalau pada sebagian orang, umur tidak mencerminkan sikap, oke kali ini gue nggak mau ghibah sih sebenernya, hahha. tapi entah kenapa selama ngekos gue jadi sering panen ghibah dan panen lemak, subhanAllah, oke kita skip aja. 

jadi gue ultah ke 18, rasanya sedikit berbeda. entah kenapa tapi semakin tua rasanya hari ultah semakin hambar. gue nggak ngerasain rasanya excited ketika hari itu kejadian, rasanya biasa aja. mungkin efek bertambah umur gitu ya, membuat kita jadi nggak terllau excited sama segala sesuatu yang emang dasarnya nggak terlalu penting -___-" duh gue tambah berasa tua ngomong kayak gini ya Tuhaaan. walaupun gitu gue masih sih ngerasain senengnya, seneng karena masih ada orang yang ngebela belain ngucapin tengah malem buat sekedar ngucapin "Happy Birthday!!" yang padahal, gue sendiri nggak begitu care sama hal kayak gitu. bukan masalah ucapannya, tapi perhatiannya itu yang bikin, eh!. gue jadi merasa mungkin setelah ini gue harus lebih peka ke mereka untuk hal hal yang mungkin gue anggap gak penting. iya juga sih, gue nggak bisa memaksakan semua orang untuk cuek seperti ini, pada beberapa orang, hari ulang tahun itu masih sepenting itu. 

btw cerita cerita selanjutnya menyusul, karena besok gue UTS bro, dan ini jam 3.19 a.m yang seharusnya gue istirahat. but well, i really love you, like i love coffee in every night, as warm as momo, as lovely as a bar of chocolate, dear guys :")

"i just want to say to my Highest Lord, dear Allah, thanks for every moment, every person, every thing that comes and go, that blooms and fall, that smile and tears, makes me grow up and knows that your love is definitely real. Thanks.... "
Selamat senja Mas. pertemuan kita singkat dan menyenangkan. kau membuatku lupa, sesaat, bahwa ada masa lalu yang akhir akhir ini terus berputar lagi. sampai bertemu lagi ya, dengan seragam coklatmu, di kereta yang sama, di suatu waktu yang entah kapan. :)
"Cinta bukan sekedar soal menerima apa adanya. cinta adalah harga diri. Cinta adalah rasionalitas sempurna.
Jika kau memahami cinta adalah perasaan irrasional, sesuatu yang tidak masuk akal, tidka butuh penjelasan, maka cepat atau lambat, luka itu akan akan kembali menganga. kau denngan mudah membenarkan apapupn yang terjadi di hati, tanpa tahu, tanpa memberikan kesempatan berpikir bahwa itu boleh jadi karena kau tidak mampu mengendalikan perasaan tersebut. tidak lebih, tidak kurang. kenangan indah bersamamu akan kembali memenuhi hari - hariku entah hingga kapan, itu benar. tapi aku tidak akan membiarkan hidupku kembali dipenuhi harapan hidup bersamamu. sudah cukup. biarlah sakit hati ini menemani hari - hariku. biarlah aku menelannya bulat - bulat sambil sempurna menumbuhkan hati yang baru, memperbaiki banyak hal, memperbaiki diri sendiri. apa pepatah bilang? ah iya, patah hati tapi tetap sombong, patah hati tapi tetap keren."

-Tere Liye-
Jalan ini membawaku pulang. Tasku penuh dengan cerita si gadis penyendiri. Gadis yang kini tau bahwa dunia tak semudah angin menjatuhkan daun kering. Ia kini tau bahwa tak ada lagi pintu menujumu. Ia tau bahwa cerita ini hampir sia - sia kalau kamu tak ada, dan ternyata, kamu memang tak akan ada. Aku lupa bahwa rumahku kini tanpa kamu. Bukannya aku gentar dengan itu, lalu berbalik arah dan kembali berpetualang, aku hanya belum siap bahwa tas yang dijejali memori akan terus tertutup rapi. Tadinya aku hampir kehilangan bahagia dengan mengingatnya. Dan ketika pintu itu membuka, ya memang, tak ada kamu, tolonglah, bayangan senyumanmu itu sepenuhnya hanya mimpi di terik siang. tapi ternyata Tuhan selalu jadi yang paling tau apa yang kubutuhkan, manusia manusia kesayanganNya ada di ujung daun pintu, menyambutku dengan rentangan tangan terbuka. Lalu aku menghambur bahagia. Rumahku ternyata masih sama hangatnya walau tanpa kamu.

@travel. perjalanan pwt - sala3


Aku senang dengan ini, aku cinta duniaku. Lalu kamu datang lagi dengan sejuta cerita yang mungkin aku tunggu. Aku telah menjelajahi luasnya dunia, ketika kau baru tau bahwa dunia tak sesempit angkutan umum tempat kita bercengkrama dulu. “Apakah kau sudah bertemu dengan lelakimu? Sosok yang kau tulis dalam setiap goresan tinta, sosok yang bukan aku”, itu katamu seiring dengan sesapan teh manis di cangkir, permukaannya bergetar sedikit, memantulkan cahaya kafe yang mulai temaram karna selimut waktu. Senyummu sore itu terkesan terpaksa untuk ada, bukan tipe senyum yang menghias tulus. Dan aku, tak kalah terpaksa yang menimpali dengan kata “sepertinya begitu”. Satu kata yang lalu menggantung di udara. “baguslah” Kau kembali tersenyum, senyum yang getirnya terlalu pahit. 

Ada selapis air yang mulai menggenang di pelupuk matamu. Tepat ketika di depan pintu kafe (dejavu ekstrim, seperti bertahun tahun sebelum ini, ketika kau mengatakan bahwa aku tak lagi dibutuhkan) aku serahkan undangan untuk acara 3 hari lagi. Acara pernikahanku.
Lalu kau memelukku erat, terlalu erat. Pelipisku seketika basah, tetesan air mengalir di pipi, kali ini bukan airmataku seperti yang sering terjadi dahulu, kali ini bagianmu. “maaf” suaramu bergetar hebat. Setidaknya aku tau, kali ini kata kata itu berasal dari dalam hati. “sudah” dan setelah itu hanya ada pelukan hangat pertemanan, satu satunya hal yang tersisa dari cerita yang kau akhirkan terlalu awal.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 
Aku senang dengan ini, aku cinta duniaku. Lalu kamu datang lagi dengan sejuta cerita yang mungkin aku tunggu. Aku telah hinggap dari satu cerita ke cerita yang lain. Aku hampir lupa denganmu, laki laki yang akhirnya secara tiba tiba datang lagi. 

Aku terkejut ketika kemarin ada amplop cokelat kusam dengan putik edelweiss diatasnya, terikat cantik, tapi sialnya hatiku berdetak sakit. Aku buka tali anyamannya dari ranting ranting kering. Didalamnya hanya ada secarik kertas “besok tak ada acara kan? Ayo bertemu! Kalau ada acara tetap bertemu, batalkan saja acaramu, besok, tempat biasa, cokelat panas menunggu kita”. Aku merutuk dalam hati, aku kenal tulisan kurus dan sedikit miring ini, kau masih sama sesuka hatinya seperti dulu, memangnya hidupku milikmu?!. Tapi tetap saja, hari ini kakiku melangkah bodoh, ketempat yang sama, secangkir cokelat panas yang sama.

 Jalanmu tegap dengan setas penuh foto. Foto foto itu punya persamaan dalam setiap gambarnya, bendera yang berkibar bebas diatas gunung, dan, senyummu yang selalu selebar itu. “pamer” bahagia. Aku tertawa kecil, formalitas. Kau bercerita tentang panjatan gunung yang satu dan berlanjut ke gunung yang lain. Menelusuri hutan belantara dan banyak bertemu keajaiban dunia, kearifan alam, yang kau agungkan setengah mati. Bercerita tentang kupu kupu yang selalu kau temui dimanapun kau berpetualang. Tentang keindahannya yang kau puji sampai ke spectrum terkecil. Tentang kebebasannya yang tanpa batas, tentang sayapnya yang ringkih tapi tetap terbang walaupun hidupnya sebentar. Kau mencintainya, dan oleh karna itu aku benci dia. Terutama, kebebasannya.


