Hellonjo!

Soal cerita melelahkan juga banyak hal - hal yang menyenangkan.


ini aku, gadis di beranda dengan genggaman erat di cangkir teh susu, pelengkap senja kita. menunggumu disetiap ujung minggu, pertemuan kita yang tak pernah ku lupa. ketika kau bercerita tentang kehidupan dan kerumitannya. celotehan yang selalu sama menggebunya, cenderung berisik, tapi aku senang. karna denganmu aku tak perlu menjadi terompet kehidupan, meramaikan suasana mereka yang abu abu. denganmu, aku nyaman menjadi si kutu buku yang gemar membaca dan pendengar setia yang sedikit bicara. seolah olah, kamu dapat menjadi tempatku pulang.

ya ampun! aku terlupa bagian terpentingnya kali ini. mundur pada 13 bulan lalu. ketika cerita akan kita yang bersama, lengkap dengan segala kata kata cinta dan dua mangkuk mi ayam yang kosong telah mencapai akhirnya. berubah dari novel roman indah menjadi frasa frasa tak lengkap dan rumpang di selembar kertas lusuh yang bekas lipatannya dimana mana. perjuanganku untuk merubah kertas itu seperti baru, dan kamu yang terdiam dan tak bergeming sekalipun tangisku memecah segala keheningan duniamu. kesunyian paling menyiksa yang pernah ku punya, dan yang tak terduga adalah kamu, manusia yang memberikannya. anak laki laki yang sama yang telah memberi kan keramaian. aku terkejut, betapa kamu bisa sekontras itu. 

karna itu, sampailah kita disini. hubungan yang dibangun atas dasar pengetahuan akan masing masing. aku yang tak pernah absen untuk mendengar ceritamu. memberi penawar yang pas ketika kegamangan menyapa, karna seperti katamu, aku adalah kebun di pekarangan tempatmu pulang. kebun yang kau namakan persahabatan. selamanya aku benci kata kata itu. karna itu batasku untuk tak meluapkan perasaan seenak jidat. seperti menghambur di rentangan tanganmu dan diam diantaranya. mengucapkan selamat pagi sampai selamat malam yang tak pernah tertinggal. persis seperti dulu. memastikan bahwa kau selalu baik baik saja dan bahagia, yah setidaknya secara terang terangan. bukan seperti ini, dibelakang punggungmu, mengintip dan menengadahkan tangan ke semesta, membisikkan doa yang bercerita betapa ku ingin kau untuk bahagia, keringanan hati, dan pasangan yang mengerti. tak lupa kutambahkan tentang 3 kata yang selama ini tak kau dengar, aku rindu kita. 

untuk yang itu aku tak berharap semesta akan menyampaikannya. cukup ia dan aku yang tau rasanya. dan satu lagi yang tak kau tau, aku masih sering bermain dengan kenangan tentangmu, ya, sendirian. oleh karna itu beberapa hal memang lebih indah jika tak diucapkan. walaupun kau tau, aku tau, dirimu tak lagi dapat menjadi tempatku pulang seperti dulu. itu bukan lagi tempatku, jadi diamlah disana, berikan ia tempat paling nyaman untuk melepas penat dan beban kehidupan, tempat ia pulang. like i used to.
gadis ini tak sekuat itu jika harus terkunci dalam suatu persahabatan. aku tak mau. takkan pernah mau seperti itu. biarkan cerita kita benar benar habis sampai ke akar.
aku selalu menemani bintang, tak perduli rasi apa yang terlihat setiap malamnya berganti. bentuk yang semakin sedikit diperhatikan orang, tapi apakah kau tau? aku selalu mencatatnya setiap waktu. ketika ia berbentuk kuda terbang melayang indah, bebas, dan cemerlang, sampai ke rasi bintang kapal karam, menyuratkan kesedihan yang kau rasa, aku rasa. semua itu biasa, karna tak selamanya setiap hal harus sempurna, bahkan bintang seterang dan sejaib kamu pun pasti pernah tertutup awan mendung. kau tantang kabut abu abu malam, berlomba dengannya agar sinarmu dapat sampai kejendela mungil makhluk kecil yang terbaring manis diatas tempat tidur, mengantarnya terlelap sampai ke alam mimpi. indahnya kamu. jadi tetaplah ada disana, bersinar di langit tenpat kau berada, tempat kita bercerita. 

ini surat kecil dariku, pengagum rahasiamu, yang setia dibelakangmu. aku tak menunggu, karna jika kita bersatu kau takkan lagi dapat menjadi nina bobo terindah untuk jutaan makhluk kecil disana. maka aku hanya memperhatikan dan membuatmu menjadi lebih indah, merelakan diriku agar jadi si tritagonis dalam cerita kita, yang namanya sering terlupa dan tak pernah menjadi bagian puisi cinta. tapi sekali lagi, jika itu kamu bintang, maka segenap hati aku ikhlas menjadi yang tak teringat, walaupun selamanya. well, introduce me, darkness.

assalamualaikuuuuuuum!!!
jadi kali ini jangan kira gue akan membahas lagu butiran debu yang sempet ngetren beberapa waktu lalu di indonesia, please ya, bukan itu. walaupun "rasa"nya tetep sama, yaitu galau. hadeeeeh galau lagi galau lagi, kayak nggak ada topik lain aja, ye nggak?. tenang aja, disini nggak akan ada peri yang sok sokan nulis blog, alhamdulillah gue udah nggak segila itu, walaupun gue kangen untuk nulis kayak gitu lagi sekali kali, cari sensasi jadi pujangga dadakan yang kalo galau nyiletnya pake gergaji mesin -,-.

jadi gini ceirtanya, setiap mendekati ujian kelulusan gue punya kebiasaan untuk ngebongkarin buku buku lama di kardus. nah, sore ini berhubung gue lagi senggang dan bisa leyeh leyeh dirumah, jadilah gue laksanakan kegiatan itu seperti 3 tahun yang lalu. nggak lebih dari sekedar nyari buku buku latihan yang isinya problem solving yang bahkan mbah google aja angkat tangan. nah disini letak benih benih galau kembali bermunculan. dan hasilnya, nihil. gue nggak merasa menemukan apa yang gue cari, entah kenapa semua buku buku penting itu ilang, yang muncul malah beberapa lks usang yang tak berguna, cuma bikin bersin sama kotoran yang nyelip di sela sela kuku. dan ada serpihan hati disana yang juga ilang.

entah darimana asalnya, ada sedikit harapan untuk menemukan jejak jejak masa lalu yang ketinggalan dan lupa gue bereskan. karna ya, memang kelas 1 adalah masa masa dimana cerita itu lagi ada di titik klimaks. dan semuanya, lenyap. yang ada cuma tas rajut dengan tulisan warna merah "MALIOBORO". dari semua yang pernah "kita" punya, yang tersisa hanya itu, dan sekarang gue bimbang itu tas mau diapain. mau gue pake kesekolah, mending harakiri kalo sampe ketauan subjeknya, dan kalo gue buang, sumpah gue nggak sejahat itu, nggak peduli apa yang udah terjadi beberapa waktu lalu.

kejadian sore ini terpaksa membuat gue membandingkan keadaan tahun ini, dan 3 tahun lalu. tepat ditengah tegangnya detik detik UN, ditengah hecticnya pengayaan, ditengah kehangatan teman teman yang sebnetar lagi berpisah. lucu kalo inget dulu gue selalu buru buru setiap pulang sekolah buat sampe rumah, hanya untuk berhubungan sama si subjek lewat pesan singkat (anak smp kan nggak boleh bawa hape, nasib -,-). sebenernya sekarang juga sama, gue juga selalu buru buru buat sampe rumah, iya, alasannya masih karna orang yang sama, tapi kali ini yang ada cuma menghindar. miris ya?. dan yang paling radikal ketika malam sebelum un yang harusnya kita isi dengan belajar, malah gue isi dengan smsan -,-. itu campuran antara bodoh dan agak bego, tapi namanya orang lagi jatuh cinta, besok ada tornado, angin puyuh, selama masih bisa smsan tenang aja kayaknya, huaahhaha. dan kali itu, untuk pertama kalinya gue merasa nggak jatuh cinta sendirian.

memanggil semua memori itu sekarang terasa hambar. gue udah lupa rasanya, lupa senangnya ketika ada orang lain kasih perhatian lebih, lupa gimana penasarannya masa masa "wondering", dan lain lain. sama kayak buku buku penting itu yang coba gue cari cari tapi akhirannya nothing, setelah dusnya gue temukan ternyata nggak ada yang bisa gue pungut lagi dari dalam sana. kenangan juga kayak gitu, lu masih inget jelas gimana settingnya, kata katanya, bahkan sampai baju yang lu pakai kala itu, tapi bedanya tanpa "rasa". seperti nonton film hitam putih tanpa suara. ketika lu temukan tempatnya, nggak ada yang bisa diambil lagi dalam kenangan, nggak akan ada rasa yang bisa disesap selain hambar. jadi sore itu gue tutup dengan mengikat dus dus pake tali rafia sekencang kencangnya, sembari berkata dalam hati. "liat kan? disini nggak ada yang bisa lu ambil lagi, jadi nggak usah ada rasa penasaran lagi seperti kemarin, cukup tutup rapat rapat, and clean the mess up". kata kata itu untuk rasa penasaran akan buku buku catetan yang ilang, dan juga kenangan yang tertinggal. 

subjeknya gue anggap sudah hilang, manusia yang kini setiap hari gue temui bukan "dia" yang dulu gue kasih perhatian lebih, bukan tempat sharing cerita sehari hari yang nggak penting khas anak sma, bukan manusia yang pada malam sebelum UN bercanda lewat pesan singkat, dan bukan tempat gue berbagi rasa, dia bukan lagi remaja cowok yang berkata dengan tulus hati "lo satu satunya, dan gue akan nunggu itu sampai waktunya tepat, i'll always stand by you". dia. lenyap.

ada satu pertanyaan dari teman gue yang akhirnya sembuh dari masalah serupa dan telah menemukan obatnya. yang pertanyaannya cuma bisa gue jawab pake senyum.
"lo kapan dit?"

"entahlah"
malam ini kuhabiskan dengan terlalu cepat berada di tempat tidur. mengistirahatkan tubuh dan hati setelah seharian penuh diperas habis habisan. sejujurnya cerita tadi pagi dan uh, pemandangan yang agak mengganggu itu benar benar mengguncang. mungkin ini hal sepele, hanya melihat axel dan sinta berduaan di kelas mereka, bercengkrama dengan bahagianya, seharusnya bukan sesuatu yang dapat mengjungkir balikkan duniaku, tapi ada sesuatu disana yang menyakitkan hati, karna faktanya, dulu itu adalah janji axel, bukan janji yang serius memang, hanya obrolan santai dan sialnya membekas sampai hari ini. dan sekarang dia melakukan itu dengan gadis lain.

memang bukan salahnya yang berpindah terlalu cepat, aku tau bahwa ini adalah pilihanku. pilihan menjauh darinya untuk beberapa waktu, tapi ternyata kesalah pahaman akan selalu ada. dia terlalu cepat mengambil kesimpulan, dan akhirnya pergi. ya, meninggalkan aku yang menjaga hati seorang diri seperti orang bodoh, mempertahankan sendirian. terlalu polos dan itu wajib masuk daftar-kesalahan-yang-paling-kusesali-di-2012. tak sadar air mata ini mentes setitik demi setitik, ah aku letih tuhan, setelah apa yang terjadi akhir akhir ini.

kumatikan lampu kamar dengan cepat, dan meraba meja tempat handphone ku biasa tergeletak. kusempatkan melihat layar handphone untuk yang terakhir kalinya. aku memang berharap ada sedikit pesan singkat sederhana darinya, yang biasanya memberi sedikit semangat pada hidupku yang mulai kelabu. dan lucunya sekarang ia menjadi bagian dari kelabu itu. handphone itu masih bergeming, harusnya aku sadar, tak kan lagi ada sms sms konyol, ataupun telfon tengah malam. kumatikan dan kukunci handphone tak berdosa itu didalam lemari, ingin rasanya aku menelan kunci lemari itu bulat bulat, tapi sayangnya aku bukan limbad. setengah frustasi kupejamkan mata, masuk ke dunia yang akhir akhir ini menjadi tempatku berlindung. kenyataan memang tak selalu indah, itulah gunanya imajinasi, meyelamatkanmu.

disana hanya padang rumput yang luas membentang sepanjang mata memandang. hijau, tak ada yang lain. walaupun begitu rumputnya bukan tipe yang tak terurus dan menusuk kulit, dia pendek pendek dan halus, lebih seperti menggelitik telapak kakimu yang telanjang di atas permukaan. ia meliuk ketika angin sejuk menerpa daerah ini, seperti ombak yang berwarna hijau, tapi tentu saja tanpa buih, karna ini bukan laut, sekali lagi, ini tak lebih dari sekedar padang rumput yang indah dan sederhana.

disini aku bisa menambahkan apapun sesuka hati, apapun, mulai dari hujan permen, badai gulali kapas, sampai banjir bubur sum sum, terlalu cinta dengan makanan tradisional, pernah sekali aku mencoba mengkhayalkan hal itu terjadi disini, dan tring! dalam sekejap padang rumput ini dipenuhi bubur sum sum dengan kuah gula merahnya yang manis, dan ternyata merasakan tekstur bubur sum sum di kakimu itu bukan suatu hal yang nyaman, lebih kepada menjijikkan. jadi sejak itu aku tak pernah melakukannya lagi. aku lebih sering menambahkan detil detil yang sederhana dan cenderung menenangkan, karna setelah semua yang terjadi akhir akhir ini, yang aku butuhkan hanyalah ketenangan.

disini aku tak perlu payung, karna tak mungkin hujan, aku tak suka hujan. mengingatkanku akan semua hal yang telah berlalu, kenangan, nyata dan menyakitkan, tapi sayangnya takkan pernah bisa diraih kembali, bahkan jika hanya sekedar merasakan bagaimana rasanya berada di dalam situasi itu, sulit. seandainya saja terdapat tombol delete dalam otak manusia, kau bisa memilih untuk membuang hal hal yang tak ingin kau ingat, aku yakin, pasti jumlah orang yang kehilangan akalnya dan bunuh diri akan langsung menurun. karna sejujurnya, kenangan hanya memperburuk luka yang ada, dan efeknya? mendekati frustasi. karena itu, dunia hanya butuh manusia yang realistis untuk bertahan, dan aku takut bukan salah satunya.

ditengah padang rumput itu terdapat satu pohon besar, aku tak tau jelas jenis pohon itu. daunnya rindang, membentuk semacam kanopi yang cukup lebar untuk meneduhkanmu jika ingin merebahkan diri dibawahnya. ia tak berbuah, hanya batang yang besar, dan daun yang hijau. Terkadang kubuat dengan semburat oranye, seperti di negara negara 4 musim. ketika musim semi datang dan daun daun berguguran.

jangan bayangkan aku seperti di kehidupan nyata. disini aku cantik, oke memang di kehidupan nyata pun begitu tapi ini lebih seperti bersinar. rambutku panjang dan bergelombang, hal yang jelas tak kuinginkan di tengah kota tangerang yang suhunya menguras keringat. disini aku hanya memakai gaun satin berwarna putih bersih, kainnya lembut dan melambai ketika angin bertiup, dengan mahkota mungil yang melingkari kepala, terbuat dari besi yang dipilin menjadi rantai bunga bunga cantik yang bermahkotakan berlian. indah. jika kubawa kedunia nyata, itu jelas mahal. tapi siapa yang berfikir tentang uang jika disini kau bisa punya segala yang kau inginkan. dan satu hal lagi yang kusukai disini. aku bisa bebas berlari, kemanapun, hanya kebebasan.

aku selalu berlari, satu tujuan dan tak pernah berganti, ia seorang pria dibawah satu satunya pohon di padang ini. duduk dengan tenang membiarkan rambut coklat gelapnya tertiup angin sepoi sepoi. ia jelas tinggi, terlihat dari kakinya yang menekuk terlalu tinggi ketika duduk dengan tenang, seperti biasa, tepat disampingku. walaupun, setelah sekian masalah terlewati dan tentu saja dia menjadi tempatku bercerita, aku masih tak tau namanya. dan ketika kurebahkan diriku disampingnya, dia hanya menunduk dan tersenyum, menenangkan.

"jadi, kali ini apa yang terjadi?" ia berkata seraya tangannya yang menyingkirkan sedikit rambut didahiku, dengan kelembutan yang selalu sama.

"banyak. salah satunya adalah akhirnya dia telah berpindah, seperti kataku dulu kepadamu, ingatkan?" dengan mata terpejam, berusaha meresapi kata kataku barusan, masih dalam proses penerimaan bahwa itulah fakta yang ada.

"kau sudah tau bahwa itu konsekuensinya kan?" seraya berdiri dan merentangkan tangan menyambut hembusan angin, memasukkan udara sebanyak yang ia bisa. bahkan aku masih sedikit ragu apakah memang ia butuh udara? karna jelas ia hanya makhluk yang hanya tercipta di alam bawah sadarku, bukan manusia.

"tentu saja"


----------------------------------------------------------------------------------------------------------

assalamualaikuum semuaaaa!!! kembali lagi dengan gueee disini, wowhohoho. ini masih lanjutan ceirta yang sebelumnya. bedanya adalah, kali ini gue sedikit sekali memasukkan adegan percakapan, nggak seperti kemarin yang hampir seluruhnya isi percakapan si tokoh dengan temannya. yap! gue memang sedang belajar membangun kata kata yang dapat menciptakan daya imanjinasi kalian. karna faktanya itu agak susah, terkadang setelah sudah fix dan gue baca ulang, malah jadi terkesan lebay dan sok puitis -,-. tapi teteup sih, masih susahan membangun adegan adegan percakapan. gue pribadi merasa itu bagian tersulit, karna si penulis harus benar benar membuat kata kata dan perilaku yang mengirinya senatural mungkin. jadi pembaca juga enak bacanya, ngalir gitu aja kayak cisadane yang kemaren banjir, meluap, dan menyusahkan mobolitas siswi sma kayak gue yang berangkat subuh pulang isya -.-.

oke btt, terkadang gue pengen belajar dari novel novel indonesia, karna sejujurnya selama ini novel gue kebanyakan dari luar semua. bukannya nggak cinta produk lokal, tapi gue takut kecewa kalo beli novel indonesia. karna kebanyakan novel lokal yang selama ini gue baca mengecewakan. kadang terlalu ketebak gitu ceritanya kayak gimana. pernah tuh, sebut saja novel x, itu novel untungnya gue pinjem dari temen, karna setelah gue baca gue bener bener bete dan gue hentikan ditengah jalan, karna gue udah tau akhirannya bakal kayak gimana. kalo gue beli, langsung harakiri -,-. walaupun gue juga nggak yakin bisa bikin novel lebih bagus dari itu atau nggak. yah namanya juga amatiran, kerjaannya kritik terus, tapi gue akan terus belajaaaaar!!! ganbattte!!!!

kalo bisa kritik dan saran yang membangun yaaa, dadaaaaaaaah :*
"if you take a look for a while, listen to the words i say. . . if you take a second just for understand how it goes in me, how it messed me up so well. but hell yeah, it will always be just an if, right?"
"kadang kalo cowok ngomong, cukup lo terima sampe telinga aja, jangan dibawa ke hati"

assalamualaikuuuuum!!! soo, here i am, terdampar di depan komputer dengan seragam setengah basah akibat kebawa ujan tangerang yang akhir akhir ini datengnya nggak manusiawi. oke, btt, kata kata diatas dipersembahkan oleh sahabat cowok gue yang tumben sekali omongannya bener, sedikit dewasa tanpa galau seperti dia biasanya. percakapan ini terjadi di pagi hari yang seharusnya diisi dengan keceriaan maksimal dan ATP berlebih. tapi apa daya, karna satu singgungan kecil, percakapan yang seharusnya santai santai aja malah berujung dengan mengungkit luka lama. gue disini akan sedikit cerita tentang pengalaman seseorang, bukan untuk mengumbar kejelekan pihak manapun, tapi gue harap ini bisa jadi pelajaran, kalo kata ustad2 mah, selalu ada hikmah disetiap kejadian, nah gitulah pokoknya. ya seperti biasanya, tulisan ini nggak lebih dari sekedar "share some of my absurd thoughts" aja, gue yang sok bijaksana, sok tua, dan sok tau telah kembali, huahahahha. jadi bagi pihak yang tersinggung setelah membaca ini, tolong kalian tanamkan dalam hati ya, gue tidak berniat untuk menyakiti.

jadi dimasa abg abg kayak gini kalo ada yang bilang "gue nggak pernah galau" itu pasti basi banget kan. apalagi cewek, nggak jauh jauh galaunya pasti dari makhluk yang kalian sebut cowo. sampe yang alim banget pun gue rasa pasti pernah ngalamanin galau, walaupun tergantung cara mereka memanage perasaan tersebut, tetep aja judulnya pernah kan. nah gue akan share sedikit kejadian yang gue alamin kemaren. temen2 gue pasti udah tau banget keadaan kemaren, yang sampe blog gue tiba tiba berubah jadi blog peri yang isinya kata kata puitis semua, kalo ngebaca itu lagi sekarang, perasaan gue bingung, antara geli, heran kok bisa bisanya gue yang cewawakan begini nulis hal hal kayak gitu, sampe somehow bangga, karna nggak bisa dipungkiri, gara gara itu traffic blog gue kemaren sempet melejit, huahahahahaa mamam tuh galau.

intinya, perasaan gue kemaren itu kacau. jerawat membabi buta disudut sudut pipi, oh iya! berat badan gue meluncur jauh, antara seneng karna akhirnya gue nggak perlu diet, dan sedih, tapi apa daya, hati nggak bisa bohong, selebar apapun senyum yang lu buat diluar, tuhan tetep tau seberapa sakitnya didalem sana, iya kan?. dan ketika akal sehat gue mulai sedikit demi sedikit kembali ke dalem kepala, gue mulai dapat mengambil pelajaran, yaitu, yang terlalu memang hasilnya selalu nggak bagus. inget nggak sih nyokap gue pernah ngomong "masalah itu awalnya pasti dari diri kita sendiri, bukan keadaan, bukan orang lain, itu kamu" nah dengan berbekal kata kata yang so sweet banget itu gue mulai berfikir untuk mengubah mainset. tadinya jujur, saat saat pertama semua yang terlibat gue salah salahin. melempar kesalahan ke orang lain, bertindak kelewat egois sampe ngerasa diri sendiri paling bener, paling tersakiti seantero jagat raya. berkali kali ngebatin "kenapa sih lo nggak pernah nganggep gue?" "lo cewek kan?! kalo lo jadi gue perasaan lo gimana?" "mana kata kata lo dulu? mau nungguin gue sampe akhir? bullshit" dan segala rutukan rutukan yang beberapa nggak layak sensor, dan setelah sadar, ternyata gue salah.

pada satu titik, gue sudah terlalu lelah untuk melakukan segala trial buat nyembuhin diri, mulai dari ngajak ngomong pihak yang bersangkutan, ngejutekin, ganti nomer, sampe pura pura seneng dan bercanda bercanda gila sama dia seperti kemaren nggak ada apa apa, kayak orang bodoh, badut, memermalukan perasaan sendiri didepan logika. didepan ketawa dan bertindak tolol tapi dalem hati nyilet nyilet pake gergaji mesin -,-. dan akhirnya gue mikir, ternyata semuanya, tepat dari awal adalah kesalahan gue. salah karna nggak liat kondisi yang jelas jelas nggak memungkinkan, salah karna memberi perasaan terlalu dalam, dan salah karna terlalu naif, terlalu percaya sama hal yang padahal hanya sampai batas mulut aja. gue jujur, waktu itu gue masih terlalu polos, gue nggak tau gimana caranya ngadepin cowok, gimana caranya pintar dalam menanggapi segala kata2 mereka, gue hanya terlalu bodoh untuk sadar kalo ternyata kata adalah suatu yang mudah dibuat, dan pada suatu kondisi hanya akan tetap menjadi kata, nggak perlu tindakan, atau pembuktian. dan salah gue adalah, terlalu percaya sama kata kata dia, janji kita di awal, sangat percaya, menganggap semuanya serius, sampe gue liat yang sebenernya, ternyata gampang loh bikin semua kata kata yang dulu itu jadi nothing, dan jatuh terlalu dalam karna kenaifan. sampe gue ngerasa eneg sama diri sendiri, kenapa gue sebegitu bodohnya menjadi satu satunya pihak yang serius.

masa masa itu ngambil waktu yang cukup lama, berbulan bulan, dan selama itu mood gue bener bener kayak rollercoaster, kadang kadang seneng banget, eh besoknya bisa aja nangis gerung gerung di pojokan kelas, yah kurang lebih kayak cuaca tangerang akhir akhir ini, unpredictable. sampe pernah loh terbesit, gue takut buat terlalu seneng atau bahagia, karna ya itu, kebahagiaan yang terlalu ngambil bayaran yang nggak murah juga kan sesudahnya. sampe sedesperate itu loh, dan itu semua cuma gara gara perasaan, cinta gorila -,-. tapi alhamdulillah sedetik pun nggak pernah ada kepikiran buat sampe tiduran di rel kereta, wahahha, mau terapi listrik kayaknya gue kayak di tipi tipi. oke btt, dan itu jelas sangat amat mengganggu pelajaran, setiap detk detik mau minggu ulangan pasti gue kelabakan sendiri dirumah, ngejar materi yang gue anggurin karna jiwa gue melayang layang entah kemana saat jam pelajaran berlangsung. tapi alhamdulillahnya saat pembagian rapot nggak ngecewa ngecewain banget, tapi tetep aja ada sedikit perasaan nyesel, harusnya gue bisa lebih baik dari itu kalo nggak ada hal hal galau kayak kemaren.

titik sadar gue pas tanggal 31, ulang tahun ke-17, apa sih rasanya ditangisin dihari pertama lu berumur 17 tahun, sama orang yang bener bener lu harepin buat ngasih sesuatu yang indah pada hari itu? biar gue deskripsiin dengan satu kata ya, ngenes. lu berharap dia membuat sesuatu yang surprise, tapi malah memberikan air mata, bukan salah satu yang bahagia, ini bener bener air mata yang nyakitin. tapi ya namnya hidup, masalah nggak akan pernah milih kondisi atau tanggal yang tepat, jadi lu yang harus menggenapkan hati buat nerimanya, walaupun dadakan. setelah saat itu gue janji sama diri sendiri nggak bakal jadi gadis yang selemah kemarin, secengeng kemarin, sebodoh kemarin, dan sengarep kemarin. sampe sekarang pun menurut gue akhir dari masalah itu nggak terlalu bagus, komunikasi verbal nggak pernah, padahal kondisi menempatkan kita bertiga di satu area yang sangat amat dekat, jadi jelas nggak bisa menghindar dari sedikit kontak yang terkadang nggak sengaja. tapi ya namanya begini, yaudah gue jalani aja, selama nggak ada yang perlu diomongin lebih baik kita sama sama diam, mereka berdua dengan mereka, dan gue dengan teman teman yang lainnya. indah sih nggak, tapi gue rasa untuk saat ini itu jalan yang terbaik.

tapi setelah apa yang kemarin terlewati, jujur gue nggak pernah nyesel sama semua tindakan gue yang membuat semua ini terjadi, gue mikirn itu secara matang dengan segala konsekuensinya, tapi yang nggak gue tau adalah ternyata rasanya bakal sesakit itu. ada untungnya juga, mungkin sewaktu waktu gue bisa cerita ke generasi gue, kalo pacaran yang terlalu serius di masa muda memang nggak bagus. malahan pernah loh kepikiran dalem otak gue, seandainya gue nanti punya anak, gue akan ngomong kedia, kamu boleh pacaran pas abg, tapi jangan terlalu serius, kalo serius konsekuensinya nikah, kalo nggak kayak gitu mending nggak usah, maen maen aja, ahahahha obsesi jadi emak emak yang agak gaul. terus udah gitu kalo dia nggak yakin gue bisa kasih buktinya sendiri ke dia, bukti otentik yaitu cerita emaknya pas abg yang kayak gini. biar dia nggak ada alasan buat coba coba, seperti yang gue lakukan. gue tipe orang yang nggak mau terima larangan kalo alasannya nggak bisa meyakinkan hati, selama gue belum tau ya gue lakuin sampe akhirnya gue nemuin sendiri kenapa hal ini atau itu dilarang, ngerasain sendiri, yah sederhananya sih logis lah, karna itu, pada saat ortu gue ngelarang pacaran tanpa bukti bukti yang kuat, atau cerita contohnya, maka terjadilah hal kayak kemaren. dan akhirnya gue ngerasain sendiri, dan sialnya nggak enak, hauahahha. tapi namanya pelajaran, gue nggak nyesel kok, ciiyus.

sekarang gue agak menutup mata sama hal hal yang kayak gitu, paling gue bawa kembali saat memang ada orang yang ngungkit, seperti contohnya temen cowok gue diatas yang kata katanya gue kutip diawal. karna dia sedang sharing akhirnya gue share juga cerita gue sebagai perbandingan, sampe dia ngomong kayak gitu, yang intinya omongan cowok tuh kebanyakan gombal jadi jangan dipercaya, pengakuan dari species cowoknya sendiri loh ini, jadi masih mau digombalin? hahahha. walaupun setelah itu dia masih memuji dirinya sendiri "tapi kalo gue seandainya sampe janji kayak gitu sih pasti gue tepatin, malu sama akte terlahir cowo". lucunya, saking ceplas ceplosnya, dia ngomong "yaudah sih, tagih aja janjinya". dan setelah gue fikir fikir, itu salah satu hal yang nggak sanggup gue lakukan. gue sudah cukup menerima kenyataan, mereka dengan kehidupannya, dan gue dengan segala mimpi mimpi gue. kalo boleh jujur sebenernya luka yang kemaren juga belum sembuh sembuh bener, tapi sekarang ada hal yang lebih penting dari itu yang harus dipikirin, jadi ya simbiosis mutualisme gitu lah saling mengalihkan, hauahahha.

jadi pesen gue di akhir buat kalian, jangan terlalu percaya dan naif sama orang lain, kalo nggak kalian yang akan sakit pada akhirnya. masa muda itu singkat, jangan dihabiskan dengan hal hal yang cuma gara gara dorongan hormon pubertas aja, ketertarikan. karna akhirnya, ketika perasaan masuk, logika keluar, dan kalian kehilangan akal buat ngelakuin hal hal yang seharusnya lebih penting dari sekedar ngurusin perasaan yang seringanya cuma bikin sakit dan bingung. udah ah, gue mau fight lagi nih, sekian ya buat malam ini, have a good night and wish you have a nice day ahead, wohohoho, dadaaaaaaaaaaaaah!!! :*



assalamualaikuuuuuum!! waaah ditengah tengah berantem sama buku babon (re:buku latihan un) gue sempatkan untuk sedikit ngeshare lagu yang baru gue temukan. satu kata buat lagu ini, ngena. especially for me. yah walaupun sebenernya ngena nggaknya lagu tergantung kondisi lu saat denger lagu itu, bahkan pada kasus gue pernah, saking mellownya lagu beyonce yang "best thing i never had" aja tiba tiba bisa jadi galau abis. cuma gara gara gue merasa miris ngedengerin lagu tentang "punya seseorang" saat gue lagi jones gela, huahhahahha itu memalukan. serba salah emang kalo lagi ngeblue, ckck. tapi kalo boleh saran sih, biasanya kalo udah kayak gitu gue langsung setel lagu yang enak buat teriak teriak, kalo ada sansak nah itu malah ngedukung banget, teriak joget joget tijel di depan kaca, bayangin muka blosonya dia ada di depan lu saat itu dan teriak "i will give you HEEELLLLLL!!!!" itu ngebantu abis. walaupun biasanya mama langsung lempar piring dengan destinasi ke kamar gue -,- 

so ini lagunya, dari the script. judulnya "Long Gone and Moved On" duh dari judul saja sudah menusuk bukan, hauauauha, ngerti kan kenapa gue bilang ngena -,-

LONG GONE AND MOVED ON

When's the day you start again
And when the hell does you'll get over it begin
I'm looking hard in the mirror
But I don't fit my skin
It's too much to take
It's too hard to break me
From the cell I'm in

Oh from this moment on
I'm changing the way I feel yeah
From this moment on
It's time to get real

Cause I still don't know how to act
Don't know what to say
Still wear the scars like it was yesterday
But you're long gone and moved on
But you're long gone
But I still don't know where to start, still finding my way
Still talk about you like it was yesterday
But you're long gone and moved on
But you're long gone, you moved on

So how'd you pick the pieces up yeah
I'm barely used to saying me instead of us
The elephant in the room keeps scaring off the guests
It gets under my skin to see you with him
And it's not me that you're with

Oh from this moment on
I'm changing the way I feel yeah
From this moment on
It's time to get real

Cause I still don't know how to act
Don't know what to say
Still wear the scars like it was yesterday
But you're long gone and moved on
But you're long gone
But I still don't know where to start, still finding my way
Still talk about you like it was yesterday
But you're long gone and moved on
But you're long gone, you moved on

No I can't keep thinking that you're coming back
No
Cause I got no business knowing where you're at
No
And it's gonna be hard yeah
Cause I have to wanna heal yeah
And it's gonna be hard yeah
The way I feel that I have to get real

I still don't know how to act
Don't know what to say
Still wear the scars like it was yesterday
But you're long gone and moved on
But you're long gone
But I still don't know where to start, still finding my way
Still talk about you like it was yesterday
But you're long gone and moved on
But you're long gone, you moved on

But you're long gone, you moved on
Eh eh, oh oh
eh eh, oh oh
But you're long gone, you moved on


the script is definitely the best with this kind of blue music, hahahaha


Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

Introverts in disguise. Read keeps me sane, write keeps me awake. Both of them entwined makes me alive.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Panjang Umur Wanita
  • replacement
  • susu jahe hangat
  • mei

Categories

  • Reviews
  • Stories
  • Unsend Letters

Advertisement

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • ▼  2025 (4)
    • ▼  Juni (2)
      • hari jumat
      • nekattt
    • ►  April (2)
  • ►  2023 (4)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
  • ►  2022 (1)
    • ►  Mei (1)
  • ►  2021 (15)
    • ►  November (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (3)
  • ►  2020 (46)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (8)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (28)
    • ►  Desember (11)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (9)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (21)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2017 (62)
    • ►  November (1)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (15)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2016 (55)
    • ►  Desember (8)
    • ►  November (12)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2015 (26)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2014 (48)
    • ►  Desember (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (6)
  • ►  2013 (52)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (11)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2012 (68)
    • ►  Desember (23)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (13)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2011 (13)
    • ►  Desember (13)

Pengikut

Oddthemes

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates