cheer up yo!

its not my time... its theirs. and i do happy for them.

assalamualaikuuuuum kaliaaaaaaaan. hehe, udah lama gue nggak cuap cuap ngalor ngidul disini. gue kangen banget sih sebenernya, tapi apa dayaaaaaa, gue masih dalam perjuangan menuju kampus impian. dan tepat kemarin adalah hari penentuannya. dari kata kata diatas mungkin kalian tau hasilnya kayak gimana, yep! gue nggak lulus sbmptn, hehe. dan dari temen temen gue, bisa dibilang, cuma gue yang nggak dapet.

its hurts actually, yet happy at the same time. i am happy for them, they get what they want, what they needed. thats what Allah always gave to us. dan masalahnya adalah, gue, agak, sedikit, tidak, menerima. berat emang, bukan masalah universitas atau titelnya, tapi ya ketika lu sudah mengorbankan beberapa hal, dan nggak dapet payback yang diharapkan, pasti kecewa. itu yang gue rasakan kemarin. rasanya tuh ya, segala perjuangan gue, yang ngerjain buku segede gede gaban, pulang malem, konsul setiap hari, sampe dijabanin tes nggak di kota tercintah, itu semua wasted. percuma, kayak nggak ada gunanya, karna pada akhirnya gue bakal di swasta swasta juga, yang nggak perlu usaha yang sebesar itu untuk jadi mahasiswa disana. dan terlebih lagi adalah, ngecewain orang tua. mereka udah keluar duit yang nggak sedikit untuk akomodasi gue wira wiri sana sini, belum segala pembayaran swasta yang ditempatkan di bangku cadangan. rasanya jadi dobel dobel.

nangis? oh jelas. bukan gue kalo nggak sensitif soal pengorbanan, well, mungkin manusia kebanyakan pun seperti itu. sebenernya gue sudah menyiapkan diri, sehari sebelum hari pengumuman doanya udah ganti dong bos, dari minta yang dikasih terbaik jadi, minta diberi kekuatan atas segala keputusan yang esok akan Ia tetapkan. yaaaa minta kekuatan gitu lah intinya, direndahkan hatinya kalo keterima, dan dilapangkan dadanya jika yang terburuk datang. dan ternyata, when it comes the worst, i lose my self control in an instant. hal yang pertama gue katakan sama nyokap adalah "maaf ma, aku nggak lulus, lagi. maaf maaaf banget", and the soap opera start to roll.

sejujurnya semua luapan emosi itu wajar, sangaaaat wajar. istilahnya gini, dalam judi, sakitan mana yang kalah taruhan seribu perak, sama 10 juta?. dan sialnya, ini bukan lagi soal uang. lebih dari itu, ada waktu, harapan, mimpi, dan pada beberapa orang masa depan. get state university they said, you will get success instead. agak kurang setuju sih, tapi untuk poin sekolah dapat merubah masa depan atau garis hidup, gue setuju. yah tinggalkan itu sejenak. intinya,yep! im definitely fallin into pieces. at that time. terlebih lagi nggak selesai sampai situ, beberapa hari setelahnya pun, gue belum mendapat kabar baik. gue gagal tes um undip. faktanya kali ini, gue bukan kalah soal kapasitas otak, tapi keteledoran, a little important piece. gue lupa nulis kode soal, dan itu kesalahan yang nggak bisa ditolerir sama sekali. sebegitu pentingnya untuk kita memperhatikan setiap detail penting. hal yang gue kurang, i just dont put extra attention for every details. dan hal itu bener bener jadi pelajaran di masa depan. setelah itu gue berjanji dalam hidup gue untuk memperhatikan setiap hal terkecil dalam hidup, bahkan ketika orang lain nggak aware soal itu. and then life must go on....

jumlah teman teman yang jadi teman seperjuangan untuk mendapatkan ptn makin sedikit seiring keluarnya beberapa pengumuman ujian mandiri. dan fakta bahwa gue belum dapet ptn manapun, cukup membuat down. rasanya sendirian. dan ternyata pada saat itu, gue tau, mana yang benar benar perhatian, dan mana yang sekedar pemuasan rasa ke"ingin tahu"an. it really is saddening. tapi ya, Tuhan menciptakan berbagai situasi dengan proporsi yang sempurna. tergantung kacamata apa yang kita pakai untuk melihatnya.

tapi akhirnya gue sadar, dulu gue pernah berdoa sama Tuhan. sekarang, gue akan mengusahakan segala apa yang bsa gue usahakan untuk mencapai impian gue, tapi kalau memang Allah emang berkata tidak, maka ya, gue terima. dulu berdoa seperti itu terasa mudah, gue nggak bakal nyangka kalau ketika kita telah berusaha dan tidak mendapatkan apa yg diharapkan itu rasanya bakal sesakit ini. sorry to say, ikhlas is hard enough for me. move on kali ini lebih susah :"". Allah seperti mau menunjukkan ke gue "mana kata kata lu dulu? yg bilang mau menggantungkan sepenuhnya sama gue?" jleb. dan gue tersadar, kali ini, gue benar benar mempertaruhkan semuanya sama Tuhan, jadi ya konsekuensinya adalah, gue harus menerima segaa keputusan yang telah Dia tetapkan. maka gue menerima. kali ini dengan lapang dada dan ikhlas hati.

positifnya adalah, hidup jadi terasa ringan, jerawat gue mulai perlahan mengundurkan diri dari muka. haahaha. terkadang kita emang nggak bisa terima apa yang Tuhan mau, apa yang Ia tetapkan, tapi suatu hari, kita akan mengerti, kenapa. alasannya.


1 comments

  1. gatau kenapa, tapi sedih aja baca ini. we with you dit! lo udah dapet yang terbaik. lagipula jalan sukses orang berbeda kan? anw, kangen deh sama lo!

    BalasHapus