Lalu akhirnya kami ada diluar kafe cokelat panas, tatapanmu sama ringkihnya dengan sayap kupu kupu. Aku berbalik, bersiap ke arah jalan menuju rumah, mengusap air mata yang terbit perlahan. Lalu tanganmu terentang, membungkus punggungku lemah. Nafasmu masih aroma cokelat, hangat dan berhembus ketika berbicara tepat dibelakang telinga “tetaplah jadi jendela tempat kupu kupu itu datang dan hinggap walau sebentar”. Dan setelahnya pelukanmu mengerat, aku tak ingin beranjak. "jendelaku akan selalu terbuka walau aku masih tak suka dengan kebebasanmu", kau diam, tapi aku tau, senyumanmu ada dan terukir pasti di wajah itu.




dua cerita diatas terinspirasi dari lagu "Clarity" by Zedd ft Foxes. agak melencneg dari lagu sih sebenarnya mengingat lagu aslinya lebih galau dan sedih dari cerita gue yang ecek ecek, hahaha. tapi intinya sih dua cerita itu menggambarkan gimana rasanya ketika masa lalu kalian datang lagi, tapi bukannya membawa kabar gembira, malah sebaliknya. sakit gak sih?. kali ini benar benar bukan cerita atau curhatan gue, ini 100% fiksi, yaiyalah, yakali gue udah mau nikah. atau ya kali gue punya pacar anak mapala. too risky, gue nggak kuat kalau harus pacaran sama anak gunung, apa gak jomplang, dia yang tangguh, panjat sana panjat sini, lah gue yang olahraga pas ada pelajaran olahraga aja -__-". yah tapi mencoba memposisikan ketika berada di posisi itu, ketika kalian udah hampir,99,999 % move on, tapi manusia itu balik lagi. rasanya dibutuhkan tekad yang kuat agar 99,999% itu gak percuma, agar kita gak ikut balik lagi ketika dia ingin balik lagi. tapi itu tergantung persepsi masing masing ya, kalau menurut kalian ornag itu layak dibukakan pintu lagi ya kenapa gak? perpisahan kan gak selamanya soal ketidakcocokan sifat, kadang ada yang dipaksa pisah karna kondisi dan situasi yang nggak tepat. kalau sekarang segala terasa tepat, kenapa ngga?. tapi kalau memang sekiranya kesempatan yang sudah diberikan adalah kesempatan yang sudah sekian kali, itu sih namanya bunuh diri, hahahahha. 
 


"aku akan jadi dokter, usaha apapun akan kubayar, kujalani ikhlas, mengeluh tak pernah, dan segala hal yang diperlukan sampai kesana. aku akan jadi dokter"
celetukmu kala itu, di sela sela motivator berbicara, menatapnya dengan api semangat, tau bahwa segalanya adalah mungkin. seakan dapat menggenggam langit, menyimpannya dan kau taruh di atap atap kamar. kau pandangi setiap malam, setiap nafas berkata bahwa "aku akan ada disana, terbang bersama elang, menikmati dunia, menjalani mimpiku dengan bahagia".

kau berusaha sampai larut. tak kenal waktu, ketika mereka tertawa kau hanya diam dengan buku ditangan. semuanya tak berguna sebelum hari penentuan. belajar belajar belajar. "membangun mimpi" katamu kala itu dengan senyuman ikhlas dan bahagia. setidaknya aku senang, kau tak merasa menderita. aku, kami semua yakin bahwa kau akan sampai disana. puncak yang sdah kau tandai benar benar dengan tinta merah dan emas. tampat yang seharusnya kau berada. sekali lagi kau tersenyum membayangkannya. mimpimu berada di ujung hidung. tinggal kau hirup dalam dalam dan mengalir di arteri, memenuhi seluruh pembuluh dan menebarkan energi semangat untuk berlari lagi.

hari penentuan itu datang. parasmu seserius itu sampai kami tak sanggup mengganggu. kepalamu ditundukkan dan tercipta doa yang diujarkan lamat lamat di awal hari. kami mengaminkan dalam diam "kau pasti bisa". dan pagi itu adalah pagi suci yang terasa berjalan terlalu lambat. adrenalin meledak, tapi tetap kau merasa tak siap. "ini kurang, itu kurang, mungkin aku harus membaca lagi, menulis angka angka" dan segalanya kau lakukan untuk menenangkan hati. lalu bel berbunyi. itulah pertanda perangmu. perang yang pertama dan terakhir. tak akan ada lagi seperti ini, di perbudak soal dan menggantungkan takdir pada setiap bulatan yang dihitamkan. setelah ini jas kuning akan jadi pengantar identitas dan sumpah dokter akan jadi salah stau bagian hidup terpenting  beberapa tahun lagi. tapi semuanya, terlihat terlalu dekat untuk diraih. terlalu bersinar sampai menyakitkan mata. apakah ini baik?

hari itu datang, jantung mu seperti meledak keluar. detakannya terlalu cepat katamu, berkali kali kau menyentuh dada seperti menenangkan bahwa semua akan baik baik saja. apakah iya semuanya akan baik baik saja?. dengan takut takut kau buka, tangan itu terasa tidak yakin memegang kursor, terasa janggal ketika digerakkan, tombol tombol keyboard terasa terlalu acak dimatamu. dan dengan hembusan bismillah............

lemah. tanganmu kala itu kehilangan tenaga seketika. kau dijatuhkan ketika padahal kursimu masih dalam posisi sempurna berdiri, hanya saja beban tanggungannya kali ini terasa lebih berat. beban kekecewaan. ada tangis kala itu, seperti seharusnya yang terjadi. tangis sedih, percuma, segala usahamu terlihat sia sia. berkata menantang kepada Tuhan "aku sudah memberikan semuanya Tuhan" tapi langit tetap sunyi seperti senja senja kemarin. hening. dan sejak itu kau tak lagi menganggap usaha itu penting. mimpimu jatuh dan patah. gagal jadi realita.

kami datang, memelukmu erat, menghangatkan jiwa yang terasa dingin kecewa. berbisik suatu cerita.
"dahulu, sewaktu kau kecil, dengan rambut acak, senyuman yang sama ikhlasnya dengan kau beberapa minggu lalu, kau berkata "aku ingin jadi superman, terbang di angkasa, menolong kakek yang ragu di pinggir jalan, membantu ibu agar tak lelah berjalan ke pasar, membantu kalian semua teman untuk mengambil balon kita yang tersangkut di atas pohon". kata kata sederhana ditambah tangan yang terkepal diarahkan ke atas, berdiri diatas batu besar dengan jubah dari kain bekas yang berkibar bebas. kau siap lepas landas. loncatan besar saat itu kau rasa cukup. mimpimu berada di ujung hidung, kau hirup baik baik dan semangatnya masih sama membakar adrenalin.

dan buk!
kau jatuh tertelungkup, diam diatas tanah. kami panik sampai mati. langsung berlari dengan paras kalut, apakah kau masih baik baik saja?. dan kau perlahan bangun, menegakkan diri, pelipismu meneteskan darah segar, dan dengan ringannya tersenyum ikhlas. masih ikhlas yang sama dengan saat pertama. dan kau dengan mantap berkata "Calon superman memang boleh terjatuh kan? hehe".

dan kami berkata yang tak kalah mantap. "Ya, calon superman memang boleh terjatuh karena balon tak pernah tersangkut di pohon yang rendah."

(terinspirasi dari slide motivator motivator yang dulu datang ke sekolah gue. dengan mata ngantuk waktu itu ternyata gue masih bisa menyerap sesuatu. dan juga terinspirasi dari pengalaman teman teman seperjuangan, salam hormat buat kalian yang saat ini masih berusaha mencapai mimpi masing masing!)
Assalamualaikuuuuum! kalian dapat salam dari kota kecil yang beranjak perlahan beralih ke metro, purwokerto. tepat kemrin gue baru selesai ospek fakultas pertanian unsoed. yep! akhirnya gue duduk disana, mungkin sampai 3,5 tahun kedepan. sebelum ke inti, gue ingin bercerita sedikit tentang segala kepindahan hidup, keluarga, tempat bermain, dan teman. benar benar memulai segalanya dari nol. disini nggak ada yang gue kenal, nggak ada tempat yang terasa familiar, dan nggak ada makanan yang terasa meyakinkan untuk dimakan. dan satu satunya yang membuat gue mantap adalah kata kata 

hijrahlah, maka kamu akan mendapat ganti teman, keluarga, rumah, dan segala kebutuhan yang kau butuhkan.

jadi walaupun pijakan ini masih terasa belum mantap, gue tetap akan berusaha untuk hidup dan belajar sebaik baiknya disini. tanpa peduli kata orang lain, tanpa peduli bahwa sebenarnya ini jauh dari segala impian dan rencana hidup kemarin. 

jadi gue memulai kehidupan baru gue sendirian. kehidupan yang berbeda 180 derajat. yang dituntut harus mandiri dan hal hal lainnya. yang biasanya nyuci masih nebeng sama mama, sekarang harus nyuci, nyetrika, nyapu, ngepel, dan pekerjaan lainnya sendirian. yang biasanya makanan tinggal tring, sekarang kalau gue nggak keluar ya bakal kelaperan. nggak bakal juga ada yang neriakin nyuruh nyuruh makan, karna disini semua orang fokus dengan kehidupan dan urusannya masing masing. semua makhluk dewasa ini nggak ada hubungannya sama keluhan maba yang masih dalam orientasinyamelewati homesick dan keterkejutan akan segala tanggung jawab yang sekarang semuanya benar benarberada di tangan gue.

gue mulai dengan ngekos dirumah cat biru dipinggir jalan. letaknya strategis, dan oleh karna itu tarifnya mahal dan minim fasilitas -___-". pertama tinggal disini banyak ketakutan yang menghantui uuuuuuu. dan salah satunya, musuh bebuyutan gue, adaptasi. gue gak bisa jadii diri sendiri ketika masa masa adaptasi. tapi alhamdulillahnya, ternyata ketakutan itu berujung nothing. adaptasi gue sukses, teman teman kos disini menciptakan suasana baru yang bisa buat gue lupa kalau gue telah berkilo kilo jauhnya dari orang orang tersayang. mungkin, mungkin, mungkin gue telah menemukan keluarga baru, paling tidak untuk saat ini. tapi sebahagia bahagianya juga, tetep aja, udah 2 minggu ini setiap jum'at malam pasti gue chaw ke rumah mama. masakan mama, masih jadi candu yang susah dihilangkan. dulu kalau ada tawaran makan diluar atau dirumah, mungkin gue akan menjawab makan diluar. tapi sekarang, setelah tau kalau makan masakan mama yang ngangenin itu adalah suatu nikmat yang patut disyukuri, maka i surely choose my mom's food.

tbc......
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

Introverts in disguise. Read keeps me sane, write keeps me awake. Both of them entwined makes me alive.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Panjang Umur Wanita
  • replacement
  • susu jahe hangat
  • mei

Categories

  • Reviews
  • Stories
  • Unsend Letters

Advertisement

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • ▼  2025 (4)
    • ▼  Juni (2)
      • hari jumat
      • nekattt
    • ►  April (2)
  • ►  2023 (4)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
  • ►  2022 (1)
    • ►  Mei (1)
  • ►  2021 (15)
    • ►  November (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (3)
  • ►  2020 (46)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (8)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (28)
    • ►  Desember (11)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (9)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (21)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2017 (62)
    • ►  November (1)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (15)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2016 (55)
    • ►  Desember (8)
    • ►  November (12)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2015 (26)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2014 (48)
    • ►  Desember (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (6)
  • ►  2013 (52)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (11)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2012 (68)
    • ►  Desember (23)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (13)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2011 (13)
    • ►  Desember (13)

Pengikut

Oddthemes

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates