Hellonjo!

Soal cerita melelahkan juga banyak hal - hal yang menyenangkan.


aku kembali kesana, ke tempat kita, dimana memori tersimpan. memori panjang, dengan segala tangisan, dan candaan yang kita ingat, atau harus ku sebut aku, tak kan lagi ada kita. kulihat kau berjalan dengan lambaian jiwa penuh kemenangan. tak lagi tersisa jejak awan kelabu yang dahulu kutinggalkan. kutinggalkan karna kemenangan logika atas perasaan indah, sakit. yang saat ini sedang tertawa atas kebodohan pemiliknya seraya berkata "itu karna kau membuang aku, perasaanmu, hatimu". 

ketika ku berdiri disini, hanya tersisa kata kata yang tak terucap, tersimpan dalam hati dan dicerna logika, apakah benar atau salah. walaupun ku tau, tak butuh 1000 tahun untuk sampai kepadamu, tapi apa kekuatan perasaan dibanding logika bagi gadis seperti aku, sok pintar dengan menuhankan logika dan berpura pura menghiraukanmu. walaupun dahulu masih tersisa sedikit serat benang halus kita, yang bisa ku rajut kembali, tapi ini masalah masa lalu, bukan saat ini, detik detik dihadapanku. waktu yang membentang, yang belum ku tau dimana ujungnya, paling tidak hanya untuk mengintip bagaimana akhir kisah ini. 

jarak kita tak sejauh kisaran kisaran itu. benar benar tak sejauh itu. tapi kita terpisah, terpisah?. kalau munurutmu definisi terpisah adalah tak saling berbicara ataupun tersenyum walaupun hanya dibatasi oleh beberapa bangku usang , maka ya, itu adalah terpisah. kita hanya tak berbicara, walaupun aku masih dapat mendengarmu. tertawa, canda, walaupun ku tau, itu bukan untukku. ada tirai tak terlihat diantara kita, kau adalah pemain operanya dan aku diikat dibangku paling depan, memalingkan wajah, karna tak suka apa yang ada disana, such a hellish situation. 

aku berlari dengan jarak paling jauh, dan teringat beberapa kata yang kuucapkan saat itu, "i cant give you anything, and i'm afraid you arent tough enough if something happen with us" aku keliru. ternyata hati ini yang tak cukup kuat, tak cukup kuat untuk menghadapi badai kehilangan sendirian.tapi apa yang bisa ku lakukan? terkadang kau hanya sanggup untuk berjalan terus, sekalipun jalan didepan dipenuhi kerikil kecil yang dengan perlahan menusuk telapak kaki, melukainya, lagi dan lagi, tak ada jalan lain, tak ada kata mundur. 

maka inilah pengembalian terakhir. kembali dengan hati yang dahulu kita rawat dan kita tinggalkan, hati yang usang dan penuh robekan dimana mana, hati yang hanya mempunyai sisa sisa nafas terakhir. walaupun begitu aku tak akan meninggalkannya disini sendirian. aku akan menemaninya sampai hati ini akhirnya memilih untuk hancur dan melupakan segala yang terjadi. sampai saat itu datang permintaanku hanya satu, senyumanmu ketika kau melewati jalan ini dengan dagu tegak dan kepercayaan diri penuh, walaupun tak menjadi senyuman yang sehangat dulu. 

and i vow, this is the last tears for that heart.

                                                                                                                                                    -L-


assalamualaikuuuum!!!! pagi semuaaaa!!! gila ini gila, udah lama gue nggak nulis disini dan rasanya kayak "a thousaaaaaand years"nya christina perri. ada banyak yang terjadi akhir akhir ini, kadang  gue males, kadang gue bahagia, kadang gue sedih, sehingga sulit untuk mengekspresikannya dengan suatu tata bahasa. kebayang kan, perasaan itu sesuatu yang kompleks dan abstrak, tapi kenapa begitu mempengaruhi kehidupan manusia, dan itu jelas sesuatu yang diluar intelejensia gue *hammer pleaseee. 

the next issue is, i will be heading to salatiga at 1 pm, 7 hour left from noooowww!! and i havent packed anything yet, dan terdampar disini lagi, didepan komputer, brain storming draft yang udah lama nganggur dan nggak selesai selesai, duh gue rela deh dikasih plakat procrastinator sejati. tapi emang susah loh, gue punya monster didalam diri yang namanya moody, ddia itu gede, berbulu, warnanya ijo kayak rawit busuk, dan dia bauuu, kok jadi kayak hulk pake obat penumbuh rambut ya -_______-. yah pokoknya begitu deh, dan dia membuat gue sulit untuk mengerjakan sesuatu. kadang ketika gue merasa harus nulis, feelnya nggak dapet, dan muncullah si moody. jadi maaf banget yaaa buat readers gue. 

so here we gooo!! ini lanjutan cerita yang kemaren, dan ini masih dibilang baru pemanasan, entah kenapa gue baru dapet feelnya pas hari hari subuh gini, nggak kebayang kalo sekolah harus betapa repotnya nurutin mood begini -____-. maaf kalo bener bener one event at time, huehehe. yah pokoknya enjoy yaaa! 
J
Sudah beberapa hari ini, ada semacam kedekatan tak terlihat yang canggung dan terasa sampai ke nadi terdalamku. Kedekatan? aku mulai meragukan definisi dari kata ‘kedekatan’. kalau itu adalah apa yang kau maksud dengan sekali jabatan tangan dan mengobrol sampai berjam jam tentang novel, ya! Itu kedekatan. dan semuanya terjadi mengikuti takdir, dating bertumbukan dan terpental ke berbagai arah. Dan aku disini, lagi, seperti biasa sendirian, menunggu sesuatu dating untuk bertumbuk dan terpental, hancur, sampai semuanya menghilang, karena ku tau, percakapan kemarin setidaknya akan  mengubah kami. Terutama cara berfikir ku yang akhir akhir ini melewati batas terjauh alam sadar. Dan aku mengakui bahwa aku jatuh. Jatuh kedalam jurang tak terlihat, yang mungkin tak akan ada ranting pohon ditengah yang siap ku jadikan pegangan untuk setidaknya menyelamatkan kewarasan, dan anehnya aku bahagia. Ia jauh diluar ekspetasi, aku tak mengira ternyata ia lebih dari apa yang terlihat, ia bukan hanya sekedar remaja abad 20an dengan segala macam kemewahan dan glamor kehidupan kaum urban. Ia apa yang kusebut dengan hampir sempurna, aku tau apa yang kau pikirkan, aku setengah gila dan berlebihan dimakan cinta, tetapi siapa yang berani mendebatkan sesuatu yang bahkan kau tak sedang berada disana, merasakannya, dan menjadi pelaku didalamnya yang terbang jauh keatas awang awang perasaan. Indah? Ya, itu indah. Mungkin bagiku semuanya akan indah, sekalipun beberapa menit setelah ini aku akan mendapat setumpuk masalah sebagai bayaran karna terlalu bahagia, aku rela.

Setelah kemarin, kami berjanji untuk bertemu kembali disini, bertukar pikiran tentang segala sesuatu yang terlihat tidak penting, atau memang tak penting lagi?. Tetapi kali ini ada yang berbeda, novelku tak lagi ada disamping, tergeletak rapi ketika tidak sedang dibaca. Hari ini aku tak membawanya, ada seseorang yang berkata aku lebih baik tanpa mereka, karna kau bisa mendapat lebih dari itu, lebih dari sekedar barang yang hanya dapat menampung monologmu sepanjang hari, mendengarkan, bisu, tanpa dapat memberi sepatah atau dua patah kata menenangkan atau sampai membuatmu sakit perut karna tertawa terpingkal pingkal. Dan bagai kerbau dicucuk hidungnya aku menurutinya, dengan malu malu dan diam. Separuh diriku berkata, ia benar. atau mungkin apa yang dikatakan orang orang benar, bahwa perasaan dapat memanipulasi otakmu menjadi benar dan benar bukan lagi benar dan salah, sekalipun itu menggelikan dan terdengar bodoh.
Setelah beberapa menit menunggu disana, ketegangan mulai naik kedalam sendi sendi leherku, aku khawatir, apakah ini hanya bagian dari triknya saja, permainan anak anak seperti mereka yang dengan mudahnya mempermainkan perasaan golongan kebalikan. Itu jahat, terdengar seperti sinetron, tetapi kuharap aku salah. Dan jika benar, aku bisa apa? Toh aku hanya apa yang mereka sebut dengan golongan kebalikan. Aku tak tenar, aku tak pandai merangkai kata agar semua keputusan berada di ujung jariku, hanya ada beberapa orang yang mengenal nama anna jane disini, tidak seperti semua orang yang mengenal callo cross. Dia, mereka, aku, berbeda. Semua pikiran pikiran itu menyita otakku dan membuat kaki ini sedikit bergerak, bersiap mengambil langkah pergi dengan goresan panjang kecewa di hati, untuk yang kesekian kalinya, tetapi terhenti di 5 detik pertama ketika suara itu terdengar
“jane! Mau kemana? Gue baru aja nyampe”

C
Ditengah sekumpulan anak muda ia berdiri disana, secara jelas bahwa ialah pusat dari segala perhatian, seperti matahari dan segala asteroidnya. Ditengah tawa hanya ia yang terlihat gelisah, tak sanggup menyembunyikan kekhawatiran, sampai ia menyerah dan pergi. Berlari sampai kekapasitas maksimal otot kaki. Ia tak sendirian, isabelle mengikuti setiap derap langkah kaki, berteriak memangil namanya, sampai ia berhenti.
“callo! Mau kemana?”
“gue ada janji, lu ngapain ikut sih?”
“gue…… gue Cuma pengen kenal lo lebih jauh”
Ia terlihat bingung, melihat air muka seorang gadis yang terlalu takut, takut untuk kecewa karna mengambil langkah yang terlalu jauh.
“yaudahlah”
Dengan menerbitkan sedikit senyuman gadis berambut panjang itu berusaha mengimbangi setiap langkah disampingnya dengan terburu buru.
“kita mau kemana cal?”
“kalo gue bilang nggak tau, lu bakal heran nggak?”
“hahaha kamu jangan ngelucu gitu dong, aku serius”
“gue lebih serius dan gue nggak ngelucu”
“oke”
“sebenernya ini privat dan nggak ada hubungannya sama lo, dan kenapa lo masih mau ikut”
Gadis itu hanya membalas dengan senyuman. Dan didalamnya ada suara yang berkata “karna gue suka lo”

Mereka berdua berjalan beriringan, pasangan yang sempurna bukan, ketika ada murid yang berjalan disamping mereka berbisik. Jelas tidak dapat dipadankan dengan gadis berkacamata yang sedang menunggu dan melihat pasangan itu dengan mata nanar. Embun mulai terlihat di sisi tipis kacamatanya, menandakan bahwa air mata itu terbit. Lagi. Dan untuk yang kesekian kali. Akhirnya ia beranjak pergi, mencari tempat lain dimana yang ada hanya dirinya, hanya untuk sekedar menghapus embun siang, embun kekecewaan. 
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

Introverts in disguise. Read keeps me sane, write keeps me awake. Both of them entwined makes me alive.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Panjang Umur Wanita
  • replacement
  • susu jahe hangat
  • mei

Categories

  • Reviews
  • Stories
  • Unsend Letters

Advertisement

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • ►  2025 (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (2)
  • ►  2023 (4)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (2)
  • ►  2022 (1)
    • ►  Mei (1)
  • ►  2021 (15)
    • ►  November (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (4)
    • ►  April (3)
  • ►  2020 (46)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (8)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (28)
    • ►  Desember (11)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (9)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (21)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2017 (62)
    • ►  November (1)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (15)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2016 (55)
    • ►  Desember (8)
    • ►  November (12)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (4)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2015 (26)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2014 (48)
    • ►  Desember (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (6)
  • ►  2013 (52)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (7)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (11)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (8)
  • ▼  2012 (68)
    • ►  Desember (23)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (13)
    • ►  September (4)
    • ▼  Agustus (2)
      • The unspelled
      • till the end - part two
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2011 (13)
    • ►  Desember (13)

Pengikut

Oddthemes

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